Chapter 7

523 40 0
                                    

Sepulang sekolah Hazel memutuskan pergi kerumah ke rumah Leo, lebih tepatnya menemui Tante Ina mengantarkan kue buatan Mamanya untuk diberikan pada teman arisannya.

Hanya menempuh 10 menit ia tiba disebuah rumah minimalis ber cat putih. Tak lama munculah seorang wanita paruh baya yg membukakan pintu dan menyambut kedatangannya dg antusias.

"Hai putri Mama yg cantik, ayo masuk dulu sayang" Tante Ina mengajak Hazel menuju ruang tamu.

"Makasih tante" balasnya sopan.

"Tumben kamu siang-siang dateng kesini biasanya kan udah numpuk sama novel- novel kesayangan kamu itu" candanya membuat Hazel terkekeh.

"Tadi Hazel disuruh Mama untuk mengantarkan kue ini buat tante"

"Wah bentuknya lucu sekali, tau saja kalau Tante lagi kepingin makan kue hehehe sampaikan terima kasih pada Mamamu ya sayang" Tante Ina mengusap lembut rambut Hazel yg bersandar di bahunya. Hazel dapat merasakan pelukan seorang ibu dari wanita disebelahnya itu, seperti pelukan ibu kandungnya yg telah lama meninggal.

"Kamu tunggu sebentar yah Mama mau buatin minun dulu, panggil Leo gih dia sedang ada dikamar kayaknya" kemudian Tante Ina bergegas menuju dapur.

Selepas kepergian Tante Ina Hazel pun memilih untuk menghampiri dikamarnya. Ia memang sudah biasa keluar masuk rumah ini. Rumah keduanya yg selalu memberinya kenyamanan.

Ketika hendak menaiki tangga, langkah Hazel terhenti mendengar suara seseorang.

"Lo  siapa?" membuatnya terkejut lalu berbalik.

"Eh ha-i lo pasti kembarannya Leo ya, gue kesini mau nemuin Leo" ia mendadak gugup ditatap intens dg cowok didepannya ini.

"Oh ikut gue" Hazel mengikuti langkah Virgo menuju kamar Leo. Sedari tadi ia hanya menunduk tak berani menatapnya.

"Woy kunyuk ada yg nyariin noh" ucap Virgo ketika membuka handle pintu.

Leo yg tadinya terlentang dikarpet langsung terlonjak bangun ketika mendapati gadis nya datang.

"Hai Quen sini" Hazel menuruti perkataannya,ia pun duduk ditepi ranjang.

"Pintu nya jangan ditutup! Jangan macem-macem lo Le!" sindir Virgo sebelum menghilang dari balik pintu.

"Gue juga tau njing!"

Sepeninggal Virgo keheningan melanda kedua remaja itu, sampai akhirnya Leo mengawali membuka bicara.

"Ada apa tumben Quen kesini?" bahkan wajah keduanya masih sama-sama menunduk menyembunyikan rasa gugup.

"Enggak ada apa-apa kok, tadi Nyokap nyuruh gue buat ngasih kue buatannya buat Tante Ina"

"Beruntung banget ya lo jadi anak Nyokap lo"

"Hah, maksudnya?"

"Iya nggak kaya si Tante Ina lo itu bisanya cuma masak telur mata sapi sama mie instan doang itu-itu mulu tiap hari sampek-sampek ni perut mlendung karna kolestrol" ucapnya merenggut kesal menceritak Mamanya.

Seketika Hazel tertawa keras mendengar eluhnya pada masakan Tante Ina.  Memang Tante Ina jarang didapur. Pernah suatu ketika Leo protes ingin dimasakkan ikan goreng oleh Mamanya, alih- alih ikan itu jadi, malah wanita itu berteriak histeris takut terkena percikan minyak goreng dan membuat ikan goreng tersebut menjadi Gosong!  Wanita berusia hampir 35 tahun itu taunya hanya alat make up dan buku arisan.

"Gitu-gitu juga Nyokap lo curut"

"Gue sih terima takdir, lagian Papa gue yg ganteng dan kaya  lagi kok bisa suka ya sama Tante Ina? Apa bagusnya cobak" Tak sadar orang yg mereka bicarakan sejak tadi. Bersedekap dada di didepan pintu menatap tajam putra sulung nya.

Hazel 'TERSEDIA VERSI CETAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang