Begitu indah pemandangan di depan TU hari ini.
"Kenapa melamun?", tanyaku yang langsung mengejutkannya.
Ia tersentak lalu buru-buru tersenyum. Manis. "Ahh Angga, ini gue, eh maksudku, aku—"
"Pftt, nggak apa apa kok. Bicara informal aja, kita kan temen", tawaku renyah seraya memotong pembicaraannya.
"Mm, oke. Gue lagi ngawasin pegawai TU.", jawabnya singkat.
"Ngapain ngawasin pegawai TU? Kurang kerjaan ya? Mending ngeliatin aku.." godaku dengan cengiran lebar.
"Ppfft..", kini gilirannya tertawa. "Jangan bilang lo suka sama gue.", sambungnya seraya menyenggolku dengan sikunya.
"Mmm, kalau aku memang suka sama lo, gimana dong?", kataku tanpa sadar sambil menatapnya. Astaga aku benar benar konyol sekali. Kenapa aku menjawab seperti itu?.
"Yaa, nn-nggak gimana gimana kok. Itu kan hak elo!" Tanpa melihat pun, aku tahu wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Dia langsung berbalik dan buru-buru mengalihkan pandangannya.
"Ehm, ehm.."
Terdengar sangat dekat di daun telingaku. Aku dan Novi langsung menoleh. Kulihat seorang wanita dengan kemeja putih dan rok hitam yang menutupinya sampai lutut.
"Kalian bukannya peserta MOS? Untuk apa kalian disini?", tanya nya dengan melototi kami.
"Iitu, gini bu..", jawabku gagap. Aku memandangi Novi, berharap dia bisa memberikan alasan yang bagus.
"Kita lagi nganterin temen untuk menaruh berkas yang belum dikumpulkan bu..", jawab Novi dengan tenang. Ya ampun, wanita ini memang spesial banget. Dia langsung memandangiku. Mengisyaratkan untuk membantunya.
"Iya bu, bener yang dikatakan Novi..", jawabku seadanya. Yah bisa dibilang saat ini otakku buntu.
Kulihat tampang wanita itu mengernyitkan dahi meragukan perkataan kami.
"Bantu gue buat nahan ibu ini sebentar, kalau nggak kita bisa dihukum!", bisik Novi.
"Siapa nama teman kalian?", tanya nya lagi kepada kami.
"Adelia-""Dayu-", jawab kami serempak namun dengan jawaban berbeda.
"Eh Dayu bu—""Adelia bu—", lagi lagi kami menjawabnya dengan nama yang berbeda. Kami saling memandang satu sama lain dengan tatapan ragu.
"Jadi.. Siapa sebenarnya teman kalian?", bentak wanita itu kepada kami. "Kalian baru sekolah disini sudah pandai berbohong ya!"
"Kami tidak berbohong bu.. teman kami memang dua orang orang. Adelia dan Dayu", sahut Novi lagi dengan tenang.
"Saya masih tidak percaya! Lebih baik saya periksa sendiri.", bentaknya. Dengan wajah seperti vampir yang haus darah, wanita itu langsung melewati kami dan membuka pintu ruangan itu dengan cepat. Namun ternyata pagawai itu terhenti sampai disana.
"Maaf bu.. kami masuk tanpa seizin ibu..", kata seorang wanita dengan rambut blonde. Ia sangat putih dan ramping.
Pegawai itu melipatkan kedua tangannya. "Ya! Kenapa kalian masuk ruangan ini sembarangan?"
"Kami hanya mengumpulkan berkas kami yang belum lengkap bu..", giliran gadis berkulit hitam yang menjawab. Sebenarnya dia adalah sepupuku, tapi kami sudah lama tidak saling bertemu. Tampaknya dia semakin hitam saja.. hihi
"Berkas apa lagi yang kalian kumpulkan hah? Berkas apa?", bentak wanita itu. Dapat kulihat dua gadis itu terkesiap mendengar bentakan Si wanita vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery 1
Mystery / ThrillerSebelas orang remaja SMA yang terjebak dalam kasus yang mengerikan di sekolah mereka. Mereka semua dipertemukan dalam kegiatan MOS, namun ketika mereka bersatu, seseorang menunggu dan bersiap untuk menghancurkan mereka. Siapa dia? Apa masalahnya? ...