Sampai detik ini belum ada panggilan dari nomornya. Tahu nomornya saja tidak, tapi aku yakin kalau itu nomornya, aku bisa dengan mudah menyadari.
Sekarang aku ada di rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Di luar sana sedang turun hujan, tidak terlalu deras namun suaranya memekakkan telinga. Dari jendela berventilasi yang sengaja kubuka ini, mataku dengan asyik menjelajah langit hitam yang ada jauh di atas sana. Aku sedang ingin mencari bintang. Tapi sejak tadi, yang kulihat hanyalah warna hitam kelam.
Mungkin sampai bulan depan hujan akan terus turun.
Jadi kapan bintang akan mewarnai langit lagi?
Bintang paling terang adalah bintang yang cepat mati. Bintang paling redup adalah bintang yang akan hidup lebih lama. Bintang yang sudah kehabisan energinya, pasti akan meledak dan hilang di jagat raya. Meski begitu, bintang akan terus teringat di benak orang-orang yang melihatnya.
Ting Tung.
Ada seseorang yang mengirimiku pesan melalui Line. Tumben sekali, list pertemanan Line ku tidak banyak.
Light 48 => Bintang paling terang adalah yang paling indah, namun usianya tidak lama
Orang ini sudah seperti peramal. Dia tahu apa yang sedang kupikirkan.
ParkJung-Ah => Nuguseyo?
Light 48 => Baekhyun.
Andai dia di sini, mungkin dia tertawa puas melihatku yang terkejut.
ParkJung-Ah => Kau sudah seperti peramal oppa. Aku baru saja membayangkan tentang bintang.
Light 48 => Jeongmal-yo? Sedang apa kau sekarang?
ParkJung-Ah => Melihat ke luar jendela
Light 48 => Ini sedang hujan, bodoh. Kau bisa kedinginan.
ParkJung-Ah => Berhenti menyebutku bodoh, oppa!
Light 48 =>
ParkJung-Ah =>
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything [Baekhyun FF]
FanfictionAku ingin menjadi cahaya yang selalu menerangi jalanmu, bukan lagi orang yang selalu menghilang dan datang tiba-tiba seperti kekuatan milik Kai. --Byun Baekhyun *sudah pernah di post di blog ^^