BELIIN MAKANAN

855 132 26
                                    

MAKANAN

CATATAN TIGA BELAS

Hari ini Woohyun lembur, dia pulang kira-kira jam delapan malam nanti, di rumah sekarang hanya ada Gyu dan Donghyun. Mimi dan anaknya itu sedang sibuk di kamar masing-masing. Gyu sibuk stalking instagram suaminya, sementara Donghyun sibuk main game online.

Tak ada hujan tak ada angin, Gyu tiba-tiba ingin makan yang manis-manis, fenomena inilah yang dinamakan ngidam (Atau memang lagi kebetulan aja pengen ngemil). Belanja keluar lumayan jauh, ponsel Gyu juga sedang dicharge, ia pun pergi ke kamar Donghyun.

.....

.........

..............

"De-"

"Apa mi?" Donghyun tetap fokus menatap layar monitor.

"Sini bentar, mimi mau ngomong."

"Tanggung mi, lagi maen game online"

"Pausin dulu gamenya."

"Mana bisa diPause!? Ini game online mi-"

"Ntar mimi banting monitornya."

"Oke, tunggu." Donghyun kapok karena dulu miminya itu serius pernah membanting laptop gara-gara kesal. Ia keluar dari game, lalu berbalik melihat miminya. "Ada apa?"

"Tolong bilang ke didi, mimi titip Milkshake."

"Apa?"

"Milkshake. Milk-Shake. Rasa strawberry, hape mimi mati."

"Ah, baiklah."

"Jangan lupa ya."

"Iya."

Segera setelah Gyu keluar dari ruangan, Donghyun mengambil ponselnya. Pulsa Donghyun ternyata tak cukup untuk menelepon, ia pun memilih alternatif lain yaitu: SMS.

'Milk apa ya tadi? Oh iyaa...'

SMS pun diketik.

PENGIRIM: DONGHYUN

KEPADA: DIDI

ISI SMS.

Didi, mimi mau Milk Sex Stroberi, ditunggu.

Sepertinya ada sedikit salah paham disini-

Gyu titip 'Milkshake rasa strawberry', tapi Donghyun entah sedang tidak fokus atau agak budeg, ia justru mendengar 'Milksex rasa strawberry'

Gara-gara kesalahan ini, Woohyun jadi bahagia tak tertolong.

"Gyu.....?" Woohyun menatap layar ponselnya. "Astaga, ternyata dia mau itu. Tapi kenapa harus cerita ke Donghyun segala? Ah, yang penting harus CEPAT PULANG, DIA MENUNGGU!"

Tapi sebelum itu!!! Woohyun pergi makan ramen dulu deh di restoran depan, lumayan dapat traktiran.

((Skip))

Sesampainya di rumah.

Gyu tiduran santai di sofa sambil baca majalah, sementara Donghyun sedang cuci piring (itu juga dipaksa). Bisa dibayangkan betapa bahagianya Gyu saat ia melihat Woohyun pulang, suaminya itu pasti bawa minuman segar yang ia pesan.

"Mana?" Pinta Gyu, ia tersenyum lebar.

"Jangan disini dong, di kamar yuk."

"Malas, sudah disini aja."

"Masa kamu mau dilihat Donghyun!? Malu dong." Balas Woohyun.

Sumpah, obrolan mereka sama sekali 'Gak nyambung'

Dalam otak Gyu: *Minuman es MilkShake rasa strawberry, pasti segar*

Dalam otak Woohyun: *Milk Sex rasa strawberry, pasti nikmat*

--
Dalam otak Donghyun: "Piringnya banyak amat sih!?"

"Tumben kauu minta duluan." Woohyun senyum-senyum sendiri.

"Biasanya juga kan memang sering minta." Gyu ingat bahwa dirinya sering minta dibawakan makanan.

"Aku lho yang biasanya menawarimu duluan."

"Terserah deh, mana?"

"Sekarang?"

"IYA!" Gyu sudah kesal duluan. Ia semakin heran saat Woohyun tiba-tiba buka baju, detik itu juga Gyu melempar bantal ke wajah suaminya itu. "Cuma mau minum saja koq repot sih harus buka baju segala!?"

"Es!?"

Kesalahpahaman ini akhirnya bisa diselesaikan setelah Woohyun menunjukan isi pesan yang didapat dari Donghyun.

"Pantas saja." Woohyun kecewa. "Milkshake toh. Typo ini membunuhku."

Nasi sudah jadi bubur, Gyu sabar saja, dia tidak mengomeli anaknya habis-habisan. Sebelum kembali ke kamar masing-masing, Donghyun menghampiri mimididinya sambil membawakan ramen.

"Ini untuk mimi dan didi." Donghyun meletakan dua piring ramen di meja depan sofa.

"Bukannya tadi kamu cuci piring?" tanya Gyu.

"Iya, kerja double mi. Ramen asli buatanku. Oh ya, aku mau cerita sesuatu."

"Cerita apa?" Woohyun mencicipi ramen buatan anaknya.

"Kalian tahu ramen 'Seoulsky' yang ada di dekat kantor didi?"

"Tahu, tadi didi beli ramen disana."

"Pokoknya hati-hati makan disana."

"Kenapa?" Gyu mulai khawatir. Apa ada sesuatu disana?

"Restoran Seoulsky adalah restoran yang cukup terkenal dengan segala macan menu enak dan tempat itu ramai dibanjiri pengunjung. Ramen terbagi menjadi beberapa rasa dengan bumbu kental dan disukai banyak orang. Awalnya restoran ini sempat mengalami masalah karena tempat sewa yang begitu tinggi. Pemilik restoran tetap menjalankan usahanya dan membeli banyak bahan-bahan sebagai stok, termasuk tumpukan daging segar."

Woohyun panas dingin, dia penasaran kenapa hari hati-hati di restoran ini, apa daging yang ada disana jangan-jangan adalah daging....

"Harganya juga terbilang murah." Donghyun melanjutkan ceritanya.

Woohyun semakin menduga-duga, harga di restoran sana memang murah, apa mungkin....

"Sebenarnya ada apa disana?" Gyu juga ikut khawatir karena beberapa kali mencicipi ramen Seoulsky yang dibawakan Woohyun.

"Aku serius, mimi dan didi harus hati-hati, aku menceritakan ini hanya pada kalian berdua saja."

"Apa yang terjadi di restoran ramen itu?" Woohyun tak sabar mendengar penjelasan selanjutnya. "Apa jangan-jangan makanannya berbahaya? Beracun?"

"Tidak koq." Donghyun menjawab cepat. "Makanannya enak, harganya murah, bahannya juga aman."

"Lalu kenapa tadi kau bilang kami harus hati-hati?" Gyu mengulang lagi pertanyaannya.

"Oh itu... kemarin aku makan disana, lalu tak sengaja kejedot tembok. Aku cuma mau bilang 'hati-hati awas kejedot tembok' "

Woohyun dan Gyu saling tatap, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Siap?" tanya Gyu.

"Oke siap." Woohyun mengangkat lengannya.

Gyu mencubit kencang pipi kanan Donghyun, sementara Woohyun mencubit kencang pipi kiri Donghyun.

"AHHH!!!!!! SAKIT MI DI! AMPUN!!!"


Pesan moral dari fanfic ini

*Jika sedang makan di restoran, hati-hati kejedot tembok

Diary of WOOGYU FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang