Lanjalan

101 15 4
                                    

Dan mereka pun berangkat menuju lokasi dengan kendaraan masing-masing. Ya ,Alvin dengan motor kesayangannya itu yang diberi nama Junaedi bin Jun Na Edi . Lalu ,Zahir dengan motornya yang diberi nama Ujang Kosasih,biasa disebut Justin.

♡ ■ ♡

Hanya membutuhkan 20 menit, mereka pun sampai di Pondok Indah Mall.

▪¤▪

"Pah, Ana pamit ya." Ucap Reffana berpamitan seraya mencium tangan ayahnya itu.

"Hati-hati,ya." Jawab om Dani.

Dan Reffana pun turun dari mobil yang dinaiki tadi bersama ayahnya.

Sedangkan Alvin dan Zahir, mereka sedang memarkirkan motornya masing-masing, dan bergegas kembali menuju Reffana.

"Yuk ,Na." Ajak Alvin seraya menggandeng tangan Reffana dan melangkahkan kaki ,berjalan menyusuri mall.

Dibuntuti oleh Zahir, yang sedari tadi di belakang mereka.

5 menit kemudian , kami bertiga pun sampai di tempat yang sudah direncanakan.
Terlihat,sudah ada Aldi dan Rachel disana. Ya! Dan juga makanan yang sudah dipesan.

Langsunglah kami menghampiri mereka berdua.

Oh iya, sebelumnya. Aroy mengirim pesan bahwa tidak bisa ikut berpergian bersama kami karena menjenguk neneknya yang pingsan akibat terkejut followers instagramnya menurun.

"Ya,kedua mempelai dan satu kurcaci sudah datang." Saut Aldi.

"Si Aldi ditelen buaya, iya-iya." Jawab Zahir seraya duduk.

"Pala lo ditelen buaya."jawab Aldi sinis.

"Eh iya makanannya udah gua pesenin, bentar lagi dateng keknya." Lanjutnya.

"Eh,mana? Kata lu ada mbak-mbak yang cakep." Tanya Alvin clingak-climguk dan dibalas dengan tatapan sengit dari Reffana.

"Tuh yang pake hijab,Vin."jawab Aldi sambil menunjuk pelayan wanita yang sedang berkeliling mencatat pesanan makanan.

"Boleh aja sih hijab. Tapi,jangan sampe captionnya bijak." Ucap Alvin.

"Fotonya hijab." Lanjut Rachel.

"Tapi statusnya penuh gairah." Lanjut Aldi.

"Mungkin ini yang disebut kimcil syari'ah." Lanjut Zahir dengan raut polos.

"HAHAHAHAHA."

Tawa kami pun lepas sambil menatap jauh si mbak pelayan tersebut.
Mbak itu pun menatap bingung ke arah kami.

"Kepintaran yang hakiki termodifikasi."saut Rachel menahan tawanya.

"Genit ke mbak-mbak, lebaran haji gua qurbanin lo!"ucap Reffana dan memukul pelan tangan Alvin.

"Cemburu,Na? Asikk." Ledek Alvin dan Reffana pun membuang pandangan mukanya.

"Eh, ada Zahirku."sapa Reffana kepada Zahir ,dan dibalas dengan senyuman oleh Zahir.
Reffana pun berpindah duduk ke kursi dekat Zahir.

"Eh, Ana. Yuk ,selingkuh aja sama Zahir." Jawab Zahir dengan santainya seraya mengibaskan poni.

"Oh iya jelas. Mendingan sama Zahir ya, anti mbak-mbak semok club."kata Reffana senyum dengan melirik-lirik ke arah Alvin yang sedari tadi menyumpah-serapah kan mereka berdua.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang