3. Cukuplah Kita Saja

1.6K 358 62
                                    

Mobil Donghyun terus melaju meninggalkan area kampus dan seperti biasa mengarah ke flat Euna.

Jangan sangka Euna tidak terbawa perasaan dengan ajakan Donghyun. Ia sudah terbiasa memang dengan ajakan pergi berdua slash mirip kencan, tapi entah mengapa jantungnya selalu skip tak normal.

Euna mengigit bibir, luluh juga akhirnya. "Weekend habis aku ngajar, gimana? Midnight?"

"Minggu aja, ya? Senin nggak ada kelas pagi 'kan? Sabtu aku ada acara," ujar Donghyun sambil tersenyum-senyum sendiri.

Dasar tidak jelas!

"Mau kemana?" Euna tidak tahan untuk tidak bertanya. Kepo.

Senyum Donghyun bertambah lebar. Sepertinya dia juga tidak tahan untuk tidak bercerita. "Diajak piknik sama Eomma dan keluarga."

Oh, Euna tahu yang dimaksud dengan Eomma dan keluarga. Dalam hati, ia merasa iri.

"Have fun, ya?" kata Euna. "Baik-baik sama Eommonim. Jangan manja-manja."

"Enggaklah, aku 'kan bisa diandalkan," kilah Donghyun sok, masih dengan senyum lebar.

Euna ikut terkekeh, tertular kebahagiaan Donghyun. Namun, suasana hatinya langsung berubah ketika ponselnya berbunyi dan nama itu muncul kembali di layar.

Just ignore.

Reject.

"Kenapa nggak diangkat?" tanya Donghyun, masih sempat-sempatnya melirik meski sedang menyetir.

"Lihat jalanan, Dong!" tegur Euna halus. "Biasa, nomor tak dikenal," dustanya dan ia tak yakin Donghyun percaya begitu saja.

"Oh iya, ngomong-ngomong orangtua kamu dan Minho Hyung apa kabar?" tanyanya lagi.

Euna mengigit bibir, berusaha terlihat biasa. "Baik," jawabnya singkat.

Donghyun tidak bertanya apa-apa lagi, tapi ketika tangannya terulur menepuk-nepuk kepala Euna, gadis itu tahu dustanya tidak berguna di hadapan lelaki itu.

🎸🎸🎸

Akhir pekan Euna berlangsung seperti akhir pekan minggu sebelumnya. Ia mengajar selama dua jam di rumah Diplomat Kim yang punya putra kelas 1 SMA yang pemalu namun ramah, Kim Dongbin. Ia senang mengajar di sana meski harus bilingual. Istri Diplomat Kim memperlakukannya dengan baik, menyuguhi makanan dan menggajinya cukup besar. Apalagi setelah tahu Euna mahasiswa jalur beasiswa prestasi di Yonsei dan nilai Dongbin naik setelah beberapa kali privat

Sepulang mengajar, Euna biasa mampir di kedai Bibi Noh untuk membeli bahan makanan selama di flat. Bibi Noh yang baik sering kali membagi tips-tips dapur pada Euna.

Sisa harinya dihabiskan dengan membereskan flat dan belajar. Ia jarang keluar rumah. Belanja baju bahkan sering dilakukannya via online shop. Kalau tidak benar-benar butuh, ia lebih senang mendekam di flat.

Menjelang sore, bel flat berbunyi. Sembari lewat, Euna tak sengaja melirik jam.

04:04 pm.

Euna mengintip dari lubang pengamat di pintu. Ia tidak akan buka pintu kalau yang datang orang itu. Betapa terkejutnya ia mendapati Donghyun di sana.

"Kok, di sini?" Euna mengernyit heran. Bukannya Donghyun sedang ada acara keluarga?

Donghyun melepas sepatu dan langsung masuk. Ia duduk di hadapan meja persegi yang digunakan Euna untuk makan.

"Kamu masak? Aku lapar."

Malah itu yang diucapkannya.

Meski tahu ada yang tidak beres, Euna tetap menghidangkan nasi, kimchi jiggae, telur dadar dan tofu. Hanya itu yang tersisa dari menu makan siangnya. Tapi Donghyun tetap makan tanpa protes.

"Donghyun ..." panggil Euna pelan.

Sahabatnya terus makan tanpa menyahut. Setelah makan, Euna mencuci peralatan makan sedangkan Donghyun tidak beranjak dari kursi satu sentipun. Pandangan matanya kosong sambil mengatupkan bibir kuat-kuat.

Ah, Donghyun menahan tangis.

Euna mengeringkan tangan, lalu menepuk pundak Donghyun. Tanpa aba-aba, lelaki itu memeluknya yang masih berdiri. Membenamkan wajah pada perut Euna. Tak mau melepaskan meski Euna mengeliat.

Risih? Jangan ditanya.

Namun, Euna segera lupa pada rasa risihnya saat ia merasa bajunya basah dan bahu Donghyun bergetar. Selama satu tahun saling mengenal Euna belum pernah melihat Donghyun menangis. Jadi, ia menepuk punggung Donghyun pelan, membiarkan sahabatnya memeluk dan menangis.

Tiga puluh menit kemudian, Donghyun sudah tertidur dengan menjajah tempat tidur Euna. Dasar bayi! Menangis saja sudah membuatnya kelelahan. Ini pertama kali sahabatnya itu menumpang tidur di flat Euna.

Ketika Euna keluar flat untuk membuang sampah, ia menemukan bungkusan berisi lima kotak side dish di samping pintu. Ah, ia bisa menebak alasan mengapa Donghyun menangis.

🎸🎸🎸

"Loh, kamu masak lauk lagi?" tanya Donghyun akhirnya terbangun ketika mencium harum makanan. "Bagus, deh. Aku lapar."

"Dasar! Udah numpang tidur, bangun-bangun maunya makan," omel Euna galak, meski ia miris juga melihat mata sembab Donghyun yang membuat kantung matanya semakin terlihat jelas.

Donghyun hanya nyengir, mengambil posisi di sebelah Euna. Ia tertegun saat mengamati jenis lauk yang ada di atas meja.

"Aku nggak jadi pergi," cerita Donghyun tanpa diminta. Tangannya seperti robot, mengambil lauk satu persatu dengan kaku.

"Iya, aku tahu."

"Eomma bilang Wooshim nggak suka aku ikut," lanjutnya, masih dengan gerakan kaku.

Wooshim? That brat! Sesekali Euna mungkin perlu memberi bocah itu pelajaran.

"Terus?"

"Eomma ngasih bungkusan makanan. Kata beliau buat dimakan bareng Youngmin Hyung, sebagai ganti piknik."

Ouch, itu pasti menyakitkan. Memang sejak Wooshim mulai mengerti kondisi keluarga mereka yang rumit, Donghyun pindah tinggal di rumah Youngmin. Sekarang pun mereka menyewa flat bersama ditambah Sewoon.

"Kita nonton sekarang, yuk?" ajak Euna mengalihkan topik, berusaha mengembalikan mood baik Donghyun. "Masih sempat kalau mau nonton yang midnight."

Donghyun tidak terlalu antusias, namun ia tetap mengiyakan ajakan Euna.

Sepanjang film, Donghyun tertawa dan berkomentar terus-menerus. Sama-sama mengakui Baby Groot lucu bersama Euna. Tidak terlihat seperti orang yang habis menangis. Namun ketika adegan pemakaman Yondu, mendadak Donghyun menggenggam tangan Euna.

Ah, Euna tahu Donghyun seperti melihat diri sendiri.

Tangan Euna balas menggenggam tangan Donghyun, menautkan jari-jari mereka erat. Tanpa kata berusaha menyampaikan: aku di sini.

-bersambung.-

An. Ah jadi ingat lagi pas elim...
Chapter ini mengalami kenaikan derajat kebaperan uhuhu.

So, keluarga Donghyun kenapa? Keluarga Euna juga kenapa?
Ahelah, belum juga misteri pertemuan mereka dijelasin.
Satu-satu bakal terjawab nanti, jadi plis tetap ikutin yaaa hehehe.

Vommentnya tolong yaa:)
sekalian ditambahin ke perpustakaan atau daftar bacaan juga boleh hehe

04:04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang