Chapter 21

300 21 0
                                    


  Leo yg baru saja tiba dirumahnya, terheran dg kehadiran seorang gadis berkuncir dua yg tampak berdiri didepan pintu rumahnya. Dengan langkah pelan, ia pun menghampiri gadis itu yg tampak terkejut dg kehadirannya.

"Kenapa nggak ketuk pintu?" Tanya Leo tanpa basa-basi.

"Eh,  Kakak pasti saudara kembarnya Kak Virgo ya? Aduh ternyata sama cakep juga nya. Eh- enggak deng, masih cakepan si Virgo, kan dia kayak ada muka arab-arab nya gitu" ucapnya cengegesan. Sementara Leo hanya menyangga kaget dg kelakuan gadis yg ada dihadapannya kali ini.

"Kenapa tadi lo nggak ketuk pintu? Kan didalam ada pembantu gue" tanya Leo sekali lagi.

"Oh sengaja nggak ketuk pintu, biar dibukain sama Kak Virgo. Dia tuh nyebelin kak, udah aku chat dari tadi. Eh, akunya malah dianggurin disini" Sekali lagi Leo dibuat bingung dg gadis macam apa yg baru ia temui kali ini.

"Yaudah yuk masuk, si Virgo nggak bakalan keluar kalo jam segini mah" Leo pun mempersilahkan gadis itu masuk kedalam rumahnya, namun reaksi berlebihan dari gadis itu yg membuatnya mendengus kesal.

"Hah, aduh mimpi apa gue semalem bisa deket banget sama Kakak Ipar" pekik Lyana dg berbinar sambil melipat ledua tangannya didepan.

"Lo tunggu disini aja, gue panggilin Virgo dulu" tanpa pikir panjang Leo pun segera melenggang pergi menuju kamarnya.

Namun tiba-tiba saja langkahnya mendadak terhenti melihat kehadiran gadis yg sepertinya tak asing baginya.

"Hai Le-- lo baru pulang?" Sapa gadis yg masih berseragam SMA.

"Gue habis latihan basket. Lo udah dari tadi disini" tanya Leo lalu berjalan menuju sebuah kulkas mengambil air dingin untuk diminumnya.

"Tadi gue kesini bareng Virgo, soalnya gue kangen sama Tante Ina, jadi ya sekalian juga gue bareng" sahutnya kembali melanjutkan kegiatan masaknya.

"Heleh bilang aja lo kangen sama gue kan. Atau lo mau pendekatan sama camer buat cari perhatian ke anaknya" godanya sambil menaikkan alisnya. Sementara itu, Hazel memukul lengan berotot lelaki itu dg keras, tapi bagi Leo itu tak berasa sama sekali. Mengingat tangan Hazel yg sangat mungil.

"Oh iya gue lupa di luar kan tamu. Kok malah diem disini gue" serunya menepuk jidatnya karna baru ingat dg Lyana.

"Tamu? Siapa?" Tanyanya berbalik badan menatap Leo heran.

"Itu temennya sodara gue yg absurd itu. Udahlah gue mau keatas dulu, manggil Virgo"

"Lo temuin dia dulu ya, buatin minum atau apa gitu bik" guraunya sambil tertawa keras. Leo pun segera lari terbirit-birit menuju kamarnya sebelum mendapat amukan dari gadis itu.

Sementara Hazel bergegas menuju ruang tamu sembari membawa nampan yg berisi minuman. Matanya memincing melihat seorang gadis berkuncir satu yg tengah duduk disofa sambil memainkan ponselnya.
Perlahan ia pun mulai mendekati gadis itu.

"Lyana!" Sama terkejutnya dg Hazel ketika Lyana melihatnya. Gadis itu beranjak dari duduknya ketika Hazel mulai mendekat.

"Kamu kok bisa ada disini, kamu kenal sama Virgo?'' Ujar Hazel sambil menaruh minuman diatas meja.

"Eh, aku kesini mau ketemu Kak Virgo kak. Soalnya mau ngajarin les Mapel aku" sahutnya dg senyum merekah.

"Oh jadi Virgo itu guru pembimbing lo selama 1 semester itu?"

"Iya makanya aku kesini. Soalnya tu orang sok banget, di telfon nggak diangkat. Jadi aku ngikutin dia kesini deh" serunya dg wajah cemberut.

Hazel hanya terkekeh melihat gadis ceria seperti Lyana yg baru saja ia temui 2 hari yg lalu. Ia sangat yakin jika Lyana menyukai Virgo, mengingat Lyana selalu bercerita mengenai Prince Charming nya tiap kali mereka bertemu.

"Mungkin Leo lagi kekamar buat manggil Virgo, lo tunggu bentar yah" kata Hazel dg lembut tersenyum ramah.

"Aku nggak yakin tu muka datar bakalan turun kebawah kalo dia tau yg datang itu aku Kak. Dia kan gitu sok jual mahal, padahal mah sebenarnya dia demen tuh" cerca Lyana membuat Hazel tertawa dg tingkah gadis disampingnya ini. Tingkat kepercayaan diri gadis itu sungguh WOW! pokoknya.

"Elo kenapa sih narik-narik gue kaya gini! Gue kan udah bilang gue nggak mau nemuin dia" terlihat perbincangan dua orang cowok bersaudara mulai mendekat kearah mereka. Sontak Hazel dan Lyana segera mengalihkan pandangnya pada mereka.

"Lo temuin dulu sana! Jangan banyak omong lo" ucap Leo yg sedari tadi menarik paksa lengan Virgo untuk menuju ruang tamu menemui Lyana.

"Gue bilang nggak mau ya nggak mau! Lagian tuh cewek nggak penting tau nggak!" Balas Virgo menatap tajam kearah Abangnya.

"Virgo" ucap Hazel saat melihat lelaki itu datang. Leo dan Virgo pun mulai mendekat ketempat Hazel dan Lyana berdiri.

"Lo ngapain sih kesini! Gue kan udah bilang dari tadi kalo lo itu harusnya pulang! Budek ya lo jadi cewek" sergah Virgo menatap tajam pada Lyana.

"Tapi hari ini ada jadwal les aku Kak. Dari tadi juga aku telfonin tapi Kakak nggak angkat. Jadi ya aku ngikutin Kakak kesini" sahut Lyana dg nada cerianya.

"Untuk hari ini nggak ada jadwal les privat. Gue males sama lo, mendingan sekarang lo pergi nggak usah dateng kesini!"

"Ya tapi kan-"

"Tapi apa? Lo budek ya!"

"Virgo!" Sentak Hazel seketika membuat Virgo terdiam. Karna baru kali ini ia melihat Hazel membebtaknya.

"Lo nggak bisa hargai dia! dari tadi Lyana dateng buat nemuin lo, tapi dg gampangnya lo malah ngusir dia. Lo bener-bener nggak punya perasaan tau nggak!" sungut Hazel menatap Virgo dg tajam.

"Ya tapi kan dia-"

"Eh, gue nggak suka ya lo kasar sama perempuan. Apalagi itu sama adek kelas lo sendiri!" timpal Leo dg tegas pada Virgo.

Lyana hanya menunduk mendengar pertingkaian mereka. Ini salahnya, seharusnya ia tak datang kemari jika begini akhirnya. Sekuat tenaga ia menahan rasa sesak saat melihat bentakan Virgo tadi padanya. Karna sejatinya Lyana adalah gadis yg gampang menangis, akan tetapi ia mampu menutupi semuanya dg tingkah cerianya.

"Kak Leo--Kak Hazel. Kalian nggak usah marahin Kak Virgo, ini salah aku yg dateng kesini. Kedatangan aku emang nggak diharapin, jadi mendingan aku pulang aja dari pada Kak Virgo malah tambah marah" ia menghela nafas sejenak.

"Tapi aku janji nggak bakal dateng lagi kesini kalo hanya buat Kak Virgo marah. Kalo gitu aku pulang dulu ya Kak. Permisi" lanjut Lyana dg senyum mulai beranjak pergi.

"Lyana tunggu!" Lyana langsung berbalik badan mendengar ucapan Hazel.

"Iya kak"

''Gue anterin lo pulang ya, ini udah hampir sore kayaknya. Jarang banget ada taksi lewat sekitaran sini"

"Eh, nggak papa kok Kak.   Aku bisa pulang sendiri nanti ngrepotin. Nanti aku bakal coba telfon supir aku buat jemput kok" sahut Lyana tersenyum ramah.

"Sama sekali nggak ngrepotin, gue justru khawatir sama lo kalo pulang sendiri"

"Nggak papa Kak makasih ya. Aku bisa pulang sendiri kok, bentar lagi supir aku juga datang" Hazel hanya terdiam tak lagi memaksa Lyana untuk pulang bersamanya.
Ia hanya memandang punggung Lyana yg mulai menjauh dari perkarangan rumah Leo. Kadang ia kagum dg gadis itu yg selalu ceria bagaimanapun kondisinya. Jika sedih, kesedihannya takkan berlangsung lama.



^^^^^^
Hai..haii I'am back 👋
Maaf update lama guys, soalnya kemarin lagi UTS 😊

So jangan lupa tinggalkan V+C 😉

TBC.

Hazel 'TERSEDIA VERSI CETAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang