Chapter 16 - Dinner?

1.3K 82 8
                                    

"Gue gak perlu liatin bintang yang jauh diatas sana. Kalo dihadapan gue sekarang ada yang jauh lebih bersinar dan menarik dari bintang."

🎵🎵🎵


Malam ini Nayra sudah siap dengan dress peach selutut dan white sneaker. Bukan tak memiliki sepatu high heels tapi ia kaku memakainya, takut jatuh dan keseleo, katanya.

Nayra menuruni anak tangga menghampiri mami dan papinya yang berada di ruang keluarga.

Ia ragu papinya akan mengijinkannya keluar. Karena sifat papinya yang overprotective terhadapnya.

"Pih.."

Papinya hanya berdehem untuk mengiyakan, tatapannya masih sibuk dengan handphone yang ia pegang.

"Gini pih, Ayra boleh gak keluar sama temen?" tanya Nayra ragu-ragu.

Beberapa menit Reno tak memberikan jawaban, Ana disampingnya menyikut lengan suaminya itu.

Reno menoleh, mengalihkan tatapannya pada Nayra "Gak boleh, udah malam." ucapnya tegas.

"Tapi pih, aku diundang makan malam sama teman aku di rumahnya." Nayra menggigit bibirnya, ia harus bisa membujuk papinya agar mengijinkannya. Ia menarik napasnya dalam, melanjutkan perkataannya "Orangnya udah nunggu diluar, pih."

"Temannya cowok?"

"Iya pih."

"Suruh masuk, papi mau ngomong sama dia."

Ini yang Nayra takuti, papinya selalu bersikap seperti ini jika teman Nayra cowok, bukan apa-apa, Nayra sudah tau betul sifat papinya yang suka meng-interogasi jika ada teman cowok Nayra yang datang ke rumah. Membuat risih saja.

Nayra menuruti perintah papinya, ia memanggil Davino untuk menemui papinya di ruang tamu.

Nayra duduk kembali ke ruang keluarga bersama maminya, tak ingin mendengar obrolan mereka. Berharap semoga papinya tak menanyakan yang aneh-aneh dan segera mengijinkan Nayra.

Seperti ingin melamar saja harus diwawancarai terlebih dahulu, batin Nayra.

***

Acara makan malam outdoor di halaman rumah Davino. Tak seperti bayangan Nayra, ternyata acara ini cukup ramai. Ada keluarga dan kerabat bisnis bunda Davino.

Nayra jadi malu, dan tak enak hati. Untuk apa ia diundang di acara seperti ini oleh Davino?.

"Nayra?" Vanila tersenyum dan datang kearahnya. Ternyata ada Vanila. Setidaknya ia ada teman disini.

"Hai, Van." Nayra tersenyum. Matanya menjelajah melihat orang-orang, ia menangkap sosok yang sepertinya ia kenal.

Kak dirga?

Nayra melihat Dirga yang sedang berbicara dan tertawa dengan orang-orang sebayanya. Mungkin orang-orang yang diajak bicara itu sepupu Davino.

"Vino, ajak temannya duduk dong." ucap wanita paruh baya.

"Bun, ini Nayra temen aku."

Ternyata ini bunda Davino. Bundanya tersenyum menatap Nayra. Wajahnya yang cantik dan terlihat awet muda.

Nayra tersenyum dan memperkenalkan diri. Bundanya sangat ramah. Nayra dipersilahkan duduk dan makan bersama dengan Davino, Vanila dan sepupu Davino lainnya yang sebaya.

-NaDa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang