Chapter 19 - Waiting

1.3K 103 18
                                    

Waktu yang paling melelahkan itu adalah menunggu. Apalagi menunggu kamu yang tak seharusnya ku tunggu.

🎵🎵🎵

Sepulang sekolah, Nayra menjelajahkan matanya mencari sosok orang yang menyuruhnya untuk menunggu di parkiran.

Sudah 30 menit ia duduk sendirian, dia paling tak suka menunggu, apalagi menunggu orang yang telah membuat janji padanya.

"Nay" panggilan seorang cowok membuat Nayra menoleh ke belakang.

"Lo belum pulang?" tanya Dirga dan duduk di samping Nayra. Ia memakai baju basket tanpa lengan, menampakkan lengannya yang cukup berisi dan berotot, terlihat ia baru saja bermain basket.

Nayra menggeleng "Belum kak. Kak Dirga sendiri belum pulang?" tanyanya untuk mencairkan suasana.

"Hari ini gue ada jadwal main basket, jadi pulangnya lebih lama."

Nayra mengangguk tanda ia mengerti.
"Mau gue antar?"

Nayra sedikit tertegun. Sebenarnya ia ingin menyetujui ajakan Dirga, tapi bagaimana dengan Davino yang telah membuat janji terlebih dahulu dengannya.

Atau jangan-jangan Davino hanya berbohong dan mempermainkannya. Tapi untuk apa?.

Nayra menggigit bibirnya, ia bingung harus bagaimana.

"Lo lagi nunggu seseorang?" tebakan Dirga sangat benar.

Nayra ragu menjawabnya, ia hanya mengangguk.

"Siapa?"

"Kak Davino." jawab Nayra pelan.

Dirga melihat ekspresi Nayra yang sedikit menunduk.

"Tadi gue liat Davino pulang bareng Vanila."

Nayra mengangkat wajahnya, rasanya ia kesal sekaligus kecewa. Benar, ternyata Dirga hanya mempermainkannya. Percuma ia membuang waktunya, hanya untuk menunggu Davino yang memberikan harapan palsu padanya.

Ini salahnya juga untuk apa ia menyetujui ajakan Davino semalam, ia seharusnya sudah tau, bahwa Davino sudah memiliki Vanila jadi tak mungkin ia mengajak Nayra pulang bersama.

Nayra segera berdiri dan memeluk tasnya "Kak Dirga mau antar aku pulang kan?"

***

Davino terjebak macet, puluhan kali ia mengklakson mobilnya. Tapi percuma, tak ada gunanya.

Hampir setengah jam, akhirnya ia bisa bebas dari kemacetan. Dengan kecepatan penuh, ia menginjak pedal gas, sambil melirik jam ditangannya, ia harap orang itu belum pulang.

Tak lama, Davino sampai di depan gerbang sekolah. Ia mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil saat ia menangkap sosok Nayra yang telah masuk ke dalam mobil dengan Dirga yang membukakan pintunya.

Davino membuang napasnya gusar. Jika tau seperti ini, ia tak akan seperti orang kesetanan ngebut-ngebutan di jalan untuk datang kembali ke sekolah menjemput Nayra.

Dan jika bukan karena Vanila yang menyuruhnya, ia mungkin tak akan kembali ke sekolah.

Sebenarnya, ia membuat janji semalam dengan Nayra itu semua adalah keinginan Vanila. Ia ingin jalan-jalan bertiga ke suatu tempat setelah pulang sekolah, awalnya Davino tak ingin, tapi Vanila bilang tak seru jika hanya jalan-jalan berdua.

Tapi sayangnya rencana itu gagal, karena Vanila jatuh pingsan sepulang sekolah, membuat Davino panik dan segera membawa Vanila pulang dan menunggunya hingga sadar.

Perasaannya jadi kesal, ia tak tau kenapa jadi seperti ini. Seharusnya ia sadar telah membuat seseorang menunggunya. Ia bingung, apakah ia kesal karena telah percuma kembali ke sekolah atau karena hal lain.

***

Nayra meringkuk dikasurnya, perutnya mengaung sedari tadi minta diisi. Di rumah hanya dia dan abangnya. Bi inah juga izin sedari pagi tadi karena ada acara keluarga. Ia membuka kulkasnya berharap ada sesuatu yang bisa dimakan, tapi sayangnya tak ada apapun yang bisa ia makan.

Terpaksa ia meraih jaket dan kunci motornya, meminta izin ke abangnya untuk ke supermarket, tapi sepertinya ia harus mengurungkan niatnya untuk menggunakan motor, motornya tak bisa dinyalakan karena indikator bensin telah menunjukkan huruf E. Ia melirik mobil yang terparkir disampingnya, percuma punya mobil kalau ia belum bisa mengendarainya.

Ia menghela nafasnya, jalan kaki dimalam hari mungkin tak terlalu buruk, pikirnya.

Nayra jalan menuju supermarket terdekat sambil mendengar musik lewat earphone yang menyumpal telinganya.

Dua orang pria di depannya membuat ia menghentikan langkahnya. Perasaan Nayra mulai tak enak saat kedua pria itu melontarkan senyuman penuh arti padanya.

"Hai cewek cantik mau kemana?" tanya salah satu pria diantaranya.

Nayra yang mencoba mengabaikannya berjalan melewati kedua orang itu. Ia sangat merinding, sungguh. Nayra melangkahkan kakinya cepat.

"Buru-buru banget sih neng jalannya, mau kemana?" tanya pria yang satunya lagi, kedua pria itu tetap mengikuti Nayra dibelakang.

"Mau abang antarin?"

Sumpah Nayra sangat takut sekarang, pikiran negatif telah bertebrangan diotaknya.

Sial. Sungguh sial, ia tersandung dan terjatuh. Ia takut, kedua pria itu kini telah berhenti dan melihat Nayra penuh arti. Salah satu dari keduanya memegang tangan Nayra, spontan Nayra menghempas tangannya yang dipegang.

Nayra mencoba berdiri dan mengatur nafasnya "Pergi! Kalau gak gue teriak!" Ia mencoba meninggikan suaranya yang bergetar.

"Galak amat si neng. Ayo ikut kita aja."

Nayra tak tau ingin melakukan apa. Ia semakin mundur karena kedua pria itu semakin maju mendekatinya. Bahkan, salah satu pria itu telah memegang lengannya.

Bugh..

Bogeman mentah mendarat pada pria yang memegang lengan Nayra. Ia jatuh tersungkur ditanah dengan darah segar mengalir dibibirnya. Yang satunya lagi mendapat tendangan keras sampai terlempar ke tanah.

Nayra yang menunduk mengangkat wajahnya melihat seseorang yang menolongnya.

Bukannya melawan, malah kedua pria itu lari terbirit-birit.

Nayra berlari dan refleks memeluk cowok itu. Tangisnya pecah dan basah dipelukan seseorang itu, tubuhnya bergetar hebat, terlihat sekali ketakutan yang ia tahan sedari tadi. Tak bisa ia bayangkan jika saja tak ada yang datang menolongnya.

Davino mematung, ia tak tau harus melakukan apa, bibirnya kelu melihat seseorang yang menangis dan memeluknya erat. Ada perasaan takut yang mencuak dihatinya. Perlahan tangannya membalas pelukan itu, dan sebelah tangannya mengelus rambutnya lembut menenangkan.

***
.

.

.
Enjoy..

Next?

Maaf lama gak update teman-teman, giliran mau nulis malah punya waktu lain yang harus diselesain😭..

-NaDa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang