🔸prolog takdir

829 75 35
                                    

Terdengar suara pecahan kaca sangat keras, suara yang membuat membuat Prilly dan sang mama berlari ke taman belakang untuk mencari sumber suara tersebut .

"Mas! Kamu apa-apaan sih?! Seperti orang tak punya otak saja." Celetuk Hisyam, saat melihat keadaan taman belakang sudah penuh dengan pecahan kaca .

"Cerewet kau!" ketus Fayrus, ayah kandungnya Prilly dengan emosi yang membara.

"Lebih baik kamu gunakan waktu untuk bekerja bukan seperti ini." ucap Hisyam dengan nada yang mencoba untuk menetralkan suasana saat ini, karena ia tak mau menunjukan pertengkaran kecil yang disaksikan prilly, anak kandung satu-satunya yang sedang bersembunyi di belakangnya karena takut.

Fayrus membalikkan posisinya lalu menampar Hisyam dengan sangat keras membuat Prilly membulatkan matanya dibalik sang mamah ia tak percaya jika seorang ayah yang sangat ia percaya tidak akan melakukan itu kepada Hisyam, namun rasa percaya itu sirna saat ia menyaksikan kejadian ini.

"Mas, kamu apa-apaan sih, ada prilly, mas!" ucap Hisyam dengan salah satu tangannya memegang bekas tamparan fayrus itu.

"Mama gak apa- apa?" tanya Prilly bergetar menahan tangis, ia benar-benar lemah dan sedih karena perlakuan ayahnya yang tak punya hati itu.

"Ya sayan---"

"SAYA PERINGATI BUAT KAMU, JANGAN CAMPURI URUSAN SAYA APAPUN ITU!" ucap Fayrus berteriak, membuat Prilly menutup kedua telinganya karena ia tak bisa harus menerima keadaan seperti ini.

"AYAH, CUKUP PRILLY TAKUT!" Teriak Prilly membuat Fayrus mendorong Hisyam agar bisa menarik Prilly yang masih bersembunyi di belakang Hisyam dengan kedua tangan yang masih menutup kedua telinganya dan air mata yang mulai berjatuhan.

"Sudah berani teriak seperti itu sama ayah?!" tanya Fayrus dengan menarik kedua tangan yang menutupi kedua telinganya .

"Mas, kamu jangan pernah kasar sama prilly, kamu boleh pukul saya sepuasnya asal jangan prilly!" mohon Hisyam namun tak membuat Fayrus meliriknya.

"Ayah se-sekarang se- seperti monster , prilly ben--ci ayah." Ucap Prilly dengan terbatas-bata namun ia mencoba untuk tidak menangis di depan Fayrus.

Mendengar ucapan itu membuat Fayrus berteriak membuat rasa takut prilly kembali lagi, ia pun memutuskan untuk berlari ke arah Hisyam.

"Mah,mamah baik-baik saja?" tanya Prilly dengan tangisan yang tak bisa ditahan lagi mendengar ucapan prilly membuat Hisyam menggelengkan kepala nya untuk membuat Prilly tenang dan berhenti menangis.

"Mama gak apa-apa, kamu jangan sedih ya." ucap Hisyam lalu diiringi dengan senyuman manisnya yang palsu untuk menutupi luka agar Prilly tidak menangis dan Prilly langsung memeluk tubuh Hisyam dan menangis di dalam pelukan tersebut .

"A---ya---h ,P---rilly mohon j---an-gan bik---in ma--ma bersedih...." Teriak Prilly terbata-bata dalam pelukannya Hisyam.

"Kalian berdua bikin saya pusing! Lebih baik kalian mati!!!" pekik Fayrus dengan mengambil pisau lipat yang berada di saku kemeja miliknya.

"AYAH, BUNUH PRILLY AJA JANGAN LUKAIN MAMA!!!" teriak Prilly yang membuat Fayrus pun kembali berlari ke arah prilly, lalu menggoreskan pisau tepat di lengan Prilly.

Hisyam tidak tinggal diam, ia pun berlari untuk menghalangi Fayrus, Ia mendorong Fayrus hingga Fayrus terjatuh dan pisau lipat miliknya terhempas jauh.

"JANGAN PERNAH LUKAIN PRILLY!" Teriak Hisyam dengan menghalangi Prilly dari Fayrus, ia pun segera bangkit dan menarik Hisyam untuk menjauh dari Prilly .

"Ku mohon hentikan lah semua ini." lirih Prilly dengan nada sangat lemah.

"Hisyam, berucaplah untuk terakhir kalinya kepada dunia ini!" ucap Fayrus menyalakan sebuah bom lalu membuangnya di dekat Hisyam lalu pergi meninggalkan area taman belakang dengan wajah yang tidak bersalah.

TAKDIR : Labirin BerkelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang