Chapter 4

760 39 0
                                    

Seorang wanita paruh baya berambut pendek berdecak pinggang menatap anak lelakinya, bahkan yg ditatap hanya cengengesan memperlihatkan wajah santainya.

"Sampai kapan kamu begini terus Leo?!" jika sudah begini lebih baik Leo diam dari pada pacar kesayangannya itu jadi korbannya. Pernah suatu hari Leo kena DO dari sekolah, hal itu yg membuat Mamanya marah dan menyita mobil Audi nya selama 3 bulan. Maka dari itu ia kini lebih was-was untuk mencari perkara.

"Pantas saja Papamu lebih memilih menyekolahkan adik kamu keluar negeri supaya meneruskan perusahaannya! Dari pada kamu bisanya cuma nyusahin saja!"

Hazel memandang sungkan atas perdebatan antara sang ibu dan anak ini. Sedari tadi ia duduk di sofa sambil menunduk memainkan rok nya.

"Leo itu cowok Ma jadi harus bisa bela diri masa  Leo harus diem aja digituin, harga diri Leo sebagai cowok dimana" ucapnya sok mendramalisir bak anak tiri.

"Isshh jijik gw" cerca Hazel memutar bola matanya malas.

"Yasudah terserah kamu Mama udah gemes ngehadepin kamu! Biar nanti Papa kamu yg memberimu pelajaran" omel Mama Leo lalu berlalu menaiki tangga.
Sementara Leo memandang kepergian Mamanya sambil menirukan mulutnya tadi yg berkomat-kamit.

"Elo tuh sebenarnya manusia apa bukan sih, kok ada gitu manusia kaya lo"

"Ada, buktinya gue, gw ini manusia limited edition jadi manusia satu-satunya terganteng sejagat raya" ucapnya dg Pd membentuk jambulnya keatas.

"Yg ada manusia alien tuh baru" sengit Hazel.

"Gue mau pulang deh kayaknya udah sore" sambungnya sembari melirik arlojinya.

"Yaudah sana pulang" sahut Leo santai kemudian menjayuhkan tubuhnya ke sofa.

What? Hanya itu jawabannya, Hazel kira ia kan mengantarkannya pulang seperti di novel-novel yg mengantarkan cewek pulang. Waitt! Kenapa ia mendadak Gr begini? Menganggapnya sahabat saja malas karna ia hanya merasa kasihan pada Leo. Bukan kasihan sih sebenarnya, ia hanya membalas budi karna telah melindunginya selama ini. Jika ditanya soal perasaan? Ia menjawabnya hanya sebatas rasa sayang sebagai Sahabat!

"Oh yaudah bye" ucapnya lalu melengos pergi dari rumah Leo. Sebenarnya Leo itu peka terhadap Quen ya yg memberinya kode untuk mengantarkannya pulang, hanya saja dia terlalu malas mendengar omelannya lagi ketika didalam mobil nanti
mesipun begitu dia sangat menyayangi Quen nya itu dan akan selalu melindunginya.

        **Hazel**

Seperti biasa suasana kelas XII Ips1 seperti pasar ayam. Penghuninya selalu ribut mengerjakan Pr menyontek salah satu teman ter pintarnya dikelas. Sedangakan manusia setengah Alien seperti Leo dan kelima temannya hanya duduk dipojokkan kelas sambil menggelar acara dangdut keliling. Berbekal meja dan galon yg mereka peroleh dari ruang Uks mereka jadikan alat musik untuk mengiringi suara sengklek salah seolah temannya  yg berambut ikal bernamana Seto.

Tap.. Tap.. Tapp..

Deru langkah sepatu terdengar mulai mendekati kelas, sontak membuat mereka segera membereskan kekacauannya dan segera kembali ketempat duduk masing-masing. Sapu,galon, dan meja yg terlihat rusuh tadi segera mereka sisihkan di pojok kelas.

Tampak seorang wanita yg berumur hampir kepala 3 mulai memasuki kelas mereka, entah atmosfer mana yg merubah ruangan itu menjadi hening semenjak kedatangannya.

Ia adalah seorang guru Fisika, guru terkiller memiliki postur pass body yg selalu memasang wajah datar serta angkuhnya, membuat eemua murid disini waspada terhadap guru yg diketahui bernama Ibu Meta tersebut.

Perlahan ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas meneliti satu- persatu murid nya dg berkaca mata tebal yg ia pakai sedikit diturunkan. Ia menemukan satu murid yg tampak asyik menunduk di bangku paling pojok. Ya kalian tau lah siapa orangnya! Cowok super tengil itu tampak belum menyadari kedatangan guru killer nya, ia masih sibuk memainkan ponsel nya dikolom meja, entah apa yg dilihatnya.

Tukk..

Sebuah penggaris kayu melayang tepat dipungunggnya. Perlahan ia mendongakkan kepalanya melihat siapa yg bernai mengusiknya, mendadak kakinya gemetar melihat siapa yg ada di depannya.

"Tuan Leonard William!" geram Bu Meta berdecak pinggang.

"Hehehe Bu Meta-l" sahutnya cengengesan dg tampang tanpa dosanya.

"Bernai kamu meledek saya! SEKARANG KAMU KELUAR DARI RUANGAN SAYA! DAN BERDIRI DI LAPANGAN! SEKARANG!" Sentak Bu Meta dg amarah meluap- luap. Sudah cukup sabar ia menghadapi polah muridnya yg satu ini, harus dg cara apalagi ia memberi pelajaran kepada cowok tengil seperti Leo itu!

"CEPAT LEO" lanjutnya meninggikkan suara.

Leo pun segera beranjak berdiri dari duduknya kemudian melepas jaket dan meleparnya ke meja. Dengan wajah tampang dosa ia berlalu meninggalkan kelas sambil berkata..

"Yeiii berjemur" seisi kelas tertawa melihat tingkah manusia Alien itu.

***
Seorang pria ber jaz hitam menatap kosong melihat lalu lalang kendaraan di atas balkon apartement. Hanya kerinduan pada kekasih hati yg  hampir 1 tahun tak jumpa. Keinginan yg besar agar segera bisa menyelesaikan bisnisnya agar segera pulang ke tanah kelahirannya.

"Sedang apa Pa" panggil seorang lelaki yg baru tiba dari kampus nya. Sontak membuat pria itu menoleh memandang putra lelakinya itu menyungging senyumnya.

"Baru pulang?" tanyanya sembari mengantongi kedua tangannya di saku celana.

"Iya baru sampai, Papa baik-baik saja?" ucapnya mengelus lengan kekar Papanya.

"Tidak, Papa hanya hanya sedang merindukan Mama dan kakakmu saja" terdengar helaan nafas cukup dalam memendam kerinduan dalam dirinya.

"Virgo pun juga sangat merindukan mereka Pa, rapi kita harus menunggu 1 bulan lagi" sahutnya

Virgo dan Papanya memang kini berada di Milan karna melanjutkan sekolahnya sekaligus sang Papa yg mengembangkan bisnisnya. Sudang hampir 1 tahun mereka di Milan, hal itu yg membuat ia berpisah pada Ibu dan Kakaknya. Kakak lelakinya itu memang lebih memlih bersekolah di Indonesia saja agar dia bisa menjaga Mamanya.

"Lebih baik Papa istirahat dulu, Virgo takut jika Papa kelelahan nanti" ucapnya penuh perhatian.

"Baik kamu juga harus makan siang, sudah Papa pesankan tadi" sahut Papanya memandang putra kebanggaannya yg mulai meninggalkan kamarnya setelah berpamitan.

Tiada hal yg lebih bahagia didunia ini selain melihat anaknya tumbuh dewasa dan sukses. Putra yg ia didik teladan sejak kecil.

Akan tetapi ia melupakan satu hal! Satu lagi anak lelakinya yg tinggal bersama istrinya. Sedang apa dia sekarang? Apakah anak lelakinya satu lagi bisa membuatnya bangga seperti adiknya itu? Yang pasti ia begitu sangat merindukannya, ia yakin kedua putranya itu sama pintar nya dan mampu menjadi pewaris tahta perusahaannya kelak.

  ******
                            19 Juli 2017

Finally to be continue 👋
Sialhkan V+C! 👇

Hazel 'TERSEDIA VERSI CETAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang