7. Pesaing?

2.5K 185 10
                                    

Malam ini Mila duduk di cafe sendirian. Sambil mendengarkan suara merdu penyanyi di panggung kecil, Ia menikmati jus strawberrynya.

Tepuk tangan terdengar setelah penyanyi laki-laki itu menyelesaikan lagunya.

"Hay Mil" sapa Adi setelah turun dari panggung.

Mila tersenyum, mempersilakan Adi duduk di depannya.

"Lo galau?" tanya Adi, melihat tampang kusut Mila sudah bisa ditebak Mila lagi galau.

"Kepikiran sama omongan gue tadi siang?"

Mila hanya tersenyum tipis. Tapi itu sudah menjawab semuanya.

"Lo ga salah kalo lo udah ga mau balikan"

Mila hanya menatap cangkir kopinya.

"Tapi kalo inget cerita Ichel. Gue jadi bingung Mil"

"Bingung kenapa?"

"ga peduli cewenya uda nolak masih dikejer, itu gigih apa ga tau diri" Adi berusaha ngelawak.

Mila tertawa pelan.

"Mungkin kalo lo punya pacar, mantan lo bakal mundur"

Mila mengangguk,"ya kalo gue punya cowo Di"

"Kenapa? Lo belum bisa buka hati?" tanya Adi hati-hati.

Mila menggeleng,"cowonya yang ga ada"

Kemudian Mila dan Adi tertawa.

"Kasian banget, cantik-cantik g ada yg ngisi" ejek Adi.

"Sialan lo" Mila memukul bahu Adi pelan.

.

.

.

"Makasih ya Di," ucap Mila setelah turun dari motor Adi. Mila yang tadinya membawa tas gitar milik Adi lalu memberikan pada Adi.

"Sama-sama, thanks juga ya udah mau nonton gue"

Mila mengangguk.

"Yaudah gue cabut ya Mil"

Mila mengangguk lalu melambaikan tangannya sampai Adi tidak keliatan.

Mila kemudian masuk ke dalam rumah setelah dibukakan pintu oleh Mbo Siti.

Mila sempat ke dapur untuk ambil minum sebelum ke kamarnya di lantai dua.

"Mba Mila ini tadi mbo nemuin bunga di meja depan rumah"

Mbo Siti menyerahkan setangkai mawar putih kemudian berlalu setelah Mila menerimanya.

Tidak ada surat, tapi Mila tau bunga itu dari Kevin.

Mila menghela nafas, sepertinya memang Kevin ga akan nyerah buat dapetin dia.

Dan Mila lebih memilih acuh sekarang.

****

Mila baru saja sampai di kantor menyusul kemudian Adi di belakangnya.

Keduanya menuju ruangan di lantai 3 dengan berbincang-bincang.

"Ceilah akrab banget," tiba-tiba Ricky bersuara setelah keluar dari ruang redaksi dan berpapasan dengan keduanya.

"Apaan sih," Mila kemudian masuk ke dalam ruang redaksi, sedangkan Adi langsung masuk ruang reporter.

Ricky hanya plonga plongo.

Unstoppable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang