27. Hari Pertama

1.1K 278 159
                                    

"Hari pertama jadian tuh dihitungnya dari hari nembak atau satu hari setelah hari nembak?" tanya Donghyun random saat mereka sedang mengecek kelengkapan berkas calon PO acara seminar dan karir expo Teknik di sekretariat BEM.

Euna menggeleng-geleng prihatin. "Bodo amat, Ddong. Lagian, ya, kamu nggak ngantuk apa? Semalam cuma tidur dua jam terus berangkat lagi."

Wajah Donghyun langsung berbinar. "Ciaaaa khawatir yaa sama pacar?"

Kalau mereka cuma berdua, Donghyun sudah kena toyor. Euna masih berbaik hati menjaga martabat kepala departemen P&K itu di hadapan yang lainnya.

Jika ditanya apa perbedaan besar antara sebelum dan sesudah jadian, jawaban Euna hampir tidak ada. Mereka bersikap persis sama seperti biasanya. Donghyun tidak memaksa jenis skinship apa pun. Ia menghormati Euna sebagai perempuan. Lagipula, Euna tidak ragu untuk bilang kalau sikap Donghyun membuatnya tidak nyaman.

Tidak banyak yang tahu mereka pacaran. Youngmin, Seol, Sewoon, Chaekyung, Minho dan Sodam jelas tahu karena Donghyun memberitahukan rencananya pada mereka. Jaehwan tahu sedikit karena ia mendengarkan self composed song Donghyun. Sisanya belum tahu dan Donghyun bilang nanti mereka juga akan tahu sendiri. Tentu mereka tidak menyangka tahunya dengan cara ini.

"HAH, PACAAAR?!!"

Suara ToA ala Kenta memenuhi seisi sekretariat BEM yang sialnya sedang ramai karena baru saja selesai RPH.

"Lo jadian sama Euna, Ddong?" sambar Daniel.

"Udah berapa lama?" Hyunbin kepo.

"Akhirnya, Ddong tidak bertepuk sebelah tangan lagi," komentar Donghan ikut-ikutan.

"Ngaca, woy, ngaca," ledek Taedong pada Donghan yang langsung merengut kesal.

Donghyun hanya tersenyum dan mengangguk-angguk. Membenarkan, tapi tidak menjelaskan banyak karena itu privasi mereka. Euna di sampingnya menahan malu dengan wajah memerah.

Jauh di belakang suara-suara heboh para lelaki anggota BEM, Euna tahu ada bisik-bisik yang mengiringi.

"Katanya cuma sahabat."

"Beuh, nempel mulu gitu. Si Donghyun dipelet kali."

"Daniel kalau gue kasih napas buatan, bakal jadian juga nggak sama gue?"

Di antaranya ada Dahyun yang terdiam di sudut ruangan. Urung menempel poster oprec untuk open house Teknik. Tangannya terkepal dan ia menahan tangis. Suratnya makan tuan. Alih-alih melepaskan, malah mempererat hubungan mereka.

Song Dahyun menyerah kalah.

🎸🎸🎸

Euna menghela napas saat menemukan Woojin sudah menunggunya di perpustakaan. Ia sudah menduga cepat atau lambat akan melihatnya lagi. Euna sudah memberi tahu Donghyun kalau ia perlu bicara dengan Woojin. Menjelaskan bahwa lelaki itu hanya membuang-buang waktu dengan Euna.

Dilihat dari tampang tak senang Woojin, Euna tahu sepertinya kabar tentang Euna dan Donghyun sudah sampai. Mungkin dari Daehwi. Atau Youngmin.

"Kamu benar-benar pacaran dengan Donghyun?" tanyanya ketika Euna baru duduk.

Yang ditanya hanya mengangguk.

Woojin mendesah. "Jadi, aku nggak punya harapan lagi?"

Euna menggeleng. "Tapi, aku mau bilang terima kasih sama kamu. Kamu bikin aku sadar kalau aku sudah cukup lama menyia-nyiakan orang yang aku sayang."

"Maksudnya?

Euna hanya tersenyum, lalu mengulurkan novel George Orwell yang dibelikan Woojin. "Aku kembalikan. It doesn't feel right for me to keep it."

Woojin tidak menyahut.

"Satu lagi. Tolong jangan bicara begitu soal Donghyun. You never be in his shoes," tambah Euna.

Tanpa kata, Woojin mengambil novel di atas meja, lalu terburu-buru meninggalkan perpustakaan. Ya, dia tahu Euna memang berbeda dan ia sungguh tertarik pada gadis itu. Tapi, Donghyun dan sejarah kedekatan mereka bukanlah tandingannya.

"Aduh, kalau jalan lihat-lihat, dong!" dumal seorang gadis yang bahunya tidak sengaja ditabrak Woojin yang melamun.

"Ah, maaf."

"Oh, bukan anak sini, ya?" Gadis itu melirik logo Konkuk pada polo shirt Woojin. Kemudian langsung antusias saat melihat novel di tangan lelaki itu. "Aah, George Orwell!"

Woojin bahkan lupa dia masih memegang novel yang dikembalikan Euna. Sesaat Woojin memperhatikan sosok mungil berponi yang masih menatapnya heran.

"Choi Yoojung buruan, ah! Nanti Chaekyung Sunbae ngomel!" panggil teman si gadis yang berdiri tak jauh dari mereka.

Sekali lagi, gadis itu menoleh ke arah Woojin. Lalu, ia tersenyum kecil yang membuat Woojin terpaku. Tanpa bicara lagi, gadis itu berbalik dan menyusul temannya.

Hmm, Choi Yoojung ya ...

Sepertinya Woojin akan punya alasan baru untuk terus muncul di Yonsei.

🎸🎸🎸

Tangan Euna memijat keningnya yang berdenyut sejak siang tadi. Kalau stres, migrain yang dideritanya memang suka kambuh. Ia terkejut ketika tangan Donghyun ikut memijat keningnya.

"Ddong, fokus nyetir dulu," tegur Euna mengembalikan tangan kanan Donghyun ke atas persneling. "Bahaya."

Tangan Euna malah digenggam oleh Donghyun.

"Capek, ya?" tanyanya. "Padahal baru hari pertama jadi pacar aku."

Euna menggeleng dan tertawa. Ya capeklah, 1 lawan 100 anggota Kim Donghyun Fansclub. Tapi, Euna tidak akan mengaku pada—ehm, ia masih belum terbiasa—pacarnya.

"Malam ini nggak usah masak. Makan di luar aja, yuk," ajak Donghyun.

Euna mengangguk. Ia juga sedang malas masak.

"Besok temani aku pulang, ya? Ada barang yang mau aku ambil," pinta Donghyun. "Sekalian ngasih tahu Eomma soal kita."

"Dih, pamer," ledek Euna.

Donghyun hanya cengengesan, lalu menjadi serius. "Gimana Woojin?"

"Entahlah, tapi dia udah tahu tentang kita," jawab Euna dan ia merasa genggaman tangan Donghyun menguat. "It's nothing to begin with."

"I trust you, but not him."

Dan Donghyun melakukan sesuatu yang membuat jantung Euna melompat. Ia mengecup punggung tangan Euna yang ada dalam genggamannya membuat pipi gadis itu memerah.

-bersambung.-

An. Pesan moral hari ini: kalau kamu cewek2 pacaran, jadilah seperti Euna yang bilang kalau ada sikap ddong yg bikin dia ga nyaman. Kalau kamu cowok jadilah seperti Donghyun, yg menghargai perempuan. They maybe close tp kalau kalian jeli, they never touch inappropriately.
Hidup rating PG-12 wkwkwk
-Ki.

Bonus: Dongpaca debuuut. Cukhaaae~~~ 🎉🎉🎉

04:04Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang