Sepi mana lagi yang harus aku singgahi?
Karena semenjak kau menanam rumput berduri
Aku telah merasakan segala jenis sepi
Bahkan aku telah kenyang dengan yang tersaji
Hanya rintih perih yang terus terjadiMungkin waktu telah lama berlalu
Tetapi aku masih ingat saat itu
Saat dimana punggungmu menghadapku
Sedang kakimu melangkah semakin jauh
Tanpa lambaian tangan dan kata perpisahanKini sepi yang bermacam-macam itu terus mengganggu
Berjalan angkuh sembari menertawakanku
Harus bagaimana lagi aku menjalani?
Kakiku terasa linu untuk diajak berdiri
Aku tak bisa lari dan hanya pasrah ditertawaiYogyakarta, 9 Juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI P(f)AITh
PoésieSuatu keyakinan dalam sebuah romansa yang terkadang terasa pahit yang tertuang dari seduhan kata dan menjadi bergelas-gelas sajak juga puisi