HK 9

1.2K 127 2
                                    

Maaf kemarin gk jadi next, kemarin lupa 😂😂 jadi sekarang baru next ..
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote
.
.
.
.
.
.
.
Udara sore berhembus semilir, terasa dingin saat menyentuh kulit. Bulan pun sudah mulai muncul untuk menghiasi langit. Jam kira – kira menunjukkan angka 17.35 WIB. Terlihat gadis cantik yang sedang berjalan tergesa- gesa dengan plastic hitam ditangannya. Ia harus segera sampai di rumah sebelum matahari benar – benar tenggelam dan bulan menggantikannya.

Gadis cantik itu Prilly . Prilly terus mempercepat langkah kakinya, karena matahari benar – benar akan tenggelam. Jarak pasar ke rumahnya memang cukup jauh. Ibu menyuruh Prilly untuk membeli beras di pasar karena persediaan beras di rumah sudah habis, dan ibu juga berpesan kepada Prilly untuk naik angkutan umum saat pulang. Tapi Prilly lebih memilih untuk berjalan kaki, dengan cepat Prilly berjalan agar segera sampai rumah.

Akhirnya  deretan rumah kontrakan mulai  terlihat, rumah sederhana yang ia tinggali sejak kabur dari rumahnya. Rumah yang menjadi saksi betapa banyaknya canda tawa dalam keluarga ini. Saat Prilly telah sampai di depan pintu rumahnya, ia segera mengetuk pintu.

“ Assalamualaikum bu…” Prilly mengucapkan salam sambil mengetuk pintu. Pintu yang sudah sedikit rapuh karena dimakan teter.

“ Walaikumsalam” seorang wanita paruh baya menjawab salam Prilly setelah membukakan pintu.

“ Baru pulang Prill ? Kok lama , kamu jalan kaki ya ? sampe keringetan gitu. Kan sudah ibu bilang naik angkutan saja. Kenapa malah jalan kaki ?” deretan pertanyaan ibu berikan pada Prilly sambil mengajak Prilly masuk.

“ Iya bu, tadi Prilly lagi pengen jalan aja bu. Kayaknya tadi deket kok, eh ternyata jauh juga. Hitung – hitung olah raga gratis lah bu. Hehehe .”

“ Oh gitu, lain kali naik angkutan saja ya. Sekarang kamu mandi lalu sholat ya Prill.” Suruh ibu. Ibu selalu menyuruh Ali maupun Prilly untuk mendahulukan kewajibannya sebagai umat islam. Semenjak Prilly tinggal bersama Ali, sholat Prilly pun menjadi lebih baik. Beda dengan dulu saat ia tinggal bersama ayah tirinya. Shalat hanya ia dilakukan jika ada waktu luang, tapi sekarang Insya Allah sholat Prilly akan teratur.

“ Yasudah Prilly mandi dulu ya bu.” Ucap Prilly meninggalkan ibu.

Lalu Prilly mulai membersihkan badannya, dan tak lupa juga juga ia melaksanakan sholat maghrib. Cukup lama Prilly berada di kamar, hingga akhirnya  Prilly  keluar kamar dengan tubuh yang kelihatan segar.

“Bu, Ali dimana kok dari Prilly pulang sampe sekarang nggak kelihatan ?”tanyanya kepada ibu  ketika ia tak melihat batang hidung Ali semenjak ia pulang dari pasar.

“Kayaknya tadi Ali keluar Prill, coba kamu lihat sana di teras.”

“Iya bu.”

Lalu Prilly melihat ke luar apakah Ali ada disana atau tidak, dan benar Ali sedang duduk bersandar pada kursi kayu sambil memegang segelas kopi. Dengan senyum devilnya Prilly mulai memikirkan sesuatu. Hingga akhirnya sebuah ide jahil muncul dipikirannya. Prilly mulai berjalan mengendap-endap layaknya seperti pencuri yang takut ketahuan polisi, lalu Prilly bersembunyi dibalik pintu sebelum ia melancarkan aksinya.

Satu langkah…

Dua langkah…

Tiga langkah, dan…

Dorrr…

Prilly muncul dari balik pintu sambil mengagetkan Ali, sedangkan Ali yang sedang melamun langsung terlonjak kaget karena Prilly. Gelas kopi yang tadi dipegangnya, sudah tumpah mengenai bajunya. Prilly masih tertawa puas melihat ekspresi lucu Ali saat kaget, sedangkan Ali meringis kesakitan karena kulit mulusnya tersiram kopi yang masih sedikit panas. Prilly yang masih sibuk tertawa tidak sadar jika Ali sedang meringis kesakitan.

“Awh…”desis Ali kesakitan sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Prilly yang mendengar desisan Ali pun tersadar jika Ali memang sedang kesakitan.

Prilly mulai panik melihat Ali, dihampirinya Ali dan ikut mengibas-ibaskan tangannya pada perut Ali. “Ali ini beneran ? lo gak pura-pura kesakitan kan?” sudah tau Ali meringis kesakitan tapi tetap saja ia menuduh Ali berpura-pura.

“Ya beneran lah, masa gue bohong.  Lo kalau mau balas dendam liat-liat dulu dong orangnya lagi ngapain. Untung gue cuma kesiram kopi, coba kalau gue jantungan terus mati gimana ?”omel Ali. Ternyata Ali kalau sedang marah sangat menyeramkan, lebih menyeramkan Ali dari pada cewek yang sedang PMS.

“Ya maaf, gue kira nggak bakal sampe gini. Coba tadi lo gak jahilin gue pasti gue juga gak bakal balas dendam ke lo. Maaf ya Li, Maafin ya.”balas Prilly dengan memelas sambil terus mengibas-ibaskan tangannya pada perut Ali.

“Li coba deh buka baju lo.”pinta Prilly. Ali yang mendengar ucapan Prilly seketika melototkan matanya.

“Heh… mesum lo, ngapain nyuruh gue buka baju ? lo mau ngapain gue ? belum muhrim tau, agresif banget si lo ?”lagi-lagi Ali mengomeli Prilly.

“Apaan sih lo, mesum banget jadi cowok. Siapa juga yang mau ngapa-ngapain lo, gue cuma mau lihat perut lo yang tadi kesiram kopi itu melepuh atau merah nggak. Pikiran lo mesum banget sih. Dasar cowok tengil.”omel Prilly tak kalah galak.

“Apa lo bilang ? gue cowok tengil ? lo tuh cewek manja !!!”

“Cowok tengil !”

“Cewek manja !”

“Cowok tengil !”

“Cewek manja !”mereka terus saja berdebat, saling mengatai satu sama lain. Begitu aja terus sampai sukses.
.
.
.
.
.
Semoga suka😊

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang