HK 18

1.2K 102 11
                                    

Hai hai aku lagi mau bikin kumpulan hort story tentang Ali Prilly, APL, PV, ALC. siapapun boleh ikut, insyaallah nanti kalau udah banyak bakal aku bukuin. buat kalian yang mau ikut atau nanya-nanya silahkan comment atau tanya lewat pesan pribadi ya.

.

.

.

.

.

.

.

happy reading

.

.

.

.

..

jangan lupa vote.

.

.

.

.

.

.

.

Didalam sebuah mobil yang melaju dengan kencang terdapat 4 orang didalamnya, sudah pasti 1 diantaranya ialah Prilly. Gadis yang terus berontak bahkan berteriak sedari tadi. 3 orang lainnya hanya diam tak menggubris ocehan Prilly, mereka hanya fokus menahan Prilly supaya tidak bisa pergi kemana-mana.

Kini mobil itu memasuki pekarangan rumah yang sangat besar. Jika kalian ingat ini adalah rumah Prilly, tapi dulu saat hidupnya masih indah ! mobil itu berhenti tepat didepan pintu masuk, dengan paksa orang – orang berpakaian hitam itu menarik paksa Prilly dan membawa Prilly masuk kedalam rumah itu.

Sama ! satu kata yang ada dipikiran Prilly.

Isi rumah ini masih sama seperti dulu, tak ada barang yang berpindah dari tempatnya. Namun kini suasananya yang berbeda, jika dulu rumah ini selalu penuh dengan canda dan tawa kini hanya ada kemaksiatan.

"Welcome to my home princess."ucap Prabu yang datang dari arah tangga dengan senyum kebanggaannya. Prabu menghampiri Prilly dan menatap lekat wajah anak tirinya, sedangkan Prilly yang merasa aneh dengan tatapan Prabu malah mengalihkan pandangannya ketempat lain.

"Hai little princess, how are you ?"Prabu berucap sambil mengelilingi anak tirinya dengan pandangan yang tak lepas darinya.

"Lepasin saya !!!"teriak Prilly dengan suara kerasnya dengan tubuh yang terus memberontak, namun sial tenaganya tak sekuat tenaga mereka yang mencekalnya.

"What you say? Kamu ingin lepas ?"tanya Prabu dengan suara selembut mungkin. "Jangan harap!!"bentak Prabu.

"Kau memang lelaki yang tak punya perasaan, ayah mana yang rela jika anaknya ditukar dengan sebuah harta. Tapi kau apa ? kau laki-laki gila yang dengan mudahnya ingin menukarku dengan harta. Mana ayah yang dulu , yang selalu memperlakukan anaknya seperti ratu! Dimana ?"ucap Prilly dengan air mata yang membasahi pipinya. Kini kakinya benar – benar lemas hingga tak bisa menyangga tubuhnya, tubuhnya kini jatuh merosot kelantai dengan tangan yang terus dicekal laki-laki berpakaian hitam itu.

"Bukan aku yang tak punya perasaan, tapi kau yang tak punya rasa terima kasih."tunjuk Prabu tepat pada wajah Prilly.

"Untuk apa aku berterima kasih kepada bajingan sepertimu? Aku tak akan sudi!"

"Kau tak ingat dulu saat kau ingin sesuatu pasti akan selalu aku turuti, tapi sekarang apa ? aku hanya minta satu hal padamu dan kau tidak mau ?"

"Kau benar-benar gila, kau tak seperti ayah yang kukenal dulu ! kau tak pantas untuk disebut ayah, kau lebih pantas disebut bajingan."air mata Prilly terus saja mengalir membasahi pipinya.

"Terserah kau mau menyebutku orang gila ataupun seorang bajingan, yang pasti mau tak mau kau harus menikah dengan Drajat."ucap Prabu lalu berjalan menuju sofa didepannya dan mendaratkan pantanya kesofa tersebut dengan 1 kaki ia naikkan keatas meja.

"Aku tak mau menikah dengan pria tua itu! "teriak Prilly dengan penuh penekanan.

"Kenapa kau tak mau ? menikah dengan Drajat adalah impian para wanita diluar sana, kau bisa hidup enak bersamanya. Uang ? kau akan hidup dengan limpahan uang, kau bebas membeli apapun semaumu. Itukan yang para wanita impikan, hidup mewah dengan berlimpahkan harta."ucap Prabu yang dengan mudahnya membanding-bandingkannya dengan wanita yang seperti itu, ayahnya kini memang sudah gila yang ada diotaknya hanyalah uang, uang, dan uang.

"Lalu kenapa harus aku yang menikah dengannya, jika diluar sana banyak yang mau dengan lelaki tua itu ? dan maaf sekali, saya bukan wanita yang rela menukar kebahagiaan dengan uang ! saya lebih baik hidup miskin asal bahagia daripada hidup berlimpahkan harta tapi hidup saya tertekan."

"Karna kaulah pilihannya !"bentak Prabu seraya menurunkan kakinya dari atas meja.

"Kenapa kau tak mencobanya terlebihdahulu untuk menikah dengannya lalu menghamburkan sedikit hartanya, dan melenyapkannya setelah perusahaanku kembali jaya. Hahaha"ucap Prabu yang diakhiri dengan tawa kebanggaannya.

"Kau sungguh laki-laki gila yang selalu memikirkan uang, uang, dan uang. Ingatlah kau, hidup didunia dengan penuh harta tak akan bisa menolongmu diakhirat nanti. Yang bisa menyelamatkanmu diakhirat nanti hanyalah berapa banyak amat dan ibadahmu bukan berapa banyak uangmu !"ucap Prilly mencoba menyadarkan Prabu, jika harta tidak akan dibawa mati. Namun percuma, mau Prilly memberitahunya sampai mulutnya berbusa laki-laki itu tidak akan mengerti. Bagaikan berbicara dengan orang tuli.

"Heh, kau tak berhak mengaturku anak kecil. Ini hidupku, terserah aku mau berbuat apa !!

"Suatu saat kau akan menyesal !!!"teriaknya dengan penuh penekanan.

"Bodyguard, bawa dia kekamar. Kunci dan jaga dia, jangan sampai dia lolos atau kau akan kupenggal"perintah Prabu yang langsung dikerjakan oleh para bodyguardnya.

"Siap bos."kedua bodyguard itu menarik Prilly untuk berdiri, namun karna badannya yang sudah sangat lemas ia tak bisa menolak. Walaupun kini Prilly berontak tak akan bisa melepaskan dirinya.

Dua bodyguard itu membawa Prilly menaiki tangga lalu membawanya masuk kedalam sebuah ruangan dengan pintu bercat putih dan gantungan doraemon bertuliskan "Prilly" yang menempel disana. Ini adalah kamarnya dulu. Salah satu bodyguard itu membuka pintu dan mendorong Prilly masuk kedalam lalu mengunci pintu itu kembali. Diamatinya ruangan ini, tak ada yang berubah dari kamarnya . bahkan jaket Prilly yang digunakan waktu tempo dulu sebelum ia kaburpun masih tergeletak diatas ranjangnya.

Prilly merangkak dan duduk bersandar pada sebuah sofa, memeluk kakinya sendiri dan menelungkupkan kepalanya. Menangis mungkin salah satu cara untuk mengurangi beban dipikirannya.

.

.

.

.

sekian

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang