Part 17

121 4 0
                                    

****

"Woyy!!"

Mia pun berhenti seketika diikuti Hans yang berhenti di belakangnya.

Saat Mia berbalik Hans tidak jauh di belakang sehingga beberapa menit mata mereka berpapasan.

"Apa sih lo! Ikutin gue mulu." ucap Mia yang langsung membuang mukanya.

"Salah gue ngikutin–"

"Salah!" Hans terus mengikuti kemana Mia pergi sehingga Mia menjadi risih. "Lo apaan sih ngikutin gue mulu! Sana jangan deketin gue!"

Mia langsung menduduki bangku kosong dekat pintu keluar.

"Marah-marah mulu lo! Ntar kaya daki dijjah yellow gimana lo?"

Mia mulai resah sebab dari tadi Hans menjawabnya terus.

"Berisik tai!"

"Kok lo jahat sih sama ayah dari anak-anak lo ini?" Mia menatapnya dengan tajam.

"Bercanda kali. Serius amat lo!"

"Udah makan belum lo?"

"Nggak lapar!"

"Yaudah. Gue mau cari makan dulu ya buat calon bini. Biar anak yang di perut bini gue nggak kelaparan."

"HANS!!" begitulah sifat Hans kalau sedang begitu.

****

"Woi, Ahmad mana Ahmad?" teriak Gybran saat hendak mengabsen teman-temannya di bis yang mereka tumpangi. Dia sudah seperti kenek angkot. Lengkap dengan papan triplek yang biasanya buat ujian, pulpen, dan juga kertas absen yang tadi di bagikan wali kelasnya untuk mengabsen teman-temannya.

"Palingan lagi di mushola, Bran!" sahut Genta.

"Buset dah, lama amat dia di mushola. Doa, apa emang semedi?" Gybran menggeleng pelan.

"Anggun Aulia kelas 10-4"

"Ada."

"Mia Chaerunnisa 10-4?"

"Hadir."

"Calon bini."

"INGET PACAR WOY!"

"Siapa, Bran?"

"Absen yang bener dong."

"Anjay hahaha."

Anggun hanya terdiam yang melihat Gybran seperti itu.

Gybran terkekeh pelan. "Santaian napa mukanya, nggak usah tegang. Calon bini gue hadir, nggak? Udah ada di bis belum."

"Siapa sih?"

"Tau tuh si Gybran."

"Carissa." jawab Gybran mantap.

"CIEEEE!"

"KIW, KIW!"

"HALALIN AKU DULU BANG, HALALIN AKU DULU BANG!"

"LAMAR AKU DULU MAS. ANJAY HAHAHA."

"KETOS SABLENG, NJAY HAHAHA."

"ANGGUN MELEDAK WOY BENTAR LAGI!"

"PANAS WOY AHH"

Gybran makin tertawa oleh sorakan teman-temannya yang heboh sampai wajah nya memerah. Carissa yang duduk di bangku urutan ke empat itu mengangkat tangannya. Wajahnya kesal karena teman teman sekelas Gybran yang asal celetuk.

"Udah, udah! Kasian anak orang pipinya merah noh," Gybran menunjuk Carissa lalu kembali mengabsen teman-temannya yang lain.

Setelah semuanya sudah lengkap termasuk--Ahmad yang baru kembali dari mushola.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TASIM CREWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang