Di saat ditimpa masalah, seorang gadis hanya bisa menangis. Ya, dan sekarang aku menangis. Dengan begini mungkin masalahku akan tergerus sedikit demi sedikit, dan semoga hilang tak berbekas. Namun, ini bukanlah aku yang biasanya.
Dua meter di hadapanku adalah sebuah cermin. Di situlah aku melihat refleksiku. Aku benar-benar kacau, mengerikan, menyedihkan. And then it was clear...
I can't deny... I really miss him..
"Baek Hyun-ah.."
Rintik-rintik hujan di luar sana, seakan ikut bersedih atas apa yang kurasakan sekarang. Pain is just a consequence of love..
Aku butuh dokter. Aniya. Bukan dokter spesialis.. bukan dokter ahli bedah.. aku hanya butuh dia.. hanya dia yang bisa menyembuhkan rasa sakit ini.
Perlahan kuraih ponselku. Sudah hampir seminggu aku tidak mengangkat teleponnya. Bukan dia yang bodoh, tapi aku. Hanya saja aku to think that I was wrong. I guess you don't know what you got till it's gone.
Dia tidak menelepon lagi hari ini dan kemarin. Untuk itu sekarang kuputuskan.
I'm saying sorry for the sake of us..
"Mianhae, Baekhyun-ah."
Ini membuatku lemah. Aku tak sanggup berkata-kata lagi dan memilih untuk meletakkan ponsel di tempatnya semula. Hingga tak lama kemudian, ponselku berbunyi. Tanda jika ada telepon adalah nada deringnya.
He wasn't my everything till we were nothing
And it's taking me a lot to say
But now that he's gone, my heart is missing something
So it's time I push my pride away
Namanya tertera di sana. Aku tidak bisa menahan lagi dan langsung meraih ponselku.
"Jung Ah.."
"I know you're not far but I still can't handle all the distance.. you're travelling with my heart... I hope this is a temporary feeling cause it's so much to bare.. without you and a know sorry ain't the cure.. so if I cross your mind just know I'm yours.. cause what we got is worth fighting for.. cause you are.. my everything."
Mulutku langsung bungkam. Aku menyanyi di saat aku menangis, itu sangat memalukan. Telepon masih tersambung, tapi dia tidak mengucapkan apapun. Bibirku bergetar, rasanya aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini lagi. Apakah dia akan pergi lagi, setelah mendengar ini?
"Jung Ah... aku.. tidak mengerti maksudnya, hehe."
Spontan bibirku terbuka lebar. "Mwo?!" sialan dia. Aku sudah mempermalukan diri menyanyi dengan keadaan seperti ini, dia malah bercanda?
"Hehe.. uljima.. mian, lusa dan kemarin aku sedang sibuk comeback Love Me Right. Maaf aku tidak bisa menghubungimu."
"Gwaenchanha."
"Aku ada di depan rumahmu sekarang."
"Mwo?! Jangan bercanda! Ini sedang hujan, oppa!"
"Arra. Cepatlah keluar, aku kedinginan."
Tanpa banyak berpikir lagi aku segera melompat dari tempat tidur dan melesat ke luar. Tak lupa kubawa payung bercorak strawberry yang selalu menemani hari-hari hujanku.
Dia bodoh! dia tidak membawa payung dan sangat menikmati kondisi kehujanan? Benar-benar.
Bibirnya sudah membiru. Sepertinya dia sudah di sini sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything [Baekhyun FF]
FanfictionAku ingin menjadi cahaya yang selalu menerangi jalanmu, bukan lagi orang yang selalu menghilang dan datang tiba-tiba seperti kekuatan milik Kai. --Byun Baekhyun *sudah pernah di post di blog ^^