Hati itu RUMAH. Kalau tak ada ruang MEMAHAMI dan MENERIMA. Kamu akan mudah marah dan tak ada yang betah berlama didalamnya.
*****
Setelah menempuh perjalan selama tiga jam, akhirnya mereka sudah sampai ditempat yang mereka tuju, yaitu sebuah hutan yang sepi tapi udaranya sangat sejuk. Banyak pepohonan kokoh yang tumbuh subur disini. Andai saja udara dikota seperti udara disini, pasti orang orang nya tidak akan menggunakan AC, kipas angin atau semacamnya.
Carissa masih tertidur pulas dipunggung Gybran. Gybran tidak enak kalau harus membangunkan gadis itu jadi dia membiarkannya. Membiarkan gadis itu bangun dengan sendiri, karena dia kelihatan lelah. Carissa mengerjapkan matanya ketika sudah tidak merasa angin kencang membelai wajahnya. Perlahan Carissa mengangkat kepalanya yang masih bersandar dipunggung Gybran. Carissa meneliti tempat yang dia kunjungi. Beberapa saat dia meneliti, akhirnya dia bisa memastikan kalau Gybran membawanya jauh dari kota dan sekolahnya. Dilihatnya jam berwarna biru nya dan jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi.
"Udah puas nempelin punggungnya cogan?" celetuk Gybran setelah Carissa bangun.
"Najis. Btw lo bawa gue ke tempat apaan?" tanya Carissa bingung dengan matanya yang masih meneliti tempat dimana dia berada.
"Hutan.." jawab Gybran polos tapi menyebalkan bagi seorang Carissa.
"Gue juga tau kali ini di hutan." ucap Carissa. "Tapi lo ngapain bawa gue kesini? Lo..nggak ada niatan macam macam sama gue kan?" tanya Carissa dengan nada ketakutan.
"Kalau ada emang kenapa? Lo takut?" jawab Gybran dengan seringai jahil disudut bibirnya yang membuat Carissa menelan ludahnya susah payah.
"Ka?! Gue serius!! Jangan bercanda." Gybran mendengar nada takut dari Carissa.
Gybran terkekeh." Santai aja kali mba. Lagian cewek kaya lu mah ogah gue." jawab nya dengan menahan tawanya. "Yok! Gue mau nunjukin sesuatu ke lo!" Gybran menggandeng Carissa dan gadis itu hanya bisa terdiam.
Didepan mata Carissa kini sudah terpampang jelas pemandangan yang sangat menakjubkan dan sebuah air terjun mengalir dengan derasnya, hingga membentuk muara sungai.
Ternyata didalam hutan yang terkesan terpencil dan menyeramkan seperti ini ada sebuah surga kecil didalamnya. Dari mana cowok itu tau tempat ini?
Airnya jernih bahkan ikan ikan yang tengah berenang saja bisa dilihat dengan jelas. Bebatuan nya juga tak berlumut dan keadaannya masih terawat.
Carissa masih mengagumi setiap detail tempat yang ia lihat tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun. Gybran berpikir kalau Carissa tidak menyukai tempat ini, padahal menurut nya tempat ini keren dan sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASIM CREW
Teen Fiction[PROSES REVISI] Persahabatan yang kuat menjadi runtuh karena seorang cowok. Semua itu dialami oleh Carissa, Mia, Mutiara, dan Anggun. Banyak konflik-konflik yang muncul untuk meruntuhkan persahabatan itu. "Kasih gue kesempatan. Gue minta maaf sama...