Bel masuk jam pelajaran berbunyi dengan membuat kepala tegak, seseorang terhenyak sejenak karena sedari tadi ia terus saja memandang wajah tampan yang bukan miliknya. Ini kebiasaan Jihan setiap jam istirahat.
Jihan kesal harus kembali ke kelasnya, ia tidak akan bertemu orang itu di dalam kelasnya. Pelajaran seni pun ia sambut dengan raut muka gelisah. Tak biasanya dia seperti ini, senyum bahagia dan tenang selalu ada tuk menemani menciptakan sebuah seni, tak tau mengapa kali ini tidak. Padahal seni adalah hidupnya. Darah seni yang sudah lama mengalir di dalam dirinya mampu membuat Jihan menyabet berkali-kali piala juara melukis dan menyanyi. Bahkan dalam beberapa tahun belakangan ini, ia telah mendapatkan penghargaan menjadi duta seni, duta pelajar kreatif, dan duta sampah. Lukisan indahnya dan alunan suara merdunya mampu mengguncang hati pria siapa saja yang mendengarnya. Bukan hanya itu, paras cantik yang disertai kemewahan mahkota rambutnya membuat dia menjadi primadona paling disegani di sekolah maupun di kotanya.
Entah mengapa, dia yang telah menjadikan seni adalah hidupnya, hanya saja beberapa bulan ini ada seseorang yang bisa membuatnya untuk menyukai sastra.
KAMU SEDANG MEMBACA
A[wait]
RomanceKarena siapa kau bagiku, dan siapa aku bagimu. Aku masih belum bisa mengetahuinya. *** Tentang sebuah penantian yang tak ada ujungnya. Tapi menantimu adalah suatu kebahagiaan tersendiri untukku. Kau tahu kenapa?