TASHYA WREN

39 19 0
                                    

"Tutt!!.. Tutt!!.. Tutt!!"

Kuraih alarm ku dengan lengan kanan ku. Kulihat arah jarum jam menunjukkan pukul 5.00, langsung kutekan tombol tunda pada alarmku. Hanya lima menit! Kucoba untuk melanjutkan mimpiku, namun aku tak bisa.

Seperti kebiasaanku, aku hanya mencoba mengumpulkan seluruh nyawaku sebelum beranjak dari kasurku yang empuk. Mataku juga terasa sangat berat seperti kekurangan tidur. Kupikir aku tidur terlalu larut kemarin. Yahh, itu karena aku punya teman baru. Kan gak mungkin aku bilang mau tidur duluan gara gara besok ada kegiatan MOS, lagian dia juga satu sekolah dengan ku. Jadinya aku meladeni chat-nya Adelia. Selain itu aku juga merasa kasihan dengannya karena ia kehilangan salah satu anggota keluarganya. Tapi dia hebat juga, andai saja aku berada pada posisi yang sama dengan Adelia, pasti aku gak bakal bisa setenang dan sekuat dia. Kerena dia banyak bertanya dengan pelaku yang membuat taxi yang ia naiki celaka, aku sempat berpikir tentang plat nomor truk itu.. Kurasa aku pernah melihat persis nomor plat itu, hanya saja aku lupa dimana aku pernah melihatnya. Oleh karena itu aku tidak bilang kepada Adel kalo aku pernah liat plat nomor itu.

"Tutt!!.. Tutt!!.. Tutt!!"

Alarmku kembali berbunyi. Kupaksakan diriku untuk bangun dari ranjang kesayanganku. Entah kenapa, setiap bangun pagi rasanya badan ku beraatt banget, seperti ada magnet di bawah tempat tidurku setiap pagi. Lalu kumatikan alarmku. Segera aku mencari alas kakiku. Hampir setiap pagi aku selalu lupa dimana kutaruh alas kakiku. Kini aku mencarinya dibawah tempat tidurku. Dan.. Ketemu! Alas kaki berbulu dan dihiasi dengan gambar kepala kelinci adalah hadiah dari ibuku saat ulang tahunku yang kemarin. Beliau jarang sekali pulang kerumah, mungkin dalam setahun paling banyak sekitar 10 kali ibu pulang kerumah. Itupun jika ibu tidak sibuk dan beliau tidak pernah lama tinggal dirumah, paling lama juga 1 minggu. Tapi walaupun begitu, aku tetap merasa bangga padanya dan aku tidak pernah menyesal memiliki ibu seperti beliau. "Jangan malas ya Tashya, kamu harus rajin jadi wanita agar kamu bisa mengejar cita-cita mu!" Itulah kalimat yang selalu ibu ucapkan padaku. Meskipun ibu selalu memperingatkanku, tetap saja , aku malas. Terutama untuk bangun pagi. Seperti sekarang, untuk pergi mandi saja, aku harus duduk malas terlebih dahulu demi mengumpulkan seluruh kesadaranku untuk berjalan ke kamar mandi. Hingga aku merasa puas terduduk malas, barulah aku mandi dan setelah itu aku harus bersiap dengan hari ke-2 kegiatan MOS.

~°~

Kuparkirkan sepedaku di sebelah barat pintu gerbang. Parkiran itu hanya dipenuhi oleh motor, mungkin hanya beberapa murid saja yang membawa sepeda. Memang sih, sekrang sudah jaman modern, tapi tetep saja itu hanya akan memperparah keadaan bumi. Sebelum aku selesai mengunci sepedaku, tiba tiba seorang siswi memarkirkan sepedanya tepat di sebelahku. Badannya tidak terlalu tinggi, rambutnya panjang kecoklatan dan tampak kusut, selain itu kulitnya juga hitam, maksudku untuk ukuran wanita dia tampak lebih hitam dari yang lainnya. Karena aku memperhatikannya, mungkin dia tersadar dan ia langsung menoleh ke arahku. Dia tersenyum padaku. Manis! Lesung pipinya ada dua. Membuat wajahnya terlihat ramah dimataku dan senyumannya membuatku tersadar.

"Hai, Gue Dayu", katanya sambil memberikan tangan kanannya kehadapanku.

"Hai juga, aku Tashya.", jawabku. Kamipun bersalaman. "Tashya Wren", lanjutku.

"Naik sepeda juga?", tanya nya kepadaku.

"Ahh iya, hehe biar seger pagi pagi..", jawabku.

"Sama dong!", sahutnya dan kembali tersenyum.

"Hehe iyaa." Aku mengangguk.

"Ayo, kita harus cepat ke lapangan! Tadi gue liat para senior udah bersiap buat nge-absen kita!", ajaknya.

"Oke", sahutku.

Kini kami mempercepat langkah kaki kami untuk tiba di lapangan. Kami berada di belakang barisan putri dan kulihat pemimpin barisan putri sudah menyiapkan barisannya. Aduh! Gimana nih? Aku telat! Dayu yang berada di sampingku melakukan sesuatu yang aneh! Kuperhatikan kepalanya menengok kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.

Mystery 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang