Part 1

1.6K 73 17
                                    

Seorang lelaki, ah mungkin lebih tepatnya dikatakan seorang pemuda sedang berjuang dengan beratnya pekerjaan kasar yang sedang dia lakukan saat ini. Peluh sudah memenuhi hampir seluruh tubuh atletis berwarna coklatnya tersebut karena pemuda itu sudah bekerja sejak pagi sampai sesore ini.

Pemuda itu berhenti sejenak mengangkat karung-karung berisi semen itu dan menyeka keringat yang membasahi kening sampai dagunya. Pemuda itu baru saja akan melakukan pekerjaannya lagi ketika mandor bangunan tempatnya bekerja, memanggilnya untuk segera menghadap dirinya.

Pemuda itu langsung berlari ke arah sang mandor dan dalam semenit, dia sudah berdiri dengan tegap di hadapan mandor yang lebih pendek darinya itu. Pemuda itu membungkuk sejenak sebelum menatap langsung mata mandor yang terlihat bijak itu.

"Siwon-ah ini." Ucapnya singkat sambil memberikan sebuah amplop putih. Pemuda yang dipanggil Siwon itu tampak kebingungan dengan amplop yang disodorkan kepadanya. Dengan ragu, Siwon mengambil amplop itu dan kembali menatap mata sang mandor, meminta penjelasan. Sang mandor yang mengerti arti tatapan mata Siwon itu, langsung menjawab tanpa perlu Siwon bertanya kepadanya.

"Maafkan aku Siwon-ah, tapi mulai besok kau tidak usah datang bekerja lagi disini." Jelas mandor itu dengan nada menyesal di suaranya.

Awalnya Siwon terlihat terkejut sampai dia membelalakan mata dan membuka sedikit mulutnya ketika telinga kanannya yang masih berfungsi dengan benar itu mendengar kabar buruk ini. Tapi lambat lain, wajah Siwon mulai terlihat datar seakan dia tahu penyebab mengapa dia di pecat seperti ini.

"Pasti tuan Jung yang menyuruh anda untuk memecat saya." Sahutnya datar dan mengangguk mengerti. Sang mandor menatap Siwon dengan prihatin. Sebenarnya dia juga tidak mengerti mengapa pimpinan perusahaannya itu begitu mendesak agar dia segera memecat Siwon.

"Tak apa tuan Song, saya mengerti. Terima kasih karena anda mau menerima saya meski saya hanya gelandangan."

"Siwon-ah."

"Sampai jumpa lagi." Pamit Siwon sambil berjalan ke arah sebuah ruangan kecil tempat para pekerja menyimpang tas dan barang bawaan mereka. Sang mandor hanya mampu terpaku memandang punggung bidang milik Siwon menghilang di balik pintu ruangan tadi.

Sang mandor bernama tuan Song itu, masih sangat menyayangkan Siwon harus pergi seperti ini. Baginya pemuda itu sangat rajin dan baik meski irit bicara. Terlebih lagi jika perawakannya tidak berantakan dan penuh debu itu, pasti Siwon akan terlihat sangat tampan.

Sayangnya, Siwon tidak perduli dengan penampilannya sendiri. Dia membiarkan wajahnya dipenuhi dengan kumis dan jenggot. Rambutnya pun dia biarkan panjang mencapai cerug leher mendekati bahu dan selalu dia kuncir kuda. Pakaiannya hanya dua setel berupa kaos oblong biasa dan celana jeans dengan satu jaket yang selalu dia pakai kemana-mana.

Bagi tuan Song, mungkin Siwon bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika dia mau berbenah diri. Permasalahannya adalah Siwon bisa dikatakan tunawisma. Untuk mendapatkan pekerjaan, Siwon membutuhkan alamat tempat dia tinggal. Setampan apapun Siwon, jika dia tunawisma, maka akan sulit baginya untuk mendapat pekerjaan. Siwon bisa bekerja di konstruksi ini pun karena tuan Song yang berbaik hati melihat Siwon yang benar-benar membutuhkan uang. Apalagi ketika dia mendengar bahwa Siwon tinggal di tempat sauna bahkan beberapa kali dia harus tidur di kursi taman, membuat tuan Song mengkasihani Siwon dan langsung memberinya pekerjaan di tempat itu.

Namun sekarang, Siwon tidak bisa lagi bekerja di tempatnya sejak tuan Jung, pimpinan perusahaan yang memberikan perusahaan konstruksinya proyek ini, mendesaknya untuk memecat Siwon. Tuan Song tidak tahu apa alasannya, hanya saja dia merasa tuang Jung mengenal Siwon secara dekat.

Apapun itu, dalam hati tuan Song berdoa agar Siwon baik-baik saja. Tuan Song berdoa agar Siwon secepatnya bisa mendapatkan pekerjaan lagi untuk menyambung hidupnya.

WaterfallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang