30. Kembali Pulang

1K 269 130
                                    

Untuk pertama kalinya dalam dua tahun ini, Euna menginjakkan kaki kembali ke kediaman keluarga Choi. Rumah mewah itu dirawat dengan baik oleh para pelayan yang menangisi kematian Nyonya Besar mereka. Kini, rumah itu menjadi rumah duka.

Appa tiba di rumah dua jam kemudian dengan penerbangan tercepat yang bisa didapatnya dari Jepang. Euna tidak tahu apa yang dilakukan ayahnya di sana, benarkah hanya perjalanan bisnis atau sekaligus membawa pacar barunya pesiar.

Tubuh Eomma sudah dikuburkan tadi pagi dan sejak saat itu Euna tidak keluar dari kamar. Kamar ini kamar lamanya yang ia tempati sejak kecil. Saksi mati ketika ia menangis kencang tak paham mengapa ia selalu dimaki anak gagal.

Hanbok hitam yang melekat di tubuhnya serta pita putih kecil di rambut belum dilepaskannya. Di lantai bawah, Minho, Sodam dan Appa yang menyambut tamu yang berbelasungkawa. Yoogeun dititipkan di rumah orangtua Sodam.

Ada perasaan menyesal yang menggerogoti hati Euna. Tapi, ia tidak tahu apa penyebabnya. Apakah ia menyesal sudah datang dan Eomma bisa merasakannya sehingga penyakit beliau semakin parah? Ataukah karena ia tidak melihat saat-saat terakhir Eomma? Ataukah keduanya?

Lalu, ia teringat Donghyun. Ia tahu lelaki itu ada di bawah, sudah datang sejak tubuh Eomma dibawa pulang ke rumah dan belum pulang bahkan setelah pemakaman selesai. Hanya Chaekyung, Sewoon dan Youngmin yang datang ke pemakaman ibunya. Tidak ada teman kampus lain yang tahu. Mereka bersimpati dan menghiburnya yang sudah berhenti menangis sejak melihat Eomma dalam peti mati. Justru Chaekyung tersedu sedan memeluknya.

Anehnya, Donghyun sama sekali tidak mendekatinya seolah tahu ia sedang marah pada lelaki itu. Ia benci Donghyun yang memaksanya datang ke rumah sakit.

"Kamu belum makan sejak semalam."

Suara itu datang bersamaan dengan pintu kamar yang dibuka. Donghyun masuk ke kamar dan meletakkan senampan makanan di atas meja. Euna memunggungi lelaki itu, menatap jendela.

"Aku mau putus," kata Euna.

Hening.

"Aku anggap aku nggak pernah dengar ucapanmu tadi," balas Donghyun. "Kalau kamu masih marah, aku minta maaf. Kalau kamu nggak mau diganggu, aku akan tunggu di bawah. Tapi, jangan bilang putus segampang itu, Eun."

Sebab seperti Euna, Donghyun tahu bahwa putus bukan hanya mengakhiri tiga bulan hubungan kekasih mereka, tapi juga setahun lebih persahabatan.

Euna berbalik menatap lelaki itu. Dari dekat, dia bisa melihat Donghyun  sama kacaunya dengan dirinya. Kemeja hitam lelaki itu kusut. Wajahnya sembab dan lelah.

"Bagian mana yang kamu nggak ngerti?" tanya Euna retoris. "Aku minta putus."

Donghyun benar-benar terlihat kecewa. "Eun, apa aku harus berlutut di hadapan kamu sekarang? Kamu anggap apa kita ini Eun?"

"Pergi," kata Euna lagi.

"Choi Euna!" bentak Donghyun marah. Ini pertama kali lelaki itu membentak Euna. Ia selalu pandai menjaga emosi. "Kenapa kamu jadi begini lagi? Setiap kali kamu terluka, kamu selalu menutup diri seperti ini! Ini aku, Euna, bukan orang lain!"

Euna menatapnya berang. "Kamu yang lancang sok tahu perasaan aku! Memaksa aku!" balasnya.

Hening lagi.

"Oke, kalau itu mau kamu. Kita putus. Selamat tinggal, Euna. Semoga kamu bisa bertahan dengan egomu untuk menutup diri." Akhirnya Donghyun berkata, lalu berbalik dan meninggalkan kamar Euna.

Pintu ditutup, lalu Euna ambruk dalam tangis.

Berakhir sudah hubungannya dengan Donghyun.

🎸🎸🎸

Euna izin tidak masuk kuliah selama seminggu. Ia juga tidak kembali ke flat selama seminggu. Terlalu banyak kenangan bersama Donghyun di sana. Ia tidak sanggup meski ia bilang ia baik-baik saja. Jadi, ia menumpang di rumah Minho.

Minho dan Sodam sudah tahu soal hubungannya dan Donghyun yang kandas. Tapi, mereka tidak ikut campur. Sodam mengurus Euna yang masih dalam masa berdua seperti anaknya sendiri. Makan, pakaian bahkan repot-repot datang ke kampus walau sambil membawa bayi untuk mengurus izin Euna.

Appa datang sesekali, bicara hanya ditanggapi seperlunya oleh Euna. Terakhir kali datang, beliau mengusap kepala Euna penuh kasih sayang dan meminta maaf karena selalu gagal membelanya di hadapan Eomma. Terlambat, namun lebih baik dari tidak sama sekali.

Chaekyung menghubunginya setiap hari. Menanyakan kabar dan kapan Euna akan masuk kuliah lagi. Youngmin dan Sewoon juga sesekali ikut menimbrung saat ia bicara dengan Chaekyung. Euna sudah bilang kalau ia putus dari Donghyun.

Donghyun menghubungi satu kali, hanya untuk memberitahu bahwa proker yang dipegangnya untuk sementara akan ditangani langsung oleh Donghyun sampai Euna kembali ke kampus. Sampai  saat ini, foto Euna di Instagram lelaki itu belum dihapus.

Jadwal mengajar privat Euna dikosongkan untuk sementara waktu membuat Dongbin dan Daehwi yang mendengar kabar itu khawatir pada tutor mereka. Ibu anak-anak itu bahkan menelepon Euna untuk memastikan ia baik-baik saja.

Oh, kenapa?

Kenapa di saat Euna kehilangan satu orang (dua kalau termasuk Donghyun), ia baru menyadari bahwa ada banyak orang yang peduli padanya? Bahkan termasuk ucapan belasungkawa basa-basi yang dikirimkan teman-teman satu kampus ke grup angkatan dan BEM. Kelihatannya mereka tahu dari bagian administrasi kampus.

Tangan mungil Yoogeun terkepal  dan mengacung-acung ke arah Euna membuyarkan lamunannya. Bayi itu berceloteh dalam bahasa bayi yang hanya dipahami Sodam dan Minho.

"Iya, Bibi pusing," sahut Euna asal.

Yoogeun malah tertawa memamerkan gusinya yang ompong. Membuatnya ikut tertawa.

Ah, Euna jadi teringat sepatu bayi.

-bersambung.-

An. Ini aku  nulis apaaan siih? Bertahanlah, satu chapter lagi kelaaar
-Ki.

04:04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang