Ujung Jalan

8

Pagi itu saat ribuan para manusia lelap di balik selimutnya, langit terbangun atas lantunan lantunan ayat yang di baca Laila dengan berurai air mata. Entah mengapa semalaman kerinduan seakan menggerogoti jiwanya, tiada tempat bercerita kecuali Sang Maha Pencipta. Untaian ayat bagaikan sajak atas rindunya, bibir yang terus bergetar dan tetesan air mata adalah saksi betapa kerinduan mampu menyesakkan dada. Laila tak mengerti mengapa kerinduan datang padanya dengan seperti ini, yang ia tahu jika di hari yang lalu ia telah merelakan Azim pergi, dan Laila akan menunggunya kembali. Lantunan Laila berhenti ketika sayup- sayup suara adzan shubuh telah menggema dalam penjuru desanya,

"Laila.. Laila kamu sudah ba.." ucap Ibu Laila sambil membuka pintu kamar anaknya itu.

"Sudah bu, Laila sudag bangun" jawab Laila

"Ya sudah, ayo sholat ibu tunggu"

"Iya bu" ucap Laila sembari mengikuti ibunya yang telah pergi dari ambang pintu kamarnya

***

Seusai sholat shubuh bersama ibunya,seperti biasa Laila membantu ibunya memasak di dapur

" Sudah Laila kamu cepat mandi saja, biar ibu yang melanjutkan memasaknya, bukannya hari ini kakunada kuliah?" Kata ibu Laila di sambil mengaduk masakannya

"Oh iya Laila hampir lupa, ya sudah Laila mandi dulu ya bu" ucap Laila Sambil beranjak meninggalkan ibunya

Segera Laila dan bersiap untuk kuliah seperti biasa.. sinar mentari yang mulai keluar dari peradabannya menyertai setiap pangkah kaki nya. Di setiap persimpangan jalan yamg masih sama, yang berbeda hanya lah ia sendiri menapaki jalanan ini. Laila menarik nafas panjang , meneguhkan hatinya menyingkirkan rundunya, ia yakin suatu saat segala beban kerinduannya pasti akan berakhir.

Ku jaga rindu ini laksana langit menjaga awannya..
Meski jalan ku kini dan jalan mu berbeda..
Aku tetap yakin kita berada dalam tujuan yang sama..
Dan kelak, kita akan bertemu di sebuah persimpangan jalan kemudian kembali bersama ..

Hai teman-teman semua 😇 jangan lupa vote dan comment yaa 😊 saran kalian akan sangat membantu ☺☺