Oleh: syuhaarfah
Ide cerita: 1Seorang manusia sedang tidur di dalam kamarnya. Manusia itu adalah pria muda berumur 23 tahun. Wajahnya gelisah dengan mata tertutup. Otaknya seperti sedang bermimpikan sesuatu yang menyeramkan. Kring - kring, kring - kring, tanda alarm berbunyi. Ia lalu mematikan alarmnya dan terduduk di samping kasur.
Baginya, alarm yang Ia gunakan selama ini adalah penyelamat satu - satunya dari mimpi terkutuk. Kutukan pria itu bermula ketika malam yang pekat menyergapnya bersamaan dengan sepasang mata milik perempuan renta yang tak pernah Ia kenal.
(Satu bulan yang lalu...
Bruk brak, terjadi suatu tabrakan mobil di jalan yang sepi. Pengemudi itu terkejut melihat apa yang ditabraknya. Seorang perempuan renta tiba - tiba muncul entah dari arah mana.
Pria itu bergidig, tubuhnya nyeri mengetahui bahwa Ia telah menabrak seekor kambing bermata empat.
"Kambing ini adalah kambing keramat. Kau harus bertanggung jawab."
Tangan perempuan renta itu terangkat. Ia menunjuk ke arah orang yang sudah menabrak kambingnya. Mulut perempuan renta itu komat - kamit tanpa suara. Sorot matanya tajam penuh amarah. Seketika angin bertiup kencang. Batang pepohonan sekitar berayun - ayun saling menabrak satu sama lain. Debu jalan dan daun kering terhempas tak beraturan mengikuti angin. Hujan deras pun turun menabrak mereka.)
Waktu kemudian menunjukan pukul 00.00 malam. Di dalam ruangan staf administrasi yang terdiri dari 8 pasang meja dan kursi, tepat di bagian belakang pojok kiri tampak seorang pria masih sibuk fokus pada komputernya. Sesampainya di rumah, pria itu langsung melompat ke tempat tidur tanpa ganti baju terlebih dahulu. Ia sudah terlanjut lelah.
Terdengar bunyi detikan jam di dalam ruangan tempat pria itu terlelap lelah. Tik tok tik tok tik, di akhir detikan tepat jam dua malam, alarm itu berhenti berfungsi. Sudah saatnya mimpi buruk yang selalu menghantuinya tiap hari beraksi. Pria itu lagi - lagi terbangun di tengah hutan yang sama seperti mimpi sebelumnya. Ia kembali dilanda ketakutan.
Suara binatang malam turut menemani ketakutannya. Di sana, tak ada satupun yang bisa menolongnya kabur dari makhluk tersebut. Makhluk menyeramkan itu memiliki tinggi tiga meter, berfisik manusia namun berkaki kambing, jari tangannya berkuku panjang. Wajahnya seperti kambing bertanduk rusa, bergigi besar dan taring hingga terlihat sangat jelas ketika makhluk itu tersenyum. Sorot matanya pun besar dan tajam dipenuhi rasa lapar ingin memangsa tumbalnya.
Pria itu terus melanjutkan perjalanannya tanpa henti, melihat sekeliling yang gelap dengan rasa cemas yang membabi buta. Ia tak kenal lelah karena tahu bahwa sedang memainkan drama berkelanjutan melalui mimpinya itu. Ia juga tahu aturan permainan bertukar nyawa bersama makhluk jahat itu.
"Dua hari bersamaku di sini, kau mati." Begitulah bunyi aturannya.
Waktu nyata telah berganti hari dan malam kedua. Pria itu tak menyadari bahwa waktu permainan sudah berlangsung 1 hari, 23 jam, 50 menit. Pria itu tak pernah berhenti menggerakan kedua kakinya hingga sampailah Ia di sebuah goa yang gelap namun tak berpenghuni. Ia pun memutuskan untuk menetap di goa itu sampai penyelamatnya datang membangunkannya. Tapi apa yang didapat?
"Sudah waktunya permainan berakhir." Makhluk itu menggeram dengan suara kasarnya yang buas.
Bruk, seketika Ia dikagetkan dengan bunyi tubrukan keras dari belakang. Matanya terbelalak melihat bayangan yang muncul di hadapannya. Jantungnya berdegup kencang, ketakutannya menjadi - jadi.
Pria itu berbalik pelan, kepalanya mendongak ke atas. Air matanya terkumpul dan mengalir ke wajahnya. Tubuh pria itu gemetaran tak bisa berbuat apa - apa. Ia menangis. Makhluk buas itu tersenyum memperlihatkan gigi taring tajamnya. Dari mulut goa yang tersinar oleh cahaya bulan, dirinya mati sia - sia sebagai korban dari mimpi kejam berhaus kematian yang tak diketahui asal penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyakit Mental
Short StorySetiap manusia punya penyakit mental tetapi dengan kadar keparahan yang berbeda. Jadi hal itu tidak membuat saling mengejek.-Its Okay That Love Copyright 2017 ©PlanetPenulisJinggaIndonesia