Aku hanya sekumpulan debu yang kau kibas sekuat-kuatnya
Lalu kau basuh dengan kisahmu bersamanya
Memang kau berhak mengabaikanku
Aku pun akan menghargai kepergianmu
Karena memang tak ada lagi yang harus menjadi titik temuNamun sebelum kau benar-benar berlalu
Tusukkan lagi belatimu
Ciptakan sayat yang kelam
Untuk ku menaruh namamu berdiam
Karena untuk melupamu butuh luka yang amat dalamYogyakarta, 8 Mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KOPI P(f)AITh
PuisiSuatu keyakinan dalam sebuah romansa yang terkadang terasa pahit yang tertuang dari seduhan kata dan menjadi bergelas-gelas sajak juga puisi