Jam demi jam berlalu. Bel pulang sekolahpun telah berbunyi dari lima menit yang lalu.
"Cal aku ingin bicara denganmu." Vanya menghampiri Calvin yang sedang merapihkan alat tulisnya.
Calvin segera menghentikan aktifitasnya dan menatap Vanya.
"Bicara saja di sini. Toh sudah tidak orang selain kita."
Vanya duduk di depan bangku Calvin yang telah kosong.
"Mengapa kita harus membaca buku diary milik kak Clar di rumahmu?"
"Itu adalah tempat teraman."
"Tidak logis! Disini pun kita aman."
"Kau ini bodoh atau gimana sih? Memangnya kau tidak sadar kalau Caryle mengirimkan mata-mata selain dirimu?"
Vanya tercengang karena bisikan Calvin.
"Apa? Bagaimana kau tahu?"
"Kau saja yang terlalu fokus untuk menangkapku saat itu, karena itu kau tidak tahu bila ada mata-mata lain di kelas ini."
"Berarti mata-mata itu merupakan anggota kelas ini yang telah lama?" Calvin mengangguk.
'Tapi, mengapa kak Caryle mengirim mata-mata lagi?"
"Karena dia pembunuhnya."
"Maksudmu? Aku tidak mengerti."
Calvin menghela nafas sejenak. Ia mengedarkan pandangan ke kelas dan menatap Vanya kembali.
"Karena, Caryle takut sewaktu-waktu kau menemukan fakta bahwa dialah pembunuhnya. Oleh karena itu dia mengirimkan satu mata-mata lagi untuk mengawasimu."
"Kalau begitu, mengapa kak Caryle mengirim aku untuk menyelidiki dirimu? Dan mengapa ia tidak menyuruh mata-mata itu saja?"
"Karena kau adalah adiknya. Kau dikirim ke sini agar ia bisa melenyapkan bukti-bukti yang ada di rumahnya ataupun rumah orang tuanya."
"Tapi selama ini kan aku sekolah, jadi untuk apa ia menyuruhku?"
"Kau ini bagaimana sih, sudah pasti ia menyembunyikan bukti-bukti yang ia lenyapkan dari rumahnya dan rumah orang tuanya ke kantor yang ada di sekolahmu. Percayalah kalau ia sudah selesai menyembunyikan bukti itu, ia akan menyuruhmu berhenti."
"Kalau begitu mengapa kita tidak mencari bukti yang lebih kuat dari kantornya?"
"Untuk masuk ke sana kau pikir mudah? Kau memang muridnya, tapi saat ini statusmu adalah menyelidiki diriku, jadi tidak akan mudah juga untuk dirimu untuk masuk ke sana."
"Dia licik sekali."
"Itulah mengapa kita sulit mencari bukti-bukti itu. Dua bukti masih belum cukup. Secepatnya kita akan ke kantor Caryle entah bagaimana caranya. Nah sekarang kau sudah tahu alasannya bukan, mengapa harus membacanya dirumahku?" Vanya mengangguk.
Young_Detective
"Halo kak"
"Halo. Ada apa Van?"
"Aku ada tugas kelompok kak. Aku akan mengerjakannya di rumah Calvin. Jadi kemungkinan aku pulang malam."
"Ya baiklah. Hati-hati."
Vanya memutuskan sambungan telepon. Ia dan Calvin sedang berada di dalam mobil Vanya. Ia sengaja menelpon kakaknya agar Caryle tidak curiga. Bisa saja bukan mata-mata itu mengikuti Vanya ke rumah Calvin dan memberitahukannya ke Caryle? Jadi sebelum itu terjadi, ia menelpon untuk memberitahu bahwa ia akan ke rumah Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Detective [END]
FantasyKau suka menyelidiki seseorang? Atau kau pernah terpaksa menyelidikinya karena tugas yang diberikan oleh seseorang? Ia ada di pilihan ke dua. Ia terpaksa melakukannya. Menyelidiki orang itu. Manusia yang masih memakai seragam sekolah. Hei, dia buka...