Chapter 3

1.2K 48 1
                                    

Seperti janji Leo tadi pagi, kini dua sejoli itu sedang berada di toko buku. Sudah satu jam mereka berada disana, namun gadis itu masih belum selesai memilih novel yg akan dibelinya. Sampai-sampai Leo jengah menunggu gadis itu, yg hanya mempeehatikan gerak-geriknya saja membuatnya pusing.

"Udah belum sih Quen!" gerutu Leo menyandarkan punggungnya ditembok sambil bersedekap dada.

"Ihh Leo bisa diem nggak sih! Ganggu konsentrasi gue aja" omelnya masih sibuk mengoreksi buku-buku yg terpampang di rak-rak toko.
Sementara Leo memutar bola matanya malas mendengar perkataannya. Terpaksa ia harus banyak bersabar menghadapi gadis ini, jika tidak ia pasti akan mengadu pada nyokapnya. Ck. Menyebalkan sekali..!!

"Nah dah selesai.., mari kita kekasir" pekik Hazel setelah mendapatkan 3 novel yg di incaranya. Bayangkan guys! 1 jam hanya mendapatkan 3 novel saja... Huftt untuk kalian yg mempunyai sahabat macam dia kalian harus pasang hati sekuat Baja..

Setelah selesai membayar keduanya langsung menuju parkiran. Lihat saja gadis cerewet itu masih saja mendumel karna kakinya terasa pegal akibat memilih novel tadi, tapi disini Leo lah yg terkena imbasnya padahal ulahnya sendiri.

"Kita langsung pulang ya" kata Leo menaiki motornya sambil memakai helm full face nya.

"Iya gue juga capek banget" keluh Hazel sambil menyusut keringat didahinya. Sejenak ia mematung melihat perlakuan Leo yg membantunya mengusap peluh didahinya dg tangan tanpa rasa jijik.

Entah atmosfer apa yg menyelimuti keduanya. Kedua bola mata Hazel yg bersinar itu menatap dalam bola mata legam milik Leo. Seakan tak bisa menggerakannya, mereka hanyut dalam perasaan entah itu apa?

Yang pasti mereka saling merasa Nyaman tentang hubungan mereka yg hanya sebatas Sahabat! Selama ini orang" mengira, bahwa mereka menjalin hubungan khusus, namun itu hanya Ekspetasi semata! Nyatanya keduanya masih enggan untuk menjalin hubungan yg serius. Bukannya Leo tidak gantle! Namun ia rasa masih belum pantas untuk menempati hati Quen. Padahal perasaannya sudah ada sejak mereka pertama kali bertemu, biarlah waktu yg akan menjawab. Ia sendiri yg akan memperjuangkan cintanya pada gadis itu saat ia merasa layak disebut Pria.

* Hazel

Bughhh

Bughh

Prok..prokk..prok..

Suara riuh tepuk tangan mengisi keramaian ditengan lapangan. Rupanya para murid sedang melihat adu jotos salah seorang Bad boy dg kakak kelas. Bukannya ada yg melerai, ini malah mereka membentuk lingakaran sambil menyoraki keduanya. Hingga akhirnya pekikikan cempereng seorang gadis menghentikan aksi keduanya dan juga semua murid yg ada disana

"Elo ikut gue!" lantangnya menunjuk kearah Leo. Mau tak mau ia harua menuruti perintah Quen nya.

Sudah hampir setiap hari kejadian itu berulang. Pelakunya pasti tak jauh-jauh dari sang pembuat onar! Siapa lagi kalau bukan 'Leo Wiliam' Bocah ingusan itu selalu ada saja tingkahnya, tak tanggung -tanggung siapa yg akan menjadi lawannya, hanya karna saling ejek menimbulkan kekacauan. Yah seperti perwatakannya 'Leo mempuanyai sifat pemberontak , keras kepala, dan pemberani' maka dari itu ia jadi seorang Bad Boy yg susah dikendalikan.

"Awssshh sakit Quen"

"Bisa diem nggak!"

"Ya tapi pelan-pelan"

Dengan telaten Quen membersihkan luka biru didahi Leo dg alkohol. Selalu seperti ini, laki-laki ini memang membutuhkan rehabilitasi agar otaknya bisa berjalan dg benar. Ck. Sebenarnya apa sih maunya, sudah beberapa kali ia ingatkan, namun dia masih tak mau mendengar ucapannya.

"Pokoknya ini yg terakhir kali gue liat elo kaya gini! Kalo sampek lo berantem lagi gue nggak akan maafin elo" peringat Quen menatap tajam kearah Leo.

"Ya tapi ini kan bukan salah gue dia dulu yg mulai" belanya pada dirinya sendiri

"Ya nggak usah elo tanggepin dong. Emang apa sih yg elo dapetin dg berantem kayak gini hah! Mau jadi sok jagoan lo, mau pamer kalo elo jago bela diri iya!" sentak Quen menatap makluk yg ada didepannya ini.

Sedangkan Leo berusaha meredam emosi agar tak menyakiti hati Quen nya dg mrmbalas perkatannya. Lebih baik ia cukup diam saja.

"Pokonya gue nggak mau tau, kalo sampek kejadian ini terulang lagi! Gw bakal jauh- jauh elo" sambungnya kemudian berpindah posisi menjadi membelakanginya.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu UKS berbunyi. Seorang siswi berkuncir dua yg diketahui kelas 10 mencoba berjalan kearah mereka.

"Permisi kak" sapa gadis itu sopan kepada seniornya.

"Iya ada apa?" tanya Hazel.

"Saya kesini, ditugaskan oleh Bu Winda untuk memanggil kak Leo keruang BK sekarang" sahut gadis itu menunduk takut akan reaksi apa yg akan diterimanya.

"Baiklah elo bisa keluar. Terima kasih" balas Hazel mempersilahkan gadis itu keluar sebelum mendapat amukan Leo.

"Bba-ikk kak permisi" gadis itu segera melenggang pergi dari ruangan itu.

"Kali ini gue nggak bakal bela lo lagi" ujar Hazel menatap sisnis kearah lelaki itu.

"Quenn ayolah pliss" pinta Leo dg memasang wajah semelas mungkin.

"Nggak! Kali ini lo harus tanggung akibatnya" Hazel pun langsung bergegas pergi meninggalkan nya sendiri. Tanpa memperdulikan teriakan Leo yg meminta bantuannya.

"Quennnn"

'Hazel'
Hy i'm back 🙌
So jangan lupa vote dan coment ya guys

Sorry typo 🙏 namnya juga Manusia hehehe 😊

Hazel 'TERSEDIA VERSI CETAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang