Rindu adalah perekat saat mata tak mampu saling memandang..
Namun Rindu akan menjadi belati saat mata benar benar telah kehilangan apa yang ingin ia pandang..
Tulis Laila dalam buku hariannya. Mata nya sayu menatap hamparan hijau sawah di balik jendela kamarnya, memori kebersamaannya dengan Azim seperti udara dingin yang menyeruak masuk dalam dadanya, membuat sesak hingga banjir air mata
"Laila.. bantu ibu memasak" teriak ibu Laila dari dapur
"Iya bu.." jawab Laila sambil menghapus air matanya lalu bergegas menghampiri ibunya
"Apa yang perlu Laila bantu bu?" Tanya Laila
"Ini kamu cuci ya terongnya"
"Iya bu " kata Laila
"Oh ya Laila hebat ya teman mu itu " ibu Laila kembali berbicara
"Teman yang mana ya bu?" Tanya Laila sambil menoleh ibunya
"Itu Azim temanmu"
"Hebat kenapa?" kata Laila sambil kembali mengalihkan pandangan dari ibunya
"Loh, memangnya kamu gak tau?dia kan sekarang di kirimkan pak Rahman untuk sekolah di jawa"
"Di Jawa?" Tanya Laila kaget sambil menatap ibunya
"Iya,dia belajar di pesantren pilihan pak Rahman, memangnya Azim beneran gak cerita sama kamu?"
"Enggak bu" jawab Laila singkat sambil kembali menunduk
Tok tok tok..
"Siapa itu Laila?" Tanya ibu Laila mendengar pintu mereka di ketuk sesorang
" Laila juga gak tau bu , biar Laila buka " ucap Laila sambil berjalan membuka pintu
"Putri" ucap Laila mengetahui Putri sahabatnya yang datang
"Siapa yang datang Laila?" Tanya ibu Laila
"Ini bu Putri teman kecil ku dulu, Ayo put masuk " ajak Laila
"Iya terimakasih la" ucap Putri sambil masuk ke dalam rumah Laila
"Nak Putri kamu ajak saja main ke kamar kamu Laila biar ibu lanjut memasak,nanti kalau sudah selesai kita makan bersama"
"Hehe maaf bu jadi merepotkan" kata Laila tidak enak
"Sudah tidak apa - apa nak Putri lagian biar Laila punya teman, semenjak temannya Azim pergi merantau mencari ilmu di Jawa Laila jadi di rumah terus" kata ibu Laila
Deg
Kata kata ibu Laila membuat ingatannya memunculkan kembali sosok yang selalu membuatnya tertawa
"Hei Laila kok jadi melamun" sedikit bentak Putri sambil melambaikan tangan di depan wajah Laila
"Eh, maaf Put ayo main ke kamar ku saja " ajak Laila menggandeng tangan Putri
Mereka berdua menaiki tangga yang terbuat dari kayu, rumah Laila memang rumah yang sederhana di sebuah Desa yang bisa di katakan jauh dari hiruk pikuk ramainya kota. Saat Putri masuk ke dalam kamar Laila matanya tak mampu berkedip sekali saja ia begitu terpesona melihat keindahan kamar Laila bukan karena kemewahannya tapi kesederhanaan yang di rubah Laila menjadi istana kecil yang mempesona
Di dinding nya terdapat foto yang di bingkai indah foto masa kecil Laila , tempat tidurnya terlihat rapi cantik dengan hiasan bunga di meja samping tempat tidur, terdapat pula meja belajar di sebelah kanan berjarak 2 meter dari tempat tidur. Meja itu langsung menghadap jendela yang memperlihatkan pemandangan sawah yang menyejukkan angin sesekali masuk membawa hawa sejuk di jendela itu juga terdapat origami berbentuk burung yang sesaat tampak melayang terbang ketika tertiup angin. Di sebelah kiri meja belajar juga terdapat rak buku berukuran sedang yang terlihat tertata rapi.
"Laila kamar mu indah sekali" ucap Putri sambil duduk di depan meja belajar
"Jangan berlebihan,aku terkadang memang senang menghiasi kamar ku agar terlihat senyaman mungkin"
"Waah kamu berbakat nih, boleh kalau kamu mau membantu aku merubah kamar ku agar tidak membosankan" ucap Putri sambil tertawa
"Hahaha iyaa kapan-kapan aku bantu deh" kata Laila
"Waah banyak buku buku juga" kata Putri riang sambil beranjak mebolak balik setiap judul buku yang Laila miliki
"Hahaha kamu bisa baca kok atau boleh kamu bawa pulang dulu" ucap Laila menahan tawa melihat teman lamanya sangat riang
"Aku pinjam 5 ya" ucap Putri dengan wajah memelas
"Hahaha iya iya kamu bawa aja, yakin mau baca sebanyak itu"
"Hehe di rumah aku kesepian siapa tau buku ini membantu mengusir sepi ku"
"Kalau kamu kesepian kamu main aja kesini, aku jarang keluar kok" ucap Laila
"Okee kalau kamu maksa hehe, memangnya kapan temanmu Azim itu pulang?"
Deg
"Laila....." teriak ibu Laila dari dapur yang kembali menenggelamkan kembali sosok Azim meski hanya sekejap
"Iyaa bu" ucap Laila kemudian
"Kemari,ajak juga teman mu Putri ayo kita makan dulu " kata Ibu Laila
"Ayo put,aku sudah lapar nih" sambil mulai beranjak
"Iya deh, aku juga lapar sebenarnya hehe" kata Putri sambil mengikuti Laila tak lupa ia bawa buku buku yang ia pinjam dari Laila
Hari itu mereka makan bersama sama diiringi tawa dan kebahagiaan..
Sang Maha Cinta tak pernah membiarkan ku terlarut dalam sepi..
Hingga Dia kirim kawan menjadi penghibur ku lagi ..Gimana ceritanya teman teman? Mohon comment agar bisa terus membangun semangat ya.. 😇
Jangan lupa vote nya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Jalan
Lãng mạnKita pernah bertemu saling mengenal dan berjalan seiring dalam satu jalan.. hingga kemudian kita berpisah di sebuah persimpangan jalan.. bahagia yang ku rasakan ketika seiring dengan mu yang membuat jalan ini terasa begitu berat untuk ku lalui send...