Chapter 3 - Menjengkelkan!

1.9K 151 83
                                    

Kamu itu bebal, nakal, nyebelin sekalinya ngomong pedes, tapi banyak yang suka!

🎵🎵🎵

Malam yang dingin seharusnya menjadi alasan seseorang untuk menghangatkan diri di rumahnya. Tapi berbeda dengan Davino, cowok yang terkesan dingin dan cuek.

Selalu saja begitu, ia tak pernah mendapatkan ketenangan dirumahnya yang besar. Kedua orang tuanya yang selalu saja bertengkar, membuat Davino benci dan muak berada dirumahnya.

Orang tuanya yang selalu berdebat, bertengkar tanpa memedulikan keadaan anak satu-satunya itu, entah apa yang membuat mereka seperti kucing dan anjing yang tak pernah akur. Yang berakhir dengan bundanya yang selalu menangis disaat tengah malam, dan ayahnya yang entah kemana pergi menenangkan diri.

Dengan menstrater motornya, davino mulai melajukan motor besarnya dengan kecepatan penuh, tak peduli bagaimana orang memakinya karena hampir membuat orang celaka. Ini adalah salah satu kegiatan yang ia dilakukan di malam hari untuk menenangkan diri.

Serrttttttttt..

Bunyi rem tangan yang davino tekan sekuat tenaga, posisi motor yang langsung ia arahkan miring.

Hampir sedikit lagi.

Cewek di depannya yang telah menunduk dan memeluk kedua lututnya

Jika saja davino lengah, mungkin cewek di depannya kini telah terpanting di tanah.

Ia memutar kunci motornya lalu melepas helmnya dengan cepat.

Cewek itu dengan tubuh bergetar dan masih menyembunyikan kepalanya di antara lututnya.

Davino membungkuk lalu meraih pundak cewek itu untuk berdiri.

Nayra mendongak melihat orang yang lebih tinggi dari padanya.

Dan langsung melotot seketika.

"Maaf", kata davino memasang ekspresi khatawir tapi hanya sedetik dan berubah kembali dengan tatapan dingin.

Dengan raut wajah marah dan ingin meledak-ledak nayra melepaskan pegangan davino di pundaknya.

"Lo bener-bener ya selalu aja buat hidup gue sial!". Seru nayra dan nafas yang terengah-engah.

"Maaf", kata davino dengan dinginnya.

Ucapan davino itu sama sekali gak ngebuat rasa marah nayra berkurang, justru semakin ingin meledak-ledak melihat ekspresi davino yang menjengkelkan.

"Hampir celakain orang, dan hanya bisa bilang maaf?", sinis nayra.

"Terus gue harus gimana? gue harus berlutut biar lo maafin gue?" Davino tersenyum sinis "Yang padahal itu sepenuhnya bukan kesalahan gue".

Benar. Apa yang dikatakan davino itu memang benar, ini memang bukan kesalahan davino sepenuhnya, karena memang selepasnya nayra keluar dari cafe, nayra menyebrang jalan dan sempat terhenti di tengah jalan, siput lucu yang menggemaskan membuatnya berhenti dan menunduk ingin mengambilnya.

Perkataan davino membuat nayra malu sekaligus bisa membuat nayra tidak bisa berkutik, entah dia benci terhadap dirinya yang bisa begini dihadapan cowok bebal seperti davino.

Davino menaikkan alisnya "Kenapa diam?, benar kan apa kata gue?", sinis davino

Nayra menghentakkan kakinya kesal, ia tahu perdebatan ini tak akan habis-habisnya. Jadi nayra memilih untuk meninggalkan cowok bebal seperti davino.

Baru saja nayra berbalik, davino langsung menahan dan memegang lengan nayra.

"Gue anter, udah malam", ujarnya tanpa ekspresi.

-NaDa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang