Heart

26 17 6
                                    

"Mantan Faisal siapa sih Kal?" Tanya Jihan saat Haykal buru-buru meloncat pagar.

"Hah? Maksudnya gimana?"

"Mantannya Faisal siapa? Ihhh." Aigoo... Ini adalah senjata ampuh Jihan, Haykal yang sudah berada di atas pagar pun segera meloncat kembali di samping Jihan.

"Nanya apa tadi? Mantan? Mantannya Faisal? Hahaha." Membludak tawa Haykal semakin membuat Jihan kesal, dan semakin takut dengan kekhawatirannya.

"Malah ketawa kamu ini! Siapa? Ada atau engga!"

"Kamu itu nanya mantannya yang mana? Kelas IPS atau IPA? Banyak kali mantannya Faisal itu."

"Apaa?? Banyak?" Jihan tersontak kaget.

"Iya, tapi itu dulu."

"Coba sebutin yang kamu tau."

"Acak aja ya, yang ku tau hanya Risma, Shafa, Dewi, Mira, Dhea-"

"Eitt, cukup. Duh, itu banyak banget."

"Kenapa?" tanya Haykal mengerutkan dahinya.

"Faisal terakhir pacaran kapan?"

"Hmm, kalo ngga salah sih kelas 3 SMP." ucap Haykal.

"Oh jadi gitu."

"Ngga kok, aku boong. Faisal ngga pernah pacaran."

"Lah terus cewek-cewek yang kamu sebutin tadi?"

"Merekanya aja yang keganjenen ama Faisal, Faisalnya sih B aja."

"Jadi sampe sekarang Faisal itu belum pernah pacaran?"

"Ciee kepo. Haha." Tak hentinya Haykal tertawa, sambil cekikikan ia langsung melompat pagar kembali. Kebiasaan para siswa kalau setiap hari sabtu ya begini, bagi mereka yang tidak ikut ekstrakurikuler, kabur adalah pilihan terbaiknya. Aha! Apa Faisal pun juga ikut kabur?

Jihan segera membalikkan badannya, dan hari ini lagi-lagi menjadi hari terpenasaran untuk Jihan.

"Sal, aku ingin bertanya sesuatu sekarang, boleh?"Terdengar suara berbunyi dari handphone Faisal. Faisal menoleh sesaat dan membukanya. Terlihat satu pesan dari Jihan di hari ini dan puluhan pesan Jihan yang berserakan di hari-hari yang lalu, tak ada satupun pesan yang dibalas Faisal. Kecuali ucapan terimakasihnya ketika Jihan memberi kabar kalau sahabatnya kecelakaan. Kadang mereka selalu bertengkar dan Faisal yang selalu menang, bukan dalam perkelahian tapi dalam ucapan yang menusuk. Yang bisa merusak nalar dan logika Haykal. "Faisal, lelaki macam apa kamu ini? Filtermu begitu hebat, tak ada kebiasaan buruk dari barat yang melekat padamu."

Faisal tidak ikut kabur dengan Haykal, jangankan kabur. Di hari Sabtu pun pastilah dia pulang larut malam. Jiwa sosial Faisal sangat baik, ia adalah ketua paskibraka dan ketua sekretaris OSIS di sekolahnya.
Dan yang paling penting, ia menjadi duta kemakmuran di sekolahnya setelah duta bahasa tingkat provinsi ia raih. Entah siapa yang menyematkan penghargaan ini pada Faisal. Hanya saja ini pasti dikarenakan Faisal selalu tahu siapa dari teman-temannya yang sedang mengalami kesulitan, baik dalam hal materi ataupun kehidupan pribadinya. Selain itu, gaya berbicara dan tutur katanya yang baik, sopan, dan ramah mampu membuat dia dijadikan pembawa acara pada event apapun disekolahnya, dan mampu membuat dia selalu memenangkan lomba pidato ataupun debat. Tentunya dengan bertanggung jawab, konsekuen, dan dapat dipercaya membuat dirinya mampu mendapatkan hasil yang memuaskan dan disegani banyak orang.

Tentunya juga Jihan tahu aktivitas Faisal ini, makanya Jihan selalu merasa bahwa pesan yang tak dibalasnya itu adalah karena kesibukannya. Atau ini hanya alasannya untuk sekedar menghibur dirinya sendiri?

Lama Jihan menatap layar yang berhiaskan wajah tampan seseorang, tak ada juga pesan yang masuk darinya. Kecuali puluhan pesan dari pria-pria lain. Pria-pria lain yang nasibnya sama seperti Jihan, menyapa seseorang dan sedang menunggu balasannya. Jihan teringat tulisan Faisal disalah satu status media sosialnya.

' Ketika kamu mencari yang sempurna, kamu akan kehilangan yang terbaik. Jadi hargailah seseorang yang ada didekatmu dan ingin menjadi baik untukmu. Jangan terus mengejar seseorang yang sempurna dan akhirnya mustahil untuk kamu dapatkan. Karena itu jangan menyia-nyiakan mereka yang berusaha baik untukmu, atau kau akan menyesal di kemudian hari. Ingatlah, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Dan suatu hari nanti kau akan menyadari apa yang diberikan-Nya adalah yang terbaik untukmu.'

Terhenyak sejenak Jihan berpikir "Apakah aku harus mencoba untuk melihat pria lain yang berusaha menjadi baik untukku?"

A[wait]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang