Klakson

39 6 0
                                    

You know I want you

It's not a secret I try to hide
I know you want me
So don't keep saying our hands are tied
You claim it's not in the cards
And fate is pulling you miles away
And out of reach from me
But you're here in my heart
So who can stop me if I decide
That you're my destiny?

-James Arthur ft Anne Marie

☺☺☺☺

-Beberapa bulan kemudian-


Reffana PoV

Pagi ini aku berencana untuk berangkat sekolah lebih pagi, agar dapat belajar karna UN yang tidak terasa sudah semakin dekat.

Yang dimana satu hal yang sangat ku benci semakin menghampiri, yakni perpisahan.

Ibuku pernah mengatakan, bahwa perpisahan itu tidaklah menakutkan. Kata ia, yang menakutkan hanyalah suara galon yang berbunyi di tengah malam. Mungkin itu pocong kehausan, pikirku.

Flashback on

23.00 PM

Waktu itu, aku sedang belajar di tengah rumah. Kebetulan, kantung kemihku terasa penuh, hingga akhirnya aku harus pergi ke kamar mandi, bukan pergi haji ya.

Hanya membutuhkan waktu 3 menit. Sampai akhirnya aku pun keluar dari kamar mandi dan memutuskan untung mencari makanan di kulkas. Saat aku membuka pintu kulkas tak nampak sesuatu yang membuatku tertarik. Jadi, aku hanya mengambil buah jeruk, yoghurt, agar-agar, air putih, sepotong kue tapi sama wadahnya sih biar banyak, dan ice cream yang aku beli tadi siang. Ingat lho ya, aku sungguh tidak tertarik dengan makanan yang di kulkas, ingat ya! Tapi kan mubadzir kalo di diamkan.

Aku pun melangkah untuk kembali ke ruang tengah, berniat melanjutkan kegiatanku.

Saat sampai, aku melihat Mama yang sedang menyalakan TV.

"Ana, bantuin mama dong. Remotenya gamau dipake nih kayanya." Ucap mama dan menyodorkan remote tersebut padaku.

"Ngambek kali, Ma." Jawabku sambil menyimpan makanan-makanan tadi dan menerima remote tersebut.

"Mana ada remote yang ambekan." Jawab Mama keheranan.

Aku pun membuka penutup baterai remote atau apalah itu namanya, dan mengeluarkan baterai itu lalu memasukannya lagi. Setelah itu, aku mencoba menekan tombol warna merah dan mengarahkannya ke TV.

Namun nihil, tidak berpengaruh sama sekali.

"Baterainya abis ini, Ma." Kataku.

"Yahh, mama nonton pake apa dong?" tanya mama dengan kekecewaannya.

"Pake TV, klo pake ember juga gamungkin." Jawabku

"Maksudnya tuh, nyalain Tvnya, Anaaa." Kesal mama lalu duduk.

"Kamu lagi belajar? Kamu kapan UN? Try Outnya juga kapan?" tanyanya dengan beruntun sambil mlihat salah satu buku miliku.

"Minggu ini mulai Try Out, tapi guru-guru udah mulai bicarain UN dari sekarang, Ma." Jelasku

"Cepet lulus juga ya, perasaan baru kemarin mama daftarin kamu ke SMA."

"Iya, abis itu pisah lagi sama temen-temen. Padahal udah nyaman banget." jawabku sedih

"Nyaman karna ada temen atau ada pacar?" tanya mamah penuh selidik

"Temen lah, Ma."

"Tenang. Jangan sedih, yang nakutin itu bukan perpisahan, tapi suara galon tiap malem."

"Eh?! Mama, malem-malem malah bahas itu ih." Gerutukku ,karna aku memang penakut

"Ah, dasar payah." Jawab mama

"Emang di dunia lain ga ada air bukan, Ma? Sampe 'dia' minta minum ke kita?"

"Di sana ga ada dispenser yang bisa bunyi 'glubuk glubuk' kaya punya kita." Jelas mama meyakinkan

"Oh, pantesan. Lain, kali kita beli yang suaranya lebih bagus ya,Ma." Jawabku seraya mengangguk-anggukan kepala.

"Nanti kita beli dispenser yang suaranya kaya knalpot motor RX King." Sahut mama

Dan aku pun mengangguk setuju lalu berpikir "Emang ada?".

Flashback Off

Tok Tok Tok

"Dekkk, buka pintunya. Mau berangkat kapan lu, hehh?" Teriakan abang dari luar pun membuyarkan lamunanku.

Aku pun refleks menengok ke jam yang aku kenakan di tangan kanan.

"Heh?!! Udah pukul 07.30 pagi?!" aku pun langsung berlari mengambil tas gendongku dan berlari

"Rencana berangkat pagi lu gagal,Anaa!!" batinku.

Aku dan abang tidak pernah berangkat bersama, karena tempat tujuan kami yang berbeda arah. Kecuali, saat hari libur dan aku meminta ia mengantarkan aku, barulah kami bersama-sama.

Ok, mari kita kembali lagi ke cerita.

Setelah berjalan dan akhirnya sampai di halte, aku menunggu angkutan umum yang dapat aku tumpangi. Namun, tak ada. Ada beberapa yang lewat, tapi itu sudah penuh penumpangnya. Tidak mungkin juga kalau aku meminta duduk di pangkuan orang lain.

Lima menit berlalu dan waktu menunjukkan pukul 07.35 yang berarti sisa waktu sampai sekolah hanya 10 menit lagi. Bagaimana ini?

Aku pun terus menoleh ke kanan-kiri.

Tin Tin Tin

Suara klakson motor pun nyaring terdengar, hingga akhirnya membuatku menoleh.

"Zahir? Lah, tuh orang jam segini baru berangkat?" batinku.

"Eh, Na? Baru berangkat? Udah siang gini juga." Tanyanya sambil menunjukkan jam tangannya.

"Lah, elu sendiri jam segini baru berangkat, bahlul." Jawabku keheranan

"Titisan Rossi mah bebas. Berangkat pukul 07.35, nyampe pukul 07.38 lebih setengah detik juga bisa." Jawabnya angkuh sambil menunjukkan cengirannya

"Nah! Gua nebeng, ya."

Tanpa ia menjawab, aku sudah menaiki motornya. Tentunya dibelakangnya menjadi penumpang. Mustahil jika aku yang mengendarainya. Mengendarai sepeda saja, sempat-sempatnya aku menabrak pagar rumah orang, pakai sepeda temen pula.

"Neng tolong pesan online dulu, baru naik." Jawab Zahir menirukan nada bicara abang ojek online.

"Astaghfirullah, pak. Ayo berangkat dulu, nanti saya traktir gehu di kantin. Pake bumbu baladonya kok." Jawabku meyakinkan

"Berangkattt."

Kami pun akhirnya berangkat dengan Zahir yang mengendarai motornya sangat astaghfirullahaldzim, tapi gapapa. Yang penting aku bisa ke sekolah.

"Zahir, cita-cita lu pasti jadi pembalap ya?" jawabku sambil menahan rambut ku yang sudah tidak karuan akibat angin.

"Ah, bukan. Cita-cita Zahir mah jadi petinju." Jawabnya sambil melirik aku melalui kaca spion.

"Lah, kok petinju?" tanyaku mengerutkan kening.

"Biar kalo emosi ke lawan, bisa jejelin knalpot ke mulutnya." Jawabnya lalu tertawa.

"Bener, juga sih. Yauda, kalo gitu cita-cita gua mau jadi desainer." Pikirku

"Kenapa?" tanyanya

"Biar kalo emosi, bisa jejelin bahan pakaian ke mulutnya. Hahahaha."

●TBC●

Adakah yang masih nunggu cerita lapuk ini? Hahahaha

Don't forget to Vote and comment😆

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang