Adore

26 15 6
                                    

"Nih, dapet sesuatu dari seseorang."

"Apaan ini Kal?" Faisal mengerutkan dahinya.

"Buka aja."

Penasaran apa isinya, dia membuka gulungan kertas putih berpita merah ditengahnya itu. Dia pikir itu adalah surat. Ternyata tidak. Betapa takjubnya dia membuka kertas itu dan dilihatnya adalah gambaran sketsa wajahnya sendiri yang digambar dengan tehnik arsiran pensil. Nampaknya gambaran itu membuat senyuman manis terlihat jelas di rona wajahnya. Dia seolah tidak percaya, sebegitu niatnya seseorang itu menggambar wajahnya. Pasti orang ini menganggap Faisal bukan orang biasa dalam hidupnya.

"Apakah ini darinya, Kal?" tanya Adrian.

"Iya, tentu saja." jawab Haykal yang mengerti siapa yang dimaksud Faisal.

"Begitu Indah. Sampaikan terimakasih dan salamku untuknya." tatapnya sekali lagi pada gambaran itu sambil tersenyum.

"Lehh, kok gitu? Aku pikir kamu nanti yang bilang langsung ke dia(?) Padahal dia juga ngarepin buat ketemu kamu." Haykal cemas.

"Nggak."

"Kamu serius Sal nggak mau nemuin dia? Ini udah beberapa kalinya lo, kamu ulang tahun dia kasih kado, kamu juara ini itu di kasih hadiah, dan sekarang kamu ngga ada event apa-apa buat dirayain dia malah kasih kamu gambar ini. Tapi kamunya malah ngga mau ngrespon jawaban untuknya langsung. Ya ampun parah... Parah... Serius parah."

"Bukan gitu Kal, tapi aku ngga biasa. Jadi nggak bisa, bukannya nggak mau. "

"Sekarangkan waktunya kamu biasakan Sal, lambat laun gitu. Kayaknya cuma kamu deh yang berani nolak Jihan, haha."Terkekeh Haykal menertawakan sahabatnya itu.

"Terserah deh Kal, pokoknya sampaikan terimakasih, salam, dan maafku ke Jihan ya. " Ada raut penyesalan pada diri Faisal, tapi Faisal yakin dengan pilihannya. Pilihannya untuk tidak menemui Jihan.

Jihan begitu terpesona dengan Faisal, hanya Faisal pria yang tidak sekali pun membalas tatapan Jihan, hanya Faisal pula yang berani membalas ucapan Jihan dengan beberapa kata saja. Hanya Faisal! Awalnya Jihan hanya iseng untuk mendekati Faisal, "Apa bisa aku mendapatkan hati Faisal? " Jihan yakin tidak ada pria yang berani menolaknya. Pria-pria papan atas di sekolahnya pun sudah disikat habis untuk ditolak. Tapi, Faisal juga bagian dari pria-pria itu. Anehnya saja, kenapa Jihan merasa aneh dengan Faisal ini. Atau Faisal gay? Ah tidak mungkin.

"Maaf Han, lagi-lagi Faisal menolak."

"Ya sudah Kal, mau gimana lagi. Thanks ya." Terdengar lesu.

Malam-malam Jihan kini hanya bertemankan buku dan penanya, ia menjadi sering sekali menulis. Awalnya hanya di buku diary, tapi lambat laun ia ingin belajar menulis puisi, sajak, bahkan cerita. Rasanya kisah tragis bersama Faisal dan juga penolakan halusnya itu akan bagus jika dibuat sebuah karya.

Setelah jihan menulis, ia terpikirkan oleh Faisal. Laki-laki itu tampan, pintar, rajin, sopan, berbudi pekerti, bintang kelas, dan tak kalah dia adalah saingan Jihan sendiri menjadi primadona di sekolah maupun di kotanya. Benar. Laki-laki itu juga sama halnya seperti Jihan, dia juga sering menyabet piala dalam kejuraan lomba pidato, cerdas cermat, dan siswa teladan di kotanya. Dia juga mendapatkan penghargaan menjadi duta bahasa tahun kemarin. Mana ada perempuan yang tak mau laki-laki seperti dia? Jihan jadi berpikir dan ingin tahu sekali apa Faisal pernah pacaran? Yang mana sih mantannya?


A[wait]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang