Kubuka perlahan mataku, rasa sakit yang tak dapat ku tahan disekitar kepalaku.
Aku mencoba memperhatikan ke sekelilingku. Semuanya tampak putih.
Apakah aku mati? Pikirku sejenak.
Aku berusaha mengingat apa yang sudah terjadi padaku. Dan ketika aku mencoba untuk mengingatnya, kepalaku mulai mengeluarkan rasa sakit yang teramat sangat. Kusentuh kepalaku dengan tangan kananku. Dapat kurasakan tebalnya balutan perban yang menutupi kepalaku.
Apa yang sudah terjadi padaku?
Satu hal yang tak pernah kulupakan adalah nenek! Dimana beliau? Aku harus mencarinya!
Berusaha ku angkat punggungku dari sebuah kasur mini berwarna putih tempatku berbaring. Kini aku tau, bahwa sekarang aku berada di rumah sakit!
Kulihat selang impus yang menjalar memasuki pergelangan tangan kiriku. Aku mencoba untuk melepaskannya. Dan dengan cepat selang itu terlempar diatas lantai. Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk memulai langkah kaki ku. Kubuka pintu besi yang sangat putih, lalu aku memperhatikan keadaan di sekitar luar ruangan.
Terdapat banyak sekali wanita berseragam putih melewatiku. Bukan hanya wanita saja, lelaki pun berseragam putih. Dan kini seorang lelaki berseragam putih lengkap dengan stetoskop yang mengalungi lehernya tak jauh dari ruanganku. Mungkin sekitar 50 meter dariku. Ia datang menghampiriku.
Juka aku mau, bisa saja saat ini aku kabur dari jangkauan lelaki itu. Tapi entah kenapa, kakiku tak ingin mematuhi kehendakku. Jadi aku tetap diam terpaku melihat lelaki itu datang menghampiriku.
"Anda pasien yang bernama Adelia?", tanya lelaki itu kepadaku sambil menatapku dari bawah keatas.
" Ah iya. Anda dokter di rumah sakit ini?", tanyaku balik kepadanya.
"Benar. Anda sudah merasa baikan? Kenapa anda keluar dari ruangan anda?"
"Ah, itu karena saya ingin mencari nenek saya. Apakah anda tau dimana nenek saya dirawat? Dan juga apa dokter tau kenapa saya bisa dirawat di rumah sakit ini?", tanya ku penasaran.
"Jadi anda belum bisa mengingat kecelakaan yang menimpa anda ? Mungkin Anda sudah disini sekitar 15 menit yang lalu.", sahut dokter itu. Kini dia tampak ragu untuk melanjutkan obrolannya. " Kupikir itu karena otakkmu terbentur sangat keras ketika kecelakaan berlangsung, itu membuatmu hilang ingatan pada hal hal tertentu untuk sementara.", lanjut dokter itu.
Ia terdiam sesaat. "Dan juga nenekmu sekarang..", lanjutnya lagi. Namun kini aku dapat melihat wajahnya tampak seperti mengekspresikan rasa bersalah kepadaku.
" Nenek ku kenapa dok? Dia baik baik saja kan?", tanyaku penasaran.
"Mm kami mohon maaf Adelia. Kami sudah berusaha semampu kami untuk menyelamatkan nyawa nya, tapi beliau tidak dapat mempertahankan hidupnya. Jadi kami.. Mohon ma--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery 1
Mystery / ThrillerSebelas orang remaja SMA yang terjebak dalam kasus yang mengerikan di sekolah mereka. Mereka semua dipertemukan dalam kegiatan MOS, namun ketika mereka bersatu, seseorang menunggu dan bersiap untuk menghancurkan mereka. Siapa dia? Apa masalahnya? ...