Chapter 7 - Cewek baru

1.7K 118 72
                                    


Ngeselin ya, tapi bisa aja buat gue salting.

🎵🎵🎵

Hari ini hari minggu. Hari dimana waktu untuk bersantai ataupun menghabiskan waktu dengan keluarga. Tapi berbeda dengan nayra yang kini masih berselimut di atas kasurnya.

"Bangun! Kebo banget si dek." kata daniel yang membangunkan adik kesayangannya.

"Iihh, ngapain si bang. Hari minggu juga."

"Males banget si jadi cewek. Bangun gak, iler udah di mana-mana, jorok ih."

Daniel menarik selimut nayra dan menggerakan badannya agar nayra terbangun dari tidur kebonya.

"Ngapa si bang? Hari ini hari libur juga, sekali aja dong biarin ayra berleha-leha di rumah dong!" teriak nayra.

Daniel menarik napasnya mendudukan dirinya di atas ranjang, harus bersabar berbicara sama adiknya yang keras kepala ini. "Udah jam 10, lo belum makan. Mag lo ntar kambuh, gue ntar yang disalahin sama mami papi."

"Lima menit lagi deh" tawar nayra.

"Sekarang atau gue ambil aer sebaskom nih?" ancam daniel. "Eh iya iya!"

Nayra pun menurut. Karena ia tau ancaman kakaknya itu tidak main-main, ia sudah pernah merasakan itu sebelumnya, nayra pernah di siram pake air dingin sebaskom sama abangnya karena gak mau bangun. Kurang baik apa coba kakaknya itu, sampe tempat tidur nayra ikutan basah :')

"Cepetan, gue tunggu di ruang makan."

.

Nayra dan daniel pun sarapan bersama di ruang makan. Hanya mereka berdua, ayah dan ibunya belum balik dari singapura.

"Bang, mami sama papi kapan pulang?"

"Ntar sore kata mami."

Nayra mengangguk dan ber-oh ria saja.

"Gimana sama sekolah baru lo, nyaman gak disana?" tanya daniel di sela-sela sarapan mereka.

"Lumayan si. Ayra juga udah punya temen eh sahabat disana."

"Oh baguslah. Btw gimana hubungan lo sama alex?" -"uhukk" nayra tersedak mendengar ucapan kakaknya. "Pelan-pelan makannya."

"Kenapa dek?" tanya daniel dengan tatapan mengintrogasi.

"Udah mantan." jawab nayra setelah minum.

"Kenapa?, alex gak nyakitin lo kan? Atau dia selingkuh?" tanya daniel, yang sepertinya sudah mulai kesal.

"Eh enggak kok enggak bang. Ayra aja yang mau udahan, gak ada masalah apa-apa kok. Menurut ayra kita udah gak cocok aja" alibi nayra. Karena dia gak mau kakaknya masuk juga ke dalam masalahnya nayra.

"Beneran nih alasannya gitu?"

"Iya bang iya. Udah deh gak usah dibahas. Lanjut aja makannya."

***

Petikan gitar yang terdengar merdu. Davino yang sedang memetikkan gitar di atas rooftop rumahnya. Tak ada hal yang sangat menyenangkan bagi dia selain bermain musik. Musik bagi dia adalah sesuatu hal yang bisa mengembalikan moodnya menjadi utuh. Menyempurnakan hatinya yang patah dan menetralkan pikirannya yang sedang kalut.

Bahkan bisa di bilang, musik itu adalah segalanya bagi dia.

Suara dan getar pesan masuk dari handphone davino, membuatnya mengalihkan kegiatannya.
Davino mengambil handphone itu dan membaca pesan masuk. Ia tersenyum membacanya dan mengetikkan sesuatu.

-NaDa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang