Hei, sadar.
Dia bersikap baik bukan ke kamu doang tapi dia baik ke semua orang, jadi jangan geer.
-Langi-🌈🌈
"Nyolong sepatu siapa lo?" Tuduh kak Bintang yang tiba - tiba datang menghampiriku ketika aku sedang mengambil sebuah sepatu converse hitam yang ada dibelakang kulkas, namun aku mengabaikannya dan pergi berjalan menaiki tangga menuju kamarku yang membuatnya ikut berjalan mengikutiku.
"Sombong amat sih sama abang sendiri gamau jawab."
"Durhaka lo ngediemin gue terus." Ucapnya lagi yang membuatku menghela nafas pelan dan tidak memperdulikannya sama seperti saat dulu ketika dia yang tidak peduli padaku.
Kini, semuanya berubah dan berbalik padaku.
"Punya temen?" Tanyanya lagi penasaran yang masih tetap berusaha untuk membuatku berbicara dan aku hanya membalas pertanyaannya dengan anggukan sambil membuka pintu kamar ku.
"Emang lo punya temen?"
Deg.
Aku tersenyum miris karena mendengar pertanyaannya yang membuat hatiku sangat tersentil sampai membuat air mataku hampir terjatuh, tetapi aku berusaha untuk menahannya agar terlihat baik - baik saja.
"Satu - satunya temen gue kan elo." Jawabku akhirnya seraya membalikkan badan ku dan menatapnya dengan wajah datar yang membuatnya sedikit terkejut karena mendengar perkataanku.
"Tapi lo ga pernah peduli sama gue." Ucapku, lalu menutup pintu kamarku yang membuatnya terdiam dengan wajah bersalahnya.
"Maafin gue ngi." Ucapnya dengan penuh sesal yang bisa aku dengar dari balik pintu kamar ku, sehingga membuat air mataku kini terjatuh tetapi dengan cepat aku menghapusnya.
Aku duduk dimeja belajarku, meletakkan sepatu converse yang aku peggang dan mengusap wajahku pelan. Harusnya aku tidak mengatakkan itu yang membuatnya sedih dan merasa semakin bersalah. Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri ketika mengingat masa lalu yang membuatku menjadi sakit sendiri.
Mau bagaimana pun dia kakak ku, begitu juga dengan kedua orangtua ku yang mempunyai kesalahan yang sama. Walaupun dulu mereka tidak peduli padaku tapi aku tidak akan pernah membenci mereka.
Sayangnya, kesalahan itu masih teringat jelas dan lukanya pun masih membekas dihatiku, bahkan merubah diriku menjadi Pelangi tanpa warna seperti sekarang. Kini semuanya berubah hanya karena satu kesalahan dan aku tidak pernah tahu, sampai kapan aku akan terus menjalani hidup dengan kenangan buruk dimasa lalu yang selalu menghantuiku hingga membuatku sakit.
Ingin sekali melupakkan, tapi itu semua sulit ketika dilakukan.
Ini hanya soal waktu. Suatu saat hari aku pasti bisa melupakannya dan tidak ingat lagi bagaimana rasa sakit itu yang membuat hidup ku tenang. Aku mengatur nafasku pelan, entah kenapa hati ini terasa sesak sehingga menyulitkan diriku untuk bernafas. Sudah terlalu banyak hal menyakitkan yang aku simpan sendirian dan aku merasa ingin meluapkan semuanya bersama seseorang sampai membuatku lega.
Baru kali ini aku benar - benar ingin membutuhkan seseorang untuk menemaniku, biasanya aku sudah kebal dengan semua perasaan menyakitkan dan nyaman dengan semua kesendirian ini, tetapi sekarang entah kenapa aku ingin mempunyai seorang teman yang bisa membuatku lupa akan semua yang aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colorless Rainbow [Revisi]
Teen FictionMenyembunyikan rasa rapuh dan sepi itu tidak semudah yang dibayangkan. Aku menyembunyikan itu karna aku tidak ingin semua orang tahu tentang kesedihan pahit ku. Hingga tanpa aku sadari, aku sudah membohongi semua orang dan menyakiti diriku sendiri. ...