Chapter 22

289 23 0
                                    

Don't leave a Vote..

--------
 
  Terik matahari begitu terasa menyengat hampir keseluruh bagian inti bumi. Hazel tampak sedang berjalan seorang diri menuju sebuah halte untuk menanti angkutan umum. Tadi supirnya mengatakan jika tak bisa menjemputnya sepulang sekolah dikarenakan harus menjemput Rio--Kakak Hazel di bandara.

Terdengar dari arah belakang, gerombolan geng motor berseragam sekolah telihat mengikuti langkahnya. Dengan penuh kecemasan, Hazel mempercepat langkahnya untuk segera menghindari mereka.

Namun tiba-tiba saja, salah satu kawan mereka berhasil mengahadang jalannya. Tentu saja hal itu membuat Hazel ketakutan.

"Lo ceweknya Leo?" Ucap salah satu diantara mereka menatap tajam pada Hazel.

"Kalian siapa? Jangan ganggu gue" keringat dingin mulai menjalar ketubuh Hazel, ia semakin kuat memegang tas nya.

"Kita nggak bakal macam-macam sama lo! asalkan lo suruh cowok lo buat dateng kesini!" Terdengar gelak tawa sinis mereka mulai menggoda Hazel.

"Jangan sentuh gue'' pekik Hazel menepis tangan mereka yg mencoba menyentuh lengannya.

"Kita nggak bakal apa-apain lo. Asalkan lo suruh cewek lo kesini!" Bentaknya seketika membuat mata Hazel mulai memananas, karna Hazel memang tak bisa dibentak atau mendapat kekerasan.

"JAUHIN LENGAN KOTOR LOE ITU DARI DIA!" seru seseorang dari arah belakang membuat mereka semua berbalik badan.

''Leo" guman Hazel tanpa pikir panjang segera berlari kearah Leo. Ia sangat bersyukur pelindungnya datang kali ini.

"Jagoan kampung datang juga akhirnya" ucapnya sinis di iringi gelak tawa dari anak buahnya.

"Bangsat! Diam lo!"

Bughh.

Tanpa pikir panjang Leo menghantam wajah cowok itu dg keras.

"Berani juga lo ternyata" cowok itu membalas pukulan Leo mengenai sudut bibirnya yg berdarah.

Tapi Leo tak tinggal diam memukul cowok itu dg kemampuan silat-nya. Kedua temannya juga mulai ikut menyerang Leo membuatnya sedikit kualahan menghadang mereka. Hingga pada akhirnya Leo pun berhasil melumpuhkan mereka, hingga membuat ketiganya tersungkur ketanah karena pukulan Leo.

"Gue peringatin sama lo semua! Jangan ernah sentuh dia" Sentak Leo menunjuk kearah Hazel "Jangan bawa-bawa dia dalam urusan kita! Kalo nggak gue patahin tulang kalian sekarang juga!" Ancamnya membuat mereka berlari menuju motornya dan bergegas meninggalkan tempat.

Sementara Leo memandang kepergian mereka penuh emosi. Ia bersumpah! Akan membuat perhitungan pada anak dari SMA Dean itu jika berani menyentuh atau menyakiti Hazel sekali lagi.

"Le-- lo nggak papa kan" Hazel menghampiri Leo dg khawatir melihat sudut bibir Leo yg sedikit berdarah.

"Gue nggak papa kok, ayo kita pulang" ucapnya sedikit berjalan terseok-seok karena kakinya sedikit sakit akibat serangan dari mereka tadi.

"Awsshh pelan-pelan sakit Quen" rintihnya ketika Hazel mengobati lukanya.

"Ini juga pelan-pelan kali" saat ini keduanya tengah berada di rumah Hazel. Tadinya Hazel menyuruh Leo pulang, namun cowok itu menolaknya dg alasan tak ingin membuat Mamanya khawatir.

"Mereka itu sebenarnya siapa sih Le?"

"Mereka itu anak dari SMA Dean saingan sekolah kita sejak dulu. Mereka emang gitu, selalu nyerang duluan kalo tim sekolahnya kalah lomba sama tim sekolah kita" jelasnya.

"Terus kenapa cuma lo yg dicari?"

"Karna gue kapten basket sekaligus ketua geng disekolah. Minggu lalu mereka kalah adu balap motor sama gue, makanya mereka punya niat bales dendam sama gue---termasuk jadiin loe atau siapapun yg ada didekat gue buat jadi umpannya" tuturnya panjang lebar. Hazel sama sekali tak memotong ucapan Leo sejak tadi. Tapi tunggu! Ada yg salah dengan ucapan Leo tadi! Balap Motor?!

"Eh lo tadi bilang apa? Balap motor? Gue kan udah bilang sama lo, kalo jangan ikutan balap motor itu lagi! Itu sama aja bahayain diri lo sendiri tau nggak!" Bentaknya tak habis pikir dg cowok yg ada dihadapannya saat ini. Padahal ia sudah memperingatinya untuk berhenti ikut balap motor, tapi malah dia melanggarnya!

"Iya sorry hehehe.. habis dia nantang duluan Quen, kalo gue nggak ambil dikira banci sama mereka" sahut nya dg santai.

"Awas aja! gue bakal aduin ke Tante Ina sama Om Bara!"

"Eitss jangan ding plisss" ucapnya menangkup kedua tangannya kedepan " gue janji bakal berhenti buat ikut balap motor itu tapi gue mohon jangankasih tau Bonyok gue yah" Hazel menghela nafas mendengar ucapan Leo.

"Oke, tapi dengan satu syarat! Ini yang terakhir" peringatnya sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Oke"

~¤Hazel¤~

"Lyana" panggil Hazel tak sengaja melihat Lyana berada didepan kelasnya.

"Eh Kak Hazel"

"Lo ngapain ada disini? Cari siapa?" Tanya Hazel tersenyum lembut pada gadis cantik yg herada dihadapannya ini.

"Itu kak biasa lagi nungguin supir Kopaja. Dari tadi nggak kelihatan lubang hidungnya" lanutnya sambil mengedarkan pandangnya ke seluruh tempat. Hazel  tertawa pelan mendengar ucapan Lyana.

"Ada-ada saja" sahut Hazel menggelengkan kepala.

"Pasti lagi nungguin Virgo ya? Kenapa nggak langsung masuk aja, dia ada didalem kok tadi. Ayo"

"Nggak ah Kak disini aja biar dia yg nyamperin aku. Emang dia pikir aku cewek apaan nyamperin cowok duluan, sekali-kali tuh harus jual mahal" dengusnya sambil mengibaskan rambutnya. Bukannya marah, justru Hazel tertawa mendengar ucapan Lyana.

Tak lama orang yg sedari tadi mereka bicarakan akhirnya muncul juga. Virgo yg baru keluar dari kelasnya, tampak heran dg kehadiran Lyana dan juga Hazel yg asyik mengobrol didepan kelasnya.

"Ngapain lo kesini? Bukannya gue tadi nyuruh lo buat nunggu di perpustakaan" ucapnya dingin menatap Lyana dg jengah.

"Nggak papa cuma sekedar pengen jagain Kakak aja, siapa tau nanti ada semut lewar gigit Kakak. Nanti kan ganteng berkurang kalo digigit semut" Virgo hanya menatapnya datar tanpa memperdulikan ocehan gadis itu.

"Terserah lo!"

"Udah deh gue nggak punya banyak waktu. Buruan lo jadi les nghak hari ini'' serunya mulai beranjak pergi.

"Iya-iya dasar bawel"

"Eh Kak Hazel aku duluan yah" Hazel hanya mengangguk tersenyum.

"Ih tungguin" pekiknya menciba berlari mengikuti Virgo.

Sementara Hazel hanya berdiam memandang mereka sambil menggelengkan kepala. Gadis ceria namun agresif seperti Lyana yg baru ia kenal beberapa minggu yg lalu mampu membuatnya tersenyum dg tingkah uniknya.

^^^^
Jangan lupa V+C dan tambahkan juga di Reading list  kalian 😉

See you next.







Hazel 'TERSEDIA VERSI CETAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang