dua belas🌈

598 122 350
                                    

Apa aku harus menjadi sesempurna Bunga yang cantik agar bisa dihargai dan mendapatkan banyak teman?
-Langi-

🌈🌈

Begini lah keseharianku disekolah, selalu tertidur pulas dengan menidurkan kepalaku dimeja dengan memakai kedua tanganku sebagai alasnya seraya mendengarkan lagu melalui headset yang aku pakai ditelingaku.

Aku selalu tidur dikelas disaat jam senggang maupun dijam istirahat seperti sekarang, jika bosan karna selalu tidur, aku biasanya baca buku diperpustakaan atau pergi ke gudang belakang sekolah untuk menyendiri. Itulah keseharianku selama sekolah, sangat membosankan bukan? Apalagi aku selalu sendiri, tidak ada teman yang menemaniku, dan itu rasanya hampa sekali.

Aku membuka mataku untuk terbangun dari tidurku, melihat keadaan kelas yang kini keadaannya sangat ramai melebihi pasar malam dan aku hanya bisa terdiam duduk sendirian dikursi pojok kanan depan seraya memandangi teman sekelas ku yang tengah asyik bercanda, bercengkrama, atau pun tertawa, sedangkan aku disini seperti manusia yang tidak terlihat.

Apa tadi ku bilang? Teman? Bahkan aku tidak tahu harus menyebut mereka teman atau bukan, lagi pula mereka tidak menyukaiku. Mereka sering membullyku, mengerjaiku, menertawakanku, dan hal buruk lainnya, bahkan aku jadi bahan gibah mereka, padahal kenyataannya mereka tidak tahu apa-apa tentang diriku.

Sebenarnya aku bingung, memangnya apa salahku sampai mereka berbuat seperti itu kepadaku? Padahal aku hanya diam tidak melakukan apa-apa, sudah mencoba berinteraksi pun tidak ada yang bisa menerima dan peduli padaku. Sedih sekali menjadi diriku.

"Apa lo liat-liat? sirik bukan?" Sindir Maya kepadaku yang membuat penghuni kelas kini menatapku secara bersamaan.

"Sirik ga punya temen tuh."

"Ga peka amat sih May, dia itu pengen temenan sama lo."

"Dih, ogah amat gue temenan sama orang aneh," balasnya tajam yang membuatku menghembuskan nafas pelan untuk bersabar.

Karena sudah terbiasa dengan tingkah laku buruk mereka, jadi aku hanya terdiam mendengar semua perkataan mereka yang menyakitkan dan aku berusaha untuk tidak peduli walaupun perkataan mereka itu semakin menjadi-jadi, tapi aku tidak yakin bisa melakukan itu.

"Creepy banget sih dia, jadi ngeri gue."

"Ngeliatinnya juga serem."

"Dasar aneh."

"Pindah planet lo sana," Ucap seseorang seraya melempar satu kertas kepadaku.

"Pergi gih."

"Disini lo ga guna, diem doang bisanya!"

Mendengar perkataan jahat itu aku pun dengan ragu melihat penghuni kelas yang kini tengah membicarakan ku seraya menatapku tajam dan sinis. Sungguh, rasanya aku ingin menangis sekarang. Sampai akhirnya aku beranjak pergi dari tempat duduk ku untuk pergi dari kelas jahanam ini, aku tidak ingin mendengar terlalu banyak perkataan jahat dari mereka.

Aku berjalan cepat untuk pergi menuju toilet perempuan, sesampainya disana perasaan sedih yang membuat dadaku sesak dan sakit sudah tak bisa ditahan lagi, aku menatap diriku sendiri dicermin seraya menangis tanpa suara dan kalian tahu bagaimana rasanya? Sangat menyakitkan. Dan sepertinya aku sudah tidak kuat lagi bertahun-tahun merasakan hal seperti ini hampir setiap hari.

Apa salah ku? Kenapa mereka jahat padaku? Pertanyaan itu yang selalu berputar di dalam otak ku karena tidak mengerti lagi dengan sikap mereka.

Mungkin bagi kalian masa sekolah adalah masa yang paling indah, tapi bagiku tidak sama sekali. Masa sekolah adalah masa yang paling menyakitkan bagiku. Itulah mengapa aku selalu mendapatkan nilai jelek disekolah, karena aku sangat tertekan dengan keadaan lingkungan disekolah yang membuatku sulit sekali untuk menjadi diriku sendiri dan mengembangkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Colorless Rainbow [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang