GAPAPA KOQ BUNDA

926 144 80
                                    


PANGGILAN

CATATAN ENAM

Gyu baru saja dapat panggilan telepon dari pihak sekolah yang mengabarkan bahwa Donghyun telah mengerjai guru baru dengan cara menaruh jebakan kecoa di dalam laci. Lewat percakapan tersebut, Gyu akhirnya tahu bahwa anaknya sangat bandel dan jahil. Donghyun terancam akan diskors jika terus membuat kejahilan. Setelah mendengar lengkap kejadiannya, Gyu menghampiri anaknya tanpa memberitahu Woohyun terlebih dahulu.

.....

.........

"Habisnya aku bosan." Donghyun membela diri.

"Tadi mimi dengar katanya guru baru sampai menangis. Kenapa kau tega berbuat seperti itu?"

"Ya, mau bagaimana lagi..."

"Ini teguran pertama dan terakhir." Balas Gyu. "Kalau kau tetap ngotot bersikap jahil seperti itu, jangan pernah panggil aku 'mimi' karena mimi tidak pernah punya anak bandel."

Ucapan Gyu cukup menusuk sampai Donghyun tak berani lagi melawan, anak itu membisu dan masuk ke kamar setelah dimarahi.

Setelah dipikir-pikir, Gyu merasa ucapannya terlalu kejam, kasihan... Donghyun pasti sedih. Malam harinya setelah Woohyun tertidur, Gyu masuk ke kamar Donghyun dan melihat anaknya sudah tidur lelap, tak sengaja ia melihat beberapa lembar kertas di atas meja.

Lembaran kertas itu adalah hasil ulangannya Donghyun yang rata-rata dapat nilai 100, 99, 98. Meskipun Donghyun memang 'agak rada' tapi sebenarnya dia sangat jenius seperti miminya.

'Sebaiknya besok pagi saja aku minta maaf', begitu pikir Gyu.

..

....

......

SKIP

Esok harinya pagi-pagi Gyu kembali lagi ke kamar Donghyun, anak itu sedang membereskan kasur.

"Woogyu, yang kemarin itu... maaf ya." Kata Gyu pelan.

"Iya gapapa koq bunda." Balas Donghyun.

"Lho koq bunda!?"

"Kan kemarin bilang sendiri katanya 'Jangan panggil aku mimi lagi'. Semalaman aku galau, galau harus panggil apa. Maunya sih panggil mamah tapi kesannya canggung, jadi kupanggil bunda saja."

Gyu menepuk bahu Donghyun seraya mengatakan, "Lupakan kejadian kemarin."

"Oke siap mimi!" Donghyun otomatis melupakan apa yang terjadi kemarin saat dirinya dimarahi, itu artinya dia bisa memanggil lagi Gyu dengan sebutan 'mimi'. Tapi anak ini memang menyebalkan, dimarahi bukannya sadar, malah galau gara-gara nama panggilan.

Siang harinya Gyu minta Donghyun supaya membereskan semua mainan di rumah supaya rapi, dengan sigap bocah yang mewarisi mata sipitnya Gyu itu pun langsung membereskan seisi rumah.

Hanya saja, ada sedikit insiden-

Malam harinya saat Woogyu couple sedang melaksanakan kegiatan suami-istri saat maljum, dan ada dipertengahan adegan, Woohyun mau mencoba 'mainan' barunya yang dibeli di olshop.

Tapi apa yang terjadi!?

Ternyata semua mainan (termasuk s*x toy) sudah dirapikan Donghyun dan lebih parahnya lagi yaitu mainan tersebut disumbangkan ke rumah yatim piatu.

Salahnya Woohyun sendiri sih yang teledor menaruh 'mainan' di lemari ruang tamu, ia kelupaan menaruh di kamar saking sibuknya menelepon rekan kantor.

Gyu yang sudah terlanjur malas menunggu akhirnya ketiduran dan Woohyun pun tak dapat jatah. Malam itu juga Woohyun langsung menceramahi anaknya.

"Paket mainannya sudah kau kirim ke panti asuhan!?"

"Mungkin besok lusa baru sampai."

"Ah! Kau ini benar-benar deh, besok aku harus ke kantor pos mengambil lagi barangnya."

"Mainan macam apa itu? tidak seru."

"Nanti kau mengerti kalau kau sudah dewasa."

"Didi kekanakan sih, sudah dewasa tapi masih main begituan, kan kasihan mimi."

Ayah dan anak ini terus-terusan cekcok, Woohyun agak kesal juga karena Donghyun sama sekali tidak mau kalah kalau sudah berdebat.

"Donghyun! Hentikan! Kau mulai membuat didi marah."

"Didi yang salah."

"Sekali kali lagi bicara, jangan panggil aku 'didi' karena didi tidak punya anak yang bandel!"

".........Oke beb."

Detik itu pun Donghyun spontan dijitak didinya,

"Jangan panggil aku 'Beb' ! memangnya aku ini pacarmu!?" Woohyun tak hanya menjitak Donghyun, tapi juga mencubit keras pipi anaknya.

"Aduduh sakit! Kan didi sendiri yang bilang katanya 'jangan panggil aku didi', soalnya mimi sering panggil didi pakai embel-embel 'beb'!"

"Yasudah panggil didi lagi saja!" Woohyun kehabisan ide setiap kali debat dengan anaknya yang jenius itu.

"Oke siap didi!" Donghyun kembali ceria.

Pada akhirnya si kecil Woogyu aka Donghyun memang lebih cocok memanggil orangtuanya dengan sebutan mimi dan didi, ketimbang bunda dan beb.

Sebelum kembali lagi ke kamarnya, Donghyun memberitahu didinya hal penting.

"Apa lagi?" tanya Woohyun.

"Hanya mau memberitahu. Jika mimi memanggil didi dengan sebutan 'say', didi harus curiga."

"Curiga kenapa? 'Say' itu kan singkatan dari 'Sayang' "

"Jika ada yang memanggil dengan sebutan Say, jangan dulu langsung ge-er disangka sayang. Say juga singkatan dari Sayton alias Syaiton alias Setan."

Ucapan Donghyun ada benarnya, Woohyun mulai paranoid. Gyu kadang-kadang memanggil Woohyun dengan sebutan 'Say'.

Gara-gara Donghyun, Woohyun jadi kepikiran...

'Sebaiknya besok aku tanya Gyu. Dia memanggilku dengan sebutan Say. Say itu maksudnya Sayang atau Sayton'????

Diary of WOOGYU FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang