HK 8 (Revisi)

1.2K 132 1
                                    

Hi aku come back again. Maaf ga lama, baru sempet next 😋
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote
.
.
.
.
.
Hari demi hari mereka mulai membaik, ya walaupun kadang mereka sering berantem. Soal Ayah Prilly, Ayahnya tak lagi muncul setelah kejadian di Toko bunga waktu itu. Dengan itu Prilly berfikir lebih jauh, apakah sang ayah sedang menyiapkan sebuah rencana untuk membawanya pergi ? atau mungkinkah sang ayah sudah melupakanya, tapi jika itu benar Prilly akan merasa senang.

Pagi ini Prilly sedang menyapu halaman rumah karena banyak sekali daun – daun mangga yang berguguran akibat angin. Awalnya ibu yang akan menyapu namun ketika Prilly melihat wajah ibu yang sedikit pucat akhirnya Prillylah yang mengambil alih sapu dari ibu.

Jika kalian betanya dimana Ali, kini ia sedang duduk dengan santai dibangku bawah pohon mangga sambil menikmati segelas teh hangat.

“Ali kakinya naikin dulu, mau aku sapu !” entah sudah berapa kali Prilly menyuruh Ali untuk menaikkan kakinya, namun Ali tetap keras kepala. Prilly yang merasa geram dengan Ali akhirnya dengan sekuat tenaga ia mengangkat kedua kaki Ali yang menaikkan dengan paksa membuat Ali terjengkang ke belakang.

“Anjir sakit Prilly.”

“Rasain siapa suruh keras kepala” jawab Prilly acuh dan terus menyelesaikan kegiatan menyapunya.

Bukan Ali namanya jika tak balas dendam, dibalik sorot matanya ia sedang memikirkan sebuah rencana untuk membalas Prilly. Matanya mulai mengamati sekelilingnya menari benda atau apa yang bisa ia gunakan untuk menjahili Prilly. Seketika mata Ali tertuju pada sesuatu yang ada dibalik pohon di sampingnya. Dengan cepat ia meloncat kebawah dan berlari menuju pohon itu membuat Prilly terlonjat kaget.

“Ali…Dasar bocah tengil ngagetin banget sih lo.”teriak Prilly lalu melanjutkan menyapunya tanpa menggubris apa yang Ali lakukan. Sedangkan Ali sudah memegang sesuatu ditangannya dan kembali menghampiri Prilly.

“Ye sorry Prill, nggak bermaksud ngagetin juga. Maaf ya…”ucap Ali dengan senyum jahilnya.

“Mimpi apa gue semalem sampai lo minta maaf ke gue ? apa gue salah dengar ?”

“Yaelah Prill gitu amat, gue beneran minta maaf sama lo nih. Lo gak mau maafin gue ? alah lo mah gitu sama cowok ganteng, gue nggak minta maaf lo nya sewot giliran gue minta maaf lo nggak maafin. Maafinlah Prill…”ucap Ali dengan nada memelas. Cih, pandai sekali dia berakting ternyata. Bukan Prilly namanya kalau dia tidak berpikir lebih jauh, dalam benaknya ia berpikir kira-kira ada apa dengan Ali . Apa dia gagar otak karna terjengkang tadi ? ah masa iya gagar otak karna terjengkang, yang ada mah gagar bokong. Wkwkw, apalah itu lupakan.

“Gue sih mau maafin lo, tapi kok gue gak yakin ya sama lo. Kalau menurut felling gue sebentar lagi akan terjadi sesuatu.”ucap Prilly dengan gaya seolah-olah sedang berfikir.

“Alah gaya lo kaya cenayang, emang benar lagi bakal ada apa ? banjir ? tahan longsor ? gempa bumi ? atau apa ?”

“Stop ! daripada lo ngoceh nggak jelas, gue maafin lo. Eh inget, gue maafin lo bukan karna apa-apa tapi karna gue bak hati. Camkan itu !”ucap Prilly percaya diri. 

Ali berjalan mendekati Prilly kemudian menarik tangan kanan Prilly dan memindahkan sesuatu dari tangannya ketangan Prilly, awalnya Prilly menolak tapi Ali menahan tangannya sangat kuat jadi apalah daya Prilly. “ Sebagai ucapan terimakasih karna lo udah maafin gue, simpan ini ya jangan sampai mati.”ujar Ali lalu melepaskan tangan Prilly dan kembali duduk sambil meminum tehnya.

Geli ! itulah yang Prilly rasakan sekarang, tapi ia belum tau apa yang Ali beri. Dengan perlahan ia membuka tangannya dan…

“Ali…”teriakan prilly mulai menggema, sedangkan Ali tertawa girang. Dikibaskan tangannya supaya ulat bulu itu terlepas dari tangannya. Ya, Ulat bulu lah yang Ali beri kepada Prilly. Dengan wajah amarah Prilly menghampiri Ali yang masih puas tertawa.

“Sudah puas tertawa tuan Ali !”ucap Prilly yang sudah berdiri dihadapan Ali dengan berkacak pinggang.

“Sudah kok sudah”.” Weh mau ngapain lo Prill bawa sapu gitu, terus gaya lo udah kaya mau ikut perang dunia ke-3 . uh atut.”ejeknya.

“Lo mau tau gue bawa sapu buat apa ?”ucap Prilly dengan nada bicara selembut mungkin. Sedangkan Ali menatapnya sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Buat gebukin lo!” bentak Prilly. Ali yang mendengar kata “gebukin lo” langsung pasang kuda-kuda dan  berlari menghindari Prilly yang sudah siap melayangkan sapunya.

“Ali…dasar bocah tengil, sama sapu aja takut. Lagian siapa juga yang mau gebukin lo, capek gue kalau mesti kejar-kejar lo dulu sebelum gebukin lo. Mending gue lanjutin nyapu.”ucap Prilly santai, sedangkan Ali sudah berlari entah kemana.
.
.
.
.
.
Gimana ? Gaje ya ? Biarin ah yg penting udah di next 😊 selamat membaca..

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang