26. Jadian

1.1K 288 252
                                    

"Aku sayang kamu, Ddong. Cepat sembuh, ya?"

Euna setengah mati menahan malu saat mengatakannya. Tapi, respon Donghyun ...

"Nggak bisa! Pokoknya yang tadi itu aku nggak dengar!"

Lha, si Dongdong malah ngambek.

Kalau Donghyun sedang tidak sakit, maka Euna sudah sedari tadi menjitaknya. Dia bahkan berbalik memunggungi Euna sambil merengut sebal. Lucu sih, tapi bikin ingin ditampol juga.

"Tadi katanya orang sakit harus disayang," kata Euna mulai gemas sendiri. "Kok, plin plan, sih?"

Donghyun berbalik ke arah Euna. Bibirnya yang tebal itu manyun mencebik. "Nggak bisa! Masa kamu yang bilang duluan? Harusnya, 'kan, aku!"

Euna hanya bisa geleng-geleng kepala. "Kamu, 'kan, udah bilang ... pas di mobil semalam."

"Aku belum bilang sayang," bantah Donghyun keukeuh.

Jari Euna akhirnya menyentil kening Donghyun pelan. "Bawelnya. Sekarang tidur dulu. Kalau udah sembuh baru kita bicara lagi," omelnya untuk menghentikan perdebatan yang mulai tidak penting ini.

"Pokoknya kita belum jadian, ya? Aku mau nembak dengan baik dan benar," putus Donghyun semena-mena.

Euna hanya mengiyakan biar cepat.

🎸🎸🎸

"Tuh, 'kan, apa aku bilang yang kirim surat itu Dahyun," celetuk Chaekyung penuh kemenangan saat ia dan Sewoon tiba di flat. "Hadeh, makin malas deh lihat dia di sekre."

"Hush, persoalan pribadi jangan dibawa-bawa ke BEM," tegur Euna sambil memotong-motong wortel. Ia dan Chaekyung sedang memasak sup. Sewoon entah sedang apa di kamar Donghyun. "Lagian thanks to Dahyun, aku jadi menyadari sesuatu."

Senyum Chaekyung persis seperti ketika Euna menangkap basah gadis itu dan Sewoon berciuman tempo hari. Seribu watt plus alis yang dinaikturunkan dengan sengaja.

"Jadian?"

"Belum," elak Euna.

Chaekyung tertawa geli. "Akhirnya, Tuhan! Euna dan Donghyun sadar juga," serunya berlebihan sambil mengatupkan tangan menatap langit-langit seolah berdoa.

Euna mengabaikan gadis itu.

Beberapa saat kemudian flat Youngdongpo semakin ramai. Donghyun memang cuma flu dan demam, tapi yang datang menjenguk serombongan. Ckckck. Ada Daniel, Kenta, Hyunbin, Donghan, Yeoreum dan Taedong. Bahkan ketika Youngmin dan Seol kembali ke flat, mereka membawa serta dua bocah, little Woojin dan Daehwi yang meraung-raung melihat Donghyun pucat. Padahal lelaki itu sudah lebih baik dari tadi sore karena sudah bisa bangun dan duduk tanpa pusing.

Melihat ramainya flat dan bagaimana Donghyun tertawa di tengah-tengah mereka membuat Euna merasa senang sekaligus sedih. Ia senang Donghyun dikelilingi banyak teman, juga sedih karena ia tahu Donghyun mencari banyak teman demi menutupi kesedihannya tentang keluarga. Alih-alih menutup diri seperti Euna, Donghyun justru membuka diri dan membiarkan dirinya dicintai banyak orang.

Dalam hati, Euna berjanji dia juga akan berusaha selalu bersama seperti Donghyun lakukan untuknya.

🎸🎸🎸

"Lho, kok?"

Euna kehabisan kata-kata saat tiga hari kemudian Donghyun yang sudah sehat muncul di flatnya jam tiga pagi. Diulangi sekali lagi, at three in the morning. Rasa kantuk Euna langsung hilang seketika. Anehnya, wajah Donghyun malah segar tidak terlihat mengantuk.

"Dari basecamp, habis nugas tapi besok kelas pagi, flat Youngdongpo jauh jadi numpang di sini dan sudah dapat izin Youngmin Hyung sama Minho Hyung," jelasnya sambil menunjukkan bukti pesan di ponselnya pada Euna.

Euna langsung mencibir. "Yang punya flat itu aku. Bukan Youngmin Oppa atau Minho Oppa."

"Aduh, galak! Tapi, kok, makin manis."

Gombalan Donghyun hanya direspon dengusan marah oleh Euna. Ya, dia memang sedikit kesal pada sahabat-tapi-saling-suka ini karena selama tiga hari ini mereka tidak membicarakan apa pun mengenai kejadian di mobil atau kamar Donghyun. Dia jadi ragu perasaan Donghyun sungguhan atau tidak.

Euna beranjak ingin kembali tidur, namun Donghyun malah menarik tangannya  dan menyuruhnya duduk di tempat tidur. Sementara ia membuka kotak gitar dan menarik kursi meja belajar agar bisa berhadapan dengan Euna.

"Aduh, bentar dulu. Kok aku deg-degan, ya?" gumam Donghyun memegang dadanya sendiri.

Ini dia mau ngapain, sih?

"Dengerin baik-baik, ya, Eun."

Lalu, ia memulai.

Suara Donghyun, senyum malaikat ditambah permainan gitar adalah kombinasi tidak sehat bagi jantung Euna yang melompat-lompat. Ia khawatir lama-lama ia butuh CPR.

Lagu itu selesai dinyanyikan. Jantung Euna masih berdebar keras padahal durasi lagunya cuma satu menit.

"Bagus nggak?" tanya Donghyun. "Aku composed sendiri lho."

Euna memang tidak mengerti musik, namun ia tahu Donghyun tulus sekali menyanyikannya. Jadi, ia cuma mengangguk.

Tangan Donghyun terulur menggenggam tangan Euna lembut. "I just you, Choi Euna. Would you be mine?"

Ini, tuh, semacam trademark Be Mine atau bagaimana, ya? Kenapa mereka hobi sekali menggunakan kata-kata itu kalau menyatakan perasaan?

Eh!

Tunggu dulu ...

Donghyun bukan sedang ...

"Kamu lagi nembak?" tanya Euna bodoh.

"Iya, terus kamu mati. Dorr!" balas Donghyun gemas melihat Euna tiba-tiba lemot. "Iya, aku menyatakan perasaan. Confessed. Whateverlah nama lainnya. Makanya, jawab please."

"At three in the morning?!" Euna masih tak percaya.

Donghyun mengangguk. "It's nearly four now."

"With me in pajamas?!" tanya Euna lagi.

Kali ini Donghyun terkekeh. "Still cute tho."

Oh my god, she's so done with him! Euna hanya menatap sebal pada Donghyun yang balas menatapnya penuh harap. Namun akhirnya, ia mengangguk pelan.

"Alright, I'm yours."

Donghyun langsung memeluknya. Erat sekali. Akhirnya Euna mendapatkan jawaban yang dia cari. Ternyata jantung Donghyun juga berdebar keras seperti miliknya.

"Udah, jangan lama-lama meluknya. Risih." Euna melepaskan pelukan mereka lalu mendelik tajam pada Donghyun yang cengengesan dan memukulnya. "BTW, ITU TADI LIRIKNYA KENAPA MESUM BEGITU?! APAAN TUH WANT TO SLEEP WITH YOU EVERY NIGHT?!"

"Eun, itu 'kan cuma lirik! Adaww!! Ya ampun! Ini mah kekerasan terhadap pacar namanya!"

Sementara mereka bertengkar, waktu terus bergulir. Menit dan jam terus bergerak hingga berada di angka yang sama.

04:04 am.

-bersambung.-






An. I know i know. This chapter feels like final buuuut konflik Euna dan Eomma belum selesai, so aku ngerasa gantung kalau mau diend di sini.

Bare with me, readers! Bikos we will reach an end real soon.
-Ki.

04:04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang