🐾6🐾

2K 422 17
                                    

NgeVote ga sampe ngabisin 1gb koq

---

"Iyain Ji,"

"Udah sekarang kita ke kantin! Gue laper,"

Gue sama Yuji langsung menuju kantin sekolah. Tempat yang seminggu lalu menjadi awal mula hancurnya hidup gue.

Waktu itu Vernon dateng cuma buat maki maki gue doang. Gue dibilang cari muka didepan anak anak. Untungnya Lay mengerti keadaan dan dia mainin perannya.

Sejak itu, gue mulai kenal sama geng-annya Lay.

"Eh eh itu Lay kan? Lo gak sama dia?" tanya Yuji.

"Ngapain gue sama dia kalo ada lo,"

Kita mencari tempat duduk yang cukup jauh dari tempatnya Lay setelah mengambil makanan tadi. Berdekatan dengan kelompok kayak gitu cuma bikin darah tinggi aja.

Yuji yang memang gak tau apa apa, harus gue ceritain dari awal. Akhir akhir ini dia baru mulai paham dan bersikap sewajarnya aja.

"Terus lo beneran mau bales dendam sama Vernon gitu?"

"Awalnya sih ngga, tapi gue udah ketarik sama hal semacam ini, so kenapa gak sekalian?" jelas gue.

Kalau memang Lay gak bikin masalah dalam hidup gue, mungkin gak akan terpikirkan kata balas dendam. Tapi karena udah terjadi ya selesaikan sampai tuntas.

Yuji yang ngederin ucapan gue barusan menghela nafas lelah. Memang, selama dia kenal gue, ini keputusan terberat dan juga paling berisiko yang pernah gue ambil.

Gue itu orangnya males ribet.

"Badan lo masih sakit sakit?"

"Ya sedikit,"

Gue menunjukkan lebam kaki gue yg tertutupi kaus kaki dan juga membuka luka yang belum kering di tangan gue.

"Jangan dibuka, kalau dibuka terus kapan sembuhnya,"

Yang ngomong gitu bukan Yuji.

Kita berdua menoleh ke asal suara yang sebenarnya memang tidak diinginkan. Tapi dateng seenaknya kayak jelangkung, ya walau perginya bilang bilang.

"Eh? Iya iya,"

Gue kembali menututup perban di tangan gue. Tapi namanya juga Lay, gak pengen hidup gue tentram sehari aja. Dia menarik kursi kedekat gue dan membuka semua perban di tangan kanan gue.

"LOH KOK DIBUKA?!?"

Akibat suara kencang yg ditimbulkan sama Yuji. Jadilah anak sepenjuru kantin mengubah titik fokusnya ke kita. Gue sama Lay cuma bisa membuang nafas lelah. Karena Yuji kita berdua harus berusaha bersikap manis untuk kesekian kalinya.

---

"Ganti uang balsem!"

"Kalo gue gak mau?!"

"Yakin?"

Seperti yang sudah kalian tebak. Gue lagi debat masalah balsem yang dia pakein ke gue saat istirahat tadi. Dari awal gue udah pengen balik bareng sama Suga yang notabene nya sahabat gue dari kecil.

Lose Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang