Epilog

43 11 5
                                    

"Ada surat dari Faisal Han, ini ambil."

"Dari Faisal? Serius Kal?" Jihan begitu bahagia malam ini, di hari kepulangannya menuju Jakarta.  Pun Faisal begitu bahagianya dengan pertunjukan yang disuguhkan seseorang dua hari yang lalu. Begitu Indah, begitu menghilangkan segala keraguan selama ini.

"Kamu cantik dengan hijab itu Han,  cantik sekali."

"Ahh... Makasih Kal,  hehe.  Insyaallah aku akan selalu istiqamah."

"Alhamdulillah syukurlah,  kamu tahu? Faisal begitu bahagia melihatmu yang sekarang." senyum Jihan menghiasi malam yang tak berbintang,  bintang-bintang itu sudah lebih dulu diambil oleh mata pemilik harapan.

'Untuk Adiba Jihan Zahira, maafkan aku yang hanya bisa seperti ini. Menyatakan perasaanku hanya pada secarik kertas. Semoga kamu bisa mengerti dengan apa yang kutulis ini. Memang surat yang kutulis berbeda dengan surat Cinta yang lainnya. Aku tidak ingin merayumu lebih jauh lagi. Izinkan aku menyampaikan satu hal malam ini. Tentang kesungguhan dan keyakinanku. Ketika aku merindukanmu, aku takkan berusaha menemuimu,  tapi doa adalah jalan terbaik untukku. Jangan sampai cinta ini melebihi cinta kita kepada-Nya. Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Aku masih ingin memikirkan hal  yang lebih bisa memantaskan diri ini,  aku juga masih ingin membaikkan hati ini. Untukmu dan untuk-Nya . Karena suatu waktu kita bisa kembali jika tuhan menakdirkan pertemuan. Dan aku harap kau pun juga. Biarkanlah hari-hari kita jalani masing-masing.  Jika Allah menakdirkan kamulah takdirku, tak kan ada yang menghalangi sekalipun halangan terbesar. Tolong tunggulah aku sampai waktunya tiba. Insyaallah, istiqomah dan kesabaran akan selalu menjaga kita dalam heningnya Cinta. Menakdirkan harapan kita yang terpatri dalam doa untuk sehidup sesurga dalam ridho-Nya. Amiin.'

Tak tahan air mata Jihan menetes,  apa yang ditunggunya hari ini telah datang. Jihan akan selalu siap untuk menunggunya.  Jihan berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga hatinya agar selalu tetap untuknya.  Sampai hari itu tiba.

Hari-hari yang dilewati Jihan kini sangat berbeda.  Tidak ada pesan masuk dari pria mana pun selain teman kampusnya yang menanyakan tugas.  Atau mengajak Jihan pergi mencari tempat pencerahan, tausiyah, begitu lah orang bilang. Semua tersusun rapi tanpa cela. Bulan demi bulan berlalu,  tahun demi tahun terlewati.  Jihan tetap teguh dengan janjinya. Seseorang yang di sana pun tentunya begitu.

Hingga akhirnya hari yang merupakan jawaban untuk mereka pun telah datang.  Faisal telah menyelesaikan Studinya di Jakarta dan bekerja di sebuah perusahaan asing.  Begitu pun juga Jihan telah menyelesaikan studinya di Yogyakarta dan bekerja sebagai seorang seniman yang cukup terkenal. "Ini waktu aku untuk menepati janjiku." hati Faisal begitu membuncah bahagia.  Ia sudah tidak sabar untuk segera datang dan mengutarakan keinginannya. "Sudah hampir 6 tahun tidak bertemu,  masihkah ia menungguku?"

'Saling merindukan di dalam doa,  dan saling menjaga dalam heningnya Cinta. Adalah caraku tuk menunggumu. Kita buat cara mencintai yang berbeda dengan mereka yang keliru atas nama Cinta. Menunggumu adalah suatu kebahagiaan tersendiri untuk diriku. Karena kesabaran,  kekuatan,  dan kesungguhan hati adalah pelajaran terbaik yang kudapat dari menunggu. Penuh kesabaran akan aku yang mengetahui kesungguhanmu. Tidak usah takut jika waktu yang kita tunggu terlalu lama. Perpisahan ini hanyalah sementara, kita akan bertemu kembali di saat waktu yang tepat jika Tuhan menakdirkan pertemuan. Namun cepat bukan berarti tepat.  Sewajarnyalah.  Maukah kau menungguku?'

***

Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Gimana ceritanya? Ngga sampe setelah nikah kan?wkwk. Hmm,btw, terus terang buat surat cinta  itu susah dan ngga segampang yang kalian pikirkan. Tapi, kali ini aku buatnya itu bener-bener pake perasaan dan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Eakk. Ngga kok, ini ceritanya ngga buat ngode seseorang. Tapi kalo merasa juga ngga apasih. *eh ups:v. Ya aku buat ini ngga seromantis kayak yang lain bcs cerita ini speial edisi bulan ramadhan. Udah dulu ya, sekian dariku. Semoga  vote dan commentnya dari kalian menjadi berkah di akhir bulan ramadhan, jangan lupa juga kritik, saran, dan masukannya. Semoga cerita ini lebih baik dan lebih menarik dari cerita sebelumnya. Dan terimakasih banyak sudah baca ceritaku sampe selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A[wait]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang