Sesampainya di rumah, Mila langsung berlari menuju kamarnya di lantai dua.
Mami Jane hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya yang tampak berbeda, meskipun Ia tahu hati anaknya sedang tidak baik-baik saja.
Sepanjang perjalanan Mila hanya diam, meskipun tampak baik-baik saja. Sorot mata Mila berbeda.
Sedangkan di kamarnya, Mila langsung mengunci pintu kamar dan menyerang teddy bear-nya di sudut kamar.
Kasian, teddy bear-nya Ia jadikan sasaran amarah. Ia berkali-kali memukul boneka besar tersebut sambil menangis.
Air matanya sudah banyak yang turun, Ia menumpahkan segala macam rasa dalam hatinya.
Mungkin kali ini Ia baru sadar, atau Ia baru mengakui perasaannya.
Pukulannya berhenti, sekarang Ia memeluk teddy bear-nya dan terduduk di lantai kamar.
Mila menangis tanpa suara, Ia tenggelamkan wajahnya di kepala bonekanya.
Puas menangis dan memeluk bonekanya, Mila berdiri. Ia berjalan menuju lemari. Dibukanya dua pintu lemari putihnya, Mila menatap bunga-bunga mawar layu yang ia taruh di beberapa vas bunga.
Mawar dari Kevin tidak Ia buang, tapi Ia kumpulkan dan sembunyikan di dalam lemari.
Ia letakkan di dalam vas bunga dengan isi 20 tangkai setiap vasnya.
Ada 7 vas di sana, meskipun 1 vas tidak berisi penuh 20 bunga. Jika dihitung ada 123 mawar putih.
"Cintaku selamanya hanya untukmu seorang," ucap Mila pelan.
Mawar putih berarti ketulusan, dan jumlahnya mempunyai arti seperti yang diucapkan Mila.
Air matanya kembali mengalir.
"Omong kosong"
Mila tertawa pelan,"seharusnya gue ga pernah percaya sama lo Vin"
Kedua tangannya mengepal, amarahnya kembali menyeruak. Hatinya sangat sakit.
****
Mila berjalan dengan gontai menuju ruangannya di lantai 3, baru kali ini Mila tidak semangat bekerja.
Mila menyapa teman-temannya dengan nada yang tidak bersemangat. Kacamata yang biasanya hanya dipakai saat bekerja, sudah Ia kenakan dari rumah.
Mila cuma mau nutupi mata sembabnya.
"Lemes amat bu?" tanya Ichel yang baru saja datang dan mendengar sapaan Mila yang tidak bersemangat, senyum aja keliatan ga ikhlas.
Mila hanya mengangguk.
"Ada masalah?" tanya Ichel saat mendekatkan kursinya ke meja Mila.
Mila hanya mengangguk.
"Ada apa?"
Mila menoleh, tatapan Mila ke Ichel terlihat sangat sendu.
Tiba-tiba Mila menangis, Ichel bingung.
"Duh, Mil. Kok lo nangis sih. Mil. Aduh," Ichel bingung harus berbuat apa.
Apalagi teman-teman kantornya memandang keduanya bingung.
.
.
.
Mila meletakkan cangkir coklat panasnya di meja pantry kantor. Ichel menatap Mila khawatir, setelah mendengar curhatan Mila tentang Kevin yang dipanggil sama perempuan bernama Debby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable
FanfictionKevin belum move on dari Mila. Mereka udah putus dua tahun yang lalu, Kevin belum bisa ngelupain Mila. Mila tidak bisa melupakan kesalahan Kevin, menyimpan sakit hatinya dan menutup rapat pintu hati buat Kevin Kevin pengennya balikan, Mila-nya ogah...