Di Hari yang sama, mulai dari pagi hingga sore, segerombolan ibu ibu sosialita yang ada dirumah Prilly itu tak kunjung pulang. Prilly yang menunggu hasil dari taruhannya dengan Ali menunggu hingga bosan. Sudah banyak hal yang ia lakukan. Mulai dari membersihkan dapur yang berantakan gara gara ia dan Ali gunakan untuk membuat hidangan, mencuci pakaian kantor yang ada di kamarnya, mencuci piring, menjemur pakaian, nonton TV, membaca 1 buku novel hingga habis dan beruraian air mata karena novel yang ia baca merupakan novel romantis dimana pada akhirnya adalah sad ending.
Prilly mulai bosan karena tidak ada lagi yang bisa ia kerjakan. Ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil air minum sekaligus buah untuk dimakannya. Saat Prilly kembali ke ruang tengah, ia melihat sang mama yang membawa satu gelas minuman yang Ali buat dan masih tersisa banyak. Bahkan bisa dikategorikan masih utuh.
Semoga aja itu bukan punya mama Vina. Ucap Prilly dalam hati.
Merasa penasaran itu minuman punya siapa, Prilly bertanya pada sang mama. "Itu punya siapa ma, kok masih banyak? Kan minumannya enak."
"Ini punya mertua kamu. Dia itu sama kayak kamu, sukanya sama yang manis manis. Cuma bedanya, dia lebih suka manis dari buah yang kadar lemaknya lebih rendah dari pada manis yang lain." Jelas mama Darin dan kemudian melanjutkan jalannya menuju dapur.
Baru beberapa langkah mama Darin berjalan, Prilly sudah bertanya lagi. " Ma, mama lupa belanja bulanan ya? Soalnya bahan bahan di dapur udah banyak yang abis."
Mama Darin yang merasa lupa akan hal itu menepuk dahinya. "Oh iya Prill, mama lupa. Ya udah, kalo gitu mama minta tolong sama kamu buat belanja bulanan di supermarket ya?" Prilly hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban.
"Gue kalah taruhan sama Ali. Ali gak boleh sampe tau kalo minuman itu diminum dikit doang sama mama Vina. Gue harus bilang ke dia kalo mama Vina minum minumannya sampe habis." Gerutu Prilly saat mama Darin sudah pergi ke dapur dan tidak terlihat lagi.
Namun tanpa sepengetahuan Prilly, saat ini Ali sedang berdiri dan memperhatikan Prilly mulai dari mama Darin yang masuk membawa sebuah gelas hingga saat ini. Dimana Prilly sudah berbalik badan dan melihat ke arahnya. Mengisyaratkan agar Ali turun ke bawah dengan tatapan matanya. Ali pun turun dan menghampiri Prilly.
"Sejak kapan lo di situ?" Tanya Prilly saat Ali sudah berada di depannya.
"Sejak mama Darin masuk bawa gelas."
"Ok, sekarang lo mau apa dari gue?"
"Lo tenang aja... Gue gak minta itu sekarang kok, gue mintanya mati malem. Biar gue bisa wujudkan salah satu dari berbagai keinginan yang gue punya. Mendingan sekarang gue antrian lo buat belanja bulanan." Langsung saja Ali menarik tangan Prilly untuk pergi belanja bulanan.
£££
Malam telah tiba. Ali, Prilly, mama Darin, dan Arsya sedang makan malam. Hening. Itulah kata yang pas untuk menggambarkan suasana yang terjadi saat ini. Hanya ada suara dari sendok, garpu, dan piring yang beradu. Hingga akhirnya Prilly selesai dengan makanan nya.
"Ma, Prilly udah selesai. Prilly izin buat duluan pergi ke kamar." Mama Darin mengangguk sebagai jawaban dan Prilly pergi untuk mencuci piring yang ia gunakan terlebih dahulu baru ke kamar.
Baru saja akan berdiri, Prilly sudah dicegah oleh Ali dengan memegang tangannya. "Gue udah selesai, gue tunggu di kamar. Ma, Ali izin ke kamar." Ucap Ali seraya meminta izin kepada mama Darin dan dijawab dengan anggukan kepala.
£££
Untuk sementara segini dulu ya.... jangan lupa vote dan comment....
KAMU SEDANG MEMBACA
Married in 17 Years Old (Pending)
FanfictionTanpa sinopsis. Penasaran langsung baca aja!!