4

58 9 1
                                    

Pagi itu di rumah Laila, Laila baru saja mandi dan berganti baju kemudian Ibunya tiba tiba muncul di balik pintu

"Laila?" Panggil ibunya

"Iya bu.. ada apa?" Ucap Laila sambil menoleh

"Ibu mau pergi ke pasar dulu ya" pamit ibu Laila

"Oh.. iya bu hati hati " ucap Laila sambil menghampiri dan mencium tangan ibunya

"Hhaha iyaa.." ucap ibu sambil mengelus kepala anak nya

Sesaat kemudian ibunya sudah menghilang dari pandangan di ikuti oleh suara pintu tertutup . Laila kemudian menguncinya dari dalam ketika ia hendak beranjak tiba tiba pintu kembali terketuk. Laila  berbalik membuka pintu.

"Apa yang tertinggal bu?" Tanya Laila sambil membuka pintu

"Laila.. "

Laila tak pernah menyangka mata nya akan kembali melihat sosok yang berdiri di depannya kini. Sosok yang bahkan bayangnya tak pernah mampu hadir meski hanya di atas kelopak matanya. Laila benar benar telah menghapus sosok ini dari dalan hatinya,namun kembali melihatnya sama saja mengembalikan luka dan kenangan yang telah ia kubur dalam dalam.

Laila berbalik matanya mulai tak lagi sanggup menampung air mata yang mulai berdesakan keluar.

"Kenapa?" Tanya Laila dengan suara bergetar

"Laila aku mohon.."

"Pergi!" Ucap Laila memotong kata kata sosok itu

"Tapi Laila.."

"Aku mohon pergi sekarang juga!" Teriak Laila sambil menutup dan kembali mengunci pintu rumahnya

"Laila aku mohon,beri aku kesempatan " ucap lelaki itu sambil mengetuk pintu rumah Laila

Laila menangis di balik pintu dadanya terasa sesak akhirnya ia berlari masuk ke kamarnya. Ia menyalakan radio dengan suara yang keras lalu ia menangis sejadi jadinya.

Handphone nya terdengar bergetar berkali kali namun Laila mengabaikannya. Saat ini rasanya ia tak ingin bicara dengan siapapun. Ia hanya ingin sendiri, Laila menangis di atas tempat tidurnya.

"Laila "

Sebuah suara menyadarkan laila dari tangisnya

"Azim" ucap Laila

"Laila kenapa kamu mengangis?" Tanya Azim

" Aku.. aku .. " ucap Laila sambil masih terisak

"Aku melihat lelaki itu Laila,apakah kamu mencintainya?" Tanya Azim

"Tidak! Aku tidak mempunyai perasaan apapun" jawab Laila

"Lalu mengapa kau menangis untuk nya Laila? Mengapa aku melihat cinta di sudut mata mu?"

"Iya! Aku memang mencintainya.. "

" baiklah.. aku tidak akan mengganggumu Laila" ucap Azim sebelum Laila menyelesaikan ucapannya

"Azim... Azim jangan pergi.." ucap Laila sambil semakin menangis

Namun Azim tetap melangkah pergi dan menghilang dari pandangan nya. Kaki Laila tak lagi sanggup menahan tubuhnya,ia terjatuh dan semakin menjadi dalam tangisnya

"Aku memang mencintainya Zim, aku mencintainya sebelum ia meninggakan ku. Sebelum ia menghancurkan  hati ku , dan sebelum aku menemukanmu" kata Laila di dalam tangisnya

"Laila.. Laila."

Panggilan itu menyadarkan Laila

"Buka pintunya.. ibu sudah pulang" teriak ibunya di depan pintu rumahnya

Laila bangkit dan tersadar bahwa pertemuannya dengan Azim tadi hanyalah mimpi. Ia terlalu lama menangis hingga tertidur dan bermimpi buruk.

"Iya bu.. Laila kesana" teriak Laila dari dalam kamarnya

Ia pun bangkit dan membuka pintu untuk ibunya

"Kenapa lama sekali?" Tanya ibunya

"Iya bu.. tadi Laila ketiduran "

"Kenapa dengan mata mu? Kamu baru saja menangis?" Tanya ibu Laila sambil mengusap wajah anaknya

"Ah tidak bu, tadi aku lihat di televisi kisah nya sangat menyentuh" jawab Laila berbohong

"Ya sudah, ayo bantu ibu memasak" ajak ibu Laila

"Oh iya iya" ucap Laila mengiyakan

Sebuah sembilu yang kau hujam dalam jantung ku ketika aku kehilangan mu..
Kini kau datang dengan membawa sembilu yang sama ketika kembali hadir di hadapan ku..

Kembali tarian tarian pena Laila menari dalam lembaran buku hariannya hari itu. Andai ia hidup mungkin buku itulah sahabat terbaik Laila,tiada sedikit pun sudut hati Laila yang tak ia tulis. Laila merasa ketika menulis sedikit bebannya terkurangi.





Maaf ya jarang update kare ide lagi krisis hehe.. 😆 semoga suka, selamat membaca dan jangan lupa vote nya 😊😊

Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang