Chapter 20 - Lo terus

1.4K 97 25
                                    

"Jangan buat aku deg-degan!"

🎵🎵🎵

Davino memetik gitar, menetralkan perasaannya. Memainkan sebuah instrumen lagu yang entah apa yang ia mainkan karena pikirannya kini terfokus oleh seseorang yang sedang terbaring tak sadarkan diri dihadapannya. Pikirannya tentang gadis itu membuat perasaannya kini campur aduk.

Sejak insiden tadi, pikirannya benar-benar tak bisa diajak kompromi. Jujur saja sampai detik ini ia belum bisa tenang. Apalagi sudah hampir 2 jam Nayra belum sadarkan diri membuat Davino semakin takut.

Gerakan kelopak mata Nayra yang mulai terbuka membuat Davino menghentikkan petikan gitarnya.

Terlihat dari wajah Nayra yang masih setengah sadar, menatap langit-langit kamar, bingung dengan keberadaannya saat ini. Nayra menoleh, seketika matanya membulat saat menangkap sosok Davino yang tengah menatapnya di sofa dengan tatapan tak bisa ditebak samping ranjang.

"Lo belum mau pulang." sebuah pertanyaan, lebih tepatnya pernyataan sarkas yang dilontarkan Davino pada Nayra yang baru saja sadar.

Nayra mengkerutkan alisnya bingung. "Gu.. Gue dimana?"

"Lo di kamar gue. Otomatis lo di rumah gue."

Mata Nayra membulat dan cukup terkejut dengan apa yang di dengarnya. Ia menarik selimut hingga menutupi lehernya. Pikirannya sudah tak karuan. Terlebih lagi Davino yang berdiri dan berjalan kearahnya dengan menampilkan senyuman smirk.

Davino mendudukan dirinya diranjang, sedangkan Nayra menggeserkan tubuhnya sedikit menjauh "K..kakkk." ucap Nayra yang sudah mulai bergetar saat Davino menggeserkan tubuhnya mendekati Nayra.

Davino menatap mata Nayra lekat, Nayra ragu dan menunduk. Seketika tangan Davino meraih lengan Nayra yang sedang menggenggam erat selimut.

"Ayo pulang."

***

Nayra melamun, kedua tangannya menopang dagu, seorang guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan sama sekali tak ia hiraukan, hanyalah tatapan kosong dengan pikiran tentang hal yang terjadi padanya semalam.

Bukan.

Bukan karena tentang dua orang penjahat itu. Yang dipikirannya hanya rasa malu tentang dirinya yang menangis dan memeluk erat Davino tiba-tiba, hingga dirinya jatuh pingsan  tepat dipelukan Davino.

Jika diingat kembali, perlakuan Davino saat datang melawan kedua pria jahat itu terlihat sangat gentle. Ia datang diwaktu yang pas. Yang dilakukannya terlihat manis, seperti drama action korea yang diperankan oleh aktor tampan yang sering ditonton Nayra.

Tidak.

Nayra menggeleng tegas. Dirinya mungkin sudah mulai tak waras. Ia memukul kepalanya yang sudah berpikiran entah berantah ini.

"Nayra ada apa, kamu sakit?" tanya bu Inayah yang terhenti menjelaskan, saat melihat Nayra yang bertingkah aneh.

Nayra yang tersadar langsung meringis "I.. Iya bu, kepala ku agak pusing." alibi Nayra.

"Yasudah, kamu istirahat saja ke uks."

"Baik bu, makasih."

Nayra menolak bantuan Kesya yang ingin mengantarnya ke UKS, yang sebetulnya ia tak sakit, hanya saja pikirannya sedang tak fokus untuk menerima pelajaran saat ini.

-NaDa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang