Oleh: DzurrotinQurrotaAyun
Ide cerita: 2"Bun," teriakku dari arah garasi rumah sambil menali satu per satu sepatu yang tengah ku pakai.
"Ada apa sih?" seru Bunda di belakangku sambil membawakanku wadah bekal.
"Ini dia barangnya, udah ya Bun, Cece berangkat dulu." Aku pun langsung pergi ke halte sambil menenteng wadah bekalku.
Dengan wajah masam Cece menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang. Dia selalu mondar-mandir ke kanan dan ke kiri sebab dia hanya takut terlambat.
"Wah, gak ada pilihan lain nih, gue harus nebeng orang!" cicit Cece sambil mulai mencari-cari tumpangan.
Cece berdiri di tengah jalan sambil merentangkan kedua tangannya. "Eits, stop!" ujar Cece.
"Woy, siapa lo ngalangin jalan gue?" tanya orang yang dicegat Cece."Eh, kakak masa ndak ngenalin saya?" akuh Cece sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Siapa lo? Gue gak kenal, udah deh awas minggir!" suruh laki-laki tersebut.
"Kak, Kakak kan udah kenal saya lama, kakak mau dong nolongin saya ke sekolah?" pinta Cece sambil bersedekap tangan.
Setelah lama Cece membujuk laki-laki tersebut akhirnya laki-laki tersebut bersedia menyetujui permintaan Cece untuk mengantarnya ke sekolah.
Cece sangat bersyukur mendapatkan tumpangan. Dan juga senang ternyata laki-laki tersebut adalah cowok ganteng.
Buju buneng senengnya dapat tumpangan dan di bonceng cowok ganteng lagi. Batin Cece.
Setelah beberapa menit berkutat di jalan, Cece akhirnya sampai di depan sekolahnya. Di sana dia menemukan temannya tengah berkumpul di depan gerbang sekolah.
"Kak udah turun di sini aja!" suruh Cece sambil menepuk punggung laki-laki tersebut.
"Ye, siapa juga yang mau nganter lo sampai depan sekolah. Udah turun!" serunya dingin.
Sabar, Ce. Untung ganteng kalau nggak udah gue geprek lo. Batin Cece.
Setelah mengucapkan terima kasih, Cece langsung menghambur ke teman-temannya. Cece langsung menceritakan kejadian saat dia menghentikan sepeda laki-laki ganteng.
"Sumpah lo, Ce?" tanya Dina yang tak lain adalah teman Cece.
"Iya, Din. Lo gak liat tadi gue turun di sana,"
"Gak ah, perasaan tadi lo turun dari angkot."
"Mana ada? Gue tadi turun dari sepeda motor cogan," seru Cece bersemangat.
"Iya dah, terserah. Btw nanti pulang sekolah ikut gue ke toko buku ya!"
Cece menyetujui ajakan dari Dina, mereka berdua akan pergi ke toko buku pulang sekolah nanti.
Sesampainya di toko buku, Dina yang tengah asik memilih buku tak menghiraukan Cece yang tengah dilanda kebosanan.
"Din, gue ke luar dulu ya, mau cari angin." seru Cece seraya berjalan meninggalkan Dina.
"Wow, itu kan kakak cogan yang tadi pagi?"
Dengan semangat Cece berjalan ke arah laki-laki tersebut tanpa melihat ke kanan maupun kiri, dia langsung saja menyeberang, bersamaan dengan itu mobil melaju dengan kencang dari arah kiri.
"Cece awasss!" jerit Dina yang sudah berada di beranda toko buku.
"Aaaaaaa," seru Cece.
Dina langsung berjalan ke arah Cece yang sudah duduk di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyakit Mental
Short StorySetiap manusia punya penyakit mental tetapi dengan kadar keparahan yang berbeda. Jadi hal itu tidak membuat saling mengejek.-Its Okay That Love Copyright 2017 ©PlanetPenulisJinggaIndonesia