3

98 11 0
                                    

Assalamualakum..

Untuk mu yang pernah di hati.

Ketika rinduku sampai pada hatimu yang pergi menjauh..
Ketika kasih ku telah tertuju pada mu yang hilang entah kemana..
Aku tetap bertahan berharap kau datang..
Aku tetap berdiri berharap kau kembali..
Namun harapan yang ku nanti tak pernah pasti..
Kau bagai angin yang hadir untuk menyejukkan peluh ku..
Kemudian pergi tanpa bisa ku cari lagi..
Bertahun ku coba mengapus bayangmu dalam pelupuk mataku ..
Bertahun menghilangkan nama mu dalan sudut hatiku..
Bertahun menyembuhkan luka ku atas dirimu..
Lalu ..?
Lalu kumohon jangan kembali hadir menyiram lukaku yang telah kering..
Kumohon jangan lagi..
Wassalamualaikum..

Dari ku Laila

Satu pucuk surat telah selesai Laila tulis,pagi tadi lelaki dari masa lalu nya kembali mengusiknya. Akhirnya Laila meminta alamatnya Laila tidak sanggup jika harus bertemu dengannya lagi, Laila telah memutuskan untuk mengirimkan surat saja, mungkin itu lebih baik daripada harus bertemu dengannya.

Setelah mandi dan bersiap siap Laila pergi ingin mengirim suratnya ke kantor Pos. Sebelum berangkat ia menyempatkan diri menatap kaca melihat penampilannya meski sederhana wanita berpostur kecil ini selalu mampu memanjakan mata, sebelum berangkat tak lupa ia mengambil tas dan seuntai surat yang ia tulis tadi . Ketika membuka pintu rumahnya di depan sudah ada Azim berdiri hendak mengetuk pintu

"Mau kemana kamu Laila" tanya Azim kaget melihat Laila telah terlihat cantik hendak pergi

"Oh aku mau ke kantor Pos,kamu sendiri kesini?mau cari ngajak cari belut" kata Laila sambil tersenyum

"Hahahhaa tidak, aku tadi memang sedang lewat kemudian ku sempatkan untuk mampir, kalau begitu biar ku temani ke kantor pos" jawab Azim sambil tertawa

"Tidak Azim biar aku naik ojek saja, jarak dari sini ke kantor pos lumayan jauh. Kaki mu bisa patah jika harus mengayuh sepeda sampai ke sana"

"Haha tidak apa-apa Laila aku sekalian ingin jalan jalan dan sekaligus berolahraga" bujuk Azim

"Ya sudah jika kamu memaksa"

Pagi itu nampaknya matahari sangat bersemangat memancarkan sinarnya ia bersinar sangat terik menyinari perjalanan Azim dan Laila. Untung saja mereka banyak melewati sawah dan pohon yang anginnya mampu menyejukkan ..

"Memangnya mau mengirim surat untuk siapa Laila?" Tanya Azim di tengah perjalanan

"Kawan lama Zim, belum sempat bertemu jadi lebih memilih mengirim surat saja" jawab Laila sedikit menutupi

"Ohh.. "jawab Azim singkat

Setelah mereka sampai Laila segera mengirimkan suratnya Azim yang memilih menunggu di luar sambil istirahat sanpai akhirnya Laila datang

"Hei" sapa Laila

"Sudah selesai?" Tanya Azim

"Sudah" kata Laila sabil duduk di samping Azim yang masih menyisakan jarak di antara mereka

Mereka berbicara sembari melepas lelah, sampai saat matahari tak lagi menyengat mereka beranjak untuk pulang. Di perjalanan sambil sesekali beristirahat di bawah pohon rindang hingga sampailah mereka di depan rumah Laila. Di sana terlihat ibu Laila sedang menyiram bunga.

"Assalamualaikum bu" sapa Azim sembari bersalaman dengan ibu Laila

"Waalaikumsalam, eh kalian darimana saja ?" Tanya ibu Laila

"Habis dari kantor pos mengirim surat bu " jawab Laila sembari bersalaman dengan ibunya

"Oh,kalian pasti lelah ayo masuk sambil istirahat"

"Saya langsung pulang saja bu, ada janji dengan pak Rahman nanti sore" Pamit Azim

"Oh begitu, ya sudah hati - hati di jalan dan salam untuk pak Rahman" ucap ibu Laila

"Terimakasih atas bantuannya Azim" tambah Laila

" iya bu, Laila aku pamit dulu Assalamualaikum" kata Azim sembari memutar sepedanya

"Waalaikumsalam" ucap ibuk dan Laila bersamaan

Setelah Azim hilang dari pandangan Ibu dan Laila masuk kedalam rumah. Laila segera mandi dan sholat seusai sholat ibunya telah menyiapkan makanan untuk makan siang mereka berdua. Laila adalah anak semata wayang, sedang ayahnya yang sibuk bekerja selalu pulang petang hingga ibu dan Laila selalu menikmati makan siang berdua saja.

Sekilas info :
Pak Rahman adalah orang terpandang atau pemuka agama di Desa itu.







Maaf ya kalau masih banyak typo 😊 karena cerita di tulis di berbagai kondisi. Jangan lupa vote dan comment nya😊

Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang