SRI ISLA

36 18 0
                                    

Aku mengangguk tanda mengerti.

Saat aku tiba di depan UKS, ruangan yang tadinya sempat kukira ramai ternyata sangat hening. Itu akan mempermudahku menjalankan misi.

Sambil menegarkan hati, aku berjalan masuk. Tatapanku jatuh pada laci meja pengurus UKS. Aku menarik gagang laci itu dan terkunci! Tanganku mencari cari sesuatu di atas meja untuk membuka laci itu. Namun tak ada yang kutemukan hingga secarik kertas dengan tulisan seperti cakar ayam. Aku berusaha membacanya namun tidak berhasil.

"Klek", suara pintu mengagetkanku. Seorang laki laki berjubah putih dengan sorotan matanya yang tajam menghujaniku.

"Apa yang kamu lakukan?", tanya nya.

"Ahh sa-saya sedang mencari obat pak!", kataku seraya menyembunyikan kertas itu di saku rokku.

"Kamu sakit? Obat apa yang kamu cari?", tanya nya lagi.

"Bukan saya pak, tapi teman saya. Saya mencari betadine Pak.", jawabku spontan.

"Ohh baik akan saya ambilkan." Aku segera menjauhi meja itu.

Tak lama kemudian, pengurus itu menyodorkanku betadine. "Ini, nanti kalau sudah selesai tolong kembalikan lagi ya."

"Baik Pak!", balasku. Aku langsung kabur dari ruangan itu. Misi berhasil!

Sebelum bapak pegawai itu sadar kalau aku mencuri kertasnya, aku harus mencari tempat yang aman untuk sembunyi. "Toilet wanita!" hanya itu tempat yang strategis saat ini.

Aku memasuki toilet, kuamati keadaan di dalam toilet ini. Perfect! No body's here. Memilih ruangan yang cukup bagus untuk mager dan langsung kututup pintu.

Kuambil kembali kertas yang kusimpan di sakuku, tampak seperti sampah. Hanya beberapa kata yang dapat kubaca dengan jelas. "Formula #22 sukses" Apa maksud kalimat itu? Apa itu judul dari penelitiannya? Kulanjutkan kembali dan "Glutathione" sepertinya aku tahu zat itu-- bermanfaat untuk tubuh. Kemudian dicampur dengan "Natrium perklorat". Heh? Formula untuk apa ini? Dan kalimat yang terakhir tidak terlalu jelas.

Ini aneh.

Apa bapak pegawai itu yang membuat formula ini? Tapi untuk apa dia melakukannya?

"Aduhh capek banget ya tadi?", suara wanita dari luar.

"Iya untung kita nggak dilatih sama kakak Shiela.", sahut lawan bicaranya.

"Iya lo bener, kasian benget ya pasukannya udah kayak cacing kepanasan"

Sial! , sepertinya ada dua gadis di toilet ini dan mereka menjelek-jelekkan pasukanku. Karena kesal aku tidak sadar meremas-remas kertas yang kubawa. Agar keberadaanku tidak diketahui, jadi aku berusaha tetap tenang.

Sambil menunggu mereka pergi, kuamati semua tulisan didalam toilet. Tunggu dulu, tulisan ini bukan bahasa Indonesia--melainkan bahasa Spanyol. Meski aku tidak pernah mempelajarinya, namun aku tahu beberapa kata yang umum digunakan.

Ayúdanos. Son criminales. no les creas. por favor descarga secreto que la construcción, por favor.

"Tolong kami. Mereka adalah penjahat. jangan percaya dengan mereka. tolong bongkar rahasia gedung itu, tolong." Menurutku itulah terjemahannya, kalau tidak salah.

"Mereka?", siapa yang dimaksudkan olehnya?

"Psttt.. Pssttt..!", kudengar suara desisan di belakangku.

Aku ragu untuk menoleh kebelakang, namun akan kucoba. Perlahan aku menoleh dan.. Aku menemukan sepasang mata sedang mengintaiku dari belakang dinding toilet. Matanya merah dan.. Astaga aku ingin berteriak, namun wanita itu mengisyaratkan ku untuk tetap diam.

"Siapa lo?", tanyaku meskipun ragu.

"Ayúdanos!", sahutnya menggunakan bahasa Spanyol. Eh? kenapa ada orang Spanyol disini?

"Quién eres tú? Por que estas aquí?"(Siapa kamu? Kenapa kamu bisa berada disini?), tanyaku dengan bahasa yang sama dengannya meskipun lidahku kelu dan kaku menggunakan bahasa itu.

"Nos matará de nuevo. Ayuda, ayúdanos." ( Lelaki itu akan membunuh kami lagi. Tolong, tolong kami), sahutnya dengan nada gemetar.

"Dorr!!, dor, dorr!!", suara ketukan pintu--pintuku. "Keluar cepat!, keluar kamu!"

Aku bergeming. "Bukankah itu suara pengurus UKS tadi?". Oh No.! Aku harus kabur, tapi bagaimana caranya?

Kurasakan jemariku ditarik oleh seseorang, dia menyeretku kebelakang--dinding toilet itu bergerak. Kini aku tidak lagi berada di toliet, melainkan tempat yang kumuh seperti bangsal rumah sakit yang tak terpakai. Kulihat seseorang yang menarikku, ternyata dia wanita tadi! Dia tersenyum padaku.

"Kenalin, aku Galiena Zinnia.", katanya.

Aku terkejut. Dia berbicara dengan bahasa Indonesia?

"Lo siapa? Bukannya elo tadi berbicara bahasa Spanyol?", tanyaku dengan penuh amarah.

"Sorry , aku hanya mengetes mu saja.", jawabnya santai.

"Oh, lo siapa emangnya berani ngetes gue?", tanyaku belagu.

"Kamu tidak mengenaliku ? Aku ini..", kulihat wajahnya tampak ragu untuk melanjutkan ucapannya." Kakak kembarmu.", sambungnya membuat mataku melolot dan syok!

Aku hanya terdiam setelah mendengar ucapannya.

No. way! it's impossible!

 way! it's impossible!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sri Isla

#Wattys2017

Mystery 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang